BANTENRAYA.CO.ID – Imbas dari turunnya okupansi atau tingkat hunian hotel akibat efisisni anggaran, membuat sejumlah hotel di Banten obral harga kamar hotel.
Sejumlah hotel terpaksa memasang tarif harga rendah acuan dari dynamic rate bahkan turun hingga 40 persen dari harga normal.
Marketing Commucation Horison TC UPI Serang Mohamad Andriansyah mengatakan, tarif menginap selalu mengalami perubahan sesuai dengan tingkat hunian.
“Harga ini berlaku secara otomatis, menyesuaikan dengan okupansi hotel, dalam era efisiensi (anggaram) ini kami menyebutnya sensitif rate yang sifatnya dinamis,” kata Andri kepada Banten Raya, Kamis (8 Mei 2025).
Bulan Juni, Sebanyak 553 CPNS dan 3700 P3K Kota Serang Dilantik
Sebagai contoh, harga rata-rata kamar hotel Horison TC UPI Serang misalnya, dari harga normal Rp520 ribu per kamar sudah include dengan sarapan, turun hingga Rp380 ribu per malam.
“Kita juga bekerja sama dengan berbagai travel agent, jadi ketika melakukan pemesanan kamar di halaman seperti traveloka, tiket.com dan lain sebagainya, pernah menyentuh angka tersebut, rata-rata di harga Rp400 ribu,” imbuhnya.
Menurutnya, momentum tersebut juga bisa menjadi kesempatan bagi para pengunjung non government untuk menikmati layanan hotel dengan harga yang lebih terjangkau.
“Kita berikan pendekatan langsung kepada konsumen, misalnya dalam beberapa momentum libur panjang di bulan kemarin kita berikan harga diskon juga untuk tamu yang menginap long stay,” tuturnya.
Wakil Ketua DPRD Minta Jangan Ada Titipan Saat Rotasi Jabatan Pemkot Serang
Penerapan harga kamar juga dilakukan berdasarkan perencanaan atau forecast, hal ini dilakukan dalam kurun waktu tujuh hari sampai satu bulan kedepan.
“Kita memprediksi reservasi yang masuk, misalnya di 30 persen baru kita lakukan set up harga, forecat dilakukan 7 hari sampai 1 bulan, kalau booking untuk jauh hari memang biasanya lebih terjangkau,” jelas Andri.
Public Relations Hotel Swiss-Belinn Modern Cikande Hannidah Islahiyah menambahkan, pihaknya menerapkan skema serupa dimana ada 1-14 tingkatan penentuan rate harga, sesuai dengan okupansi pengunjung.
“Kalau di kita memang, secara okupansi masih diangka 60-70 persen, karena basic pengunjung itu adalah pebisnis, dan terbilang aman di era efisinesi ini,” cakapnya.
Adapun penentuan standar minimal perhitungan dari harga per kamar dilihat dari biaya yang dibutuhkan, misalnya untuk kebersihan hotel dan gaji karyawan, dipengaruhi juga oleh jumlah kamar dan fasilitas.
“Kalau kita hara basicnya sendiri itu Rp710 ribu, semakin banyak dan fasilitas hotel berbintang juga tinggi maka harga semakin mahal,” kata Hani.
Sebagai informasi, berdasarkan pantauan melalui beberapa travel agent, harga menginap di Swiss-bellin Modern Cikande saat ini menyentuh rate harga Rp580 ribu per kamar. Hal serupa juga terjadi di beberapa hotel lainnya di Banten. (raden)
