BANTENRAYA.CO.ID – PT Harapan Agri Sentosa yang menjadi salah satu Industri Kecil Menengah atau IKM binaan Dinas Perdagangan dan Perindustrian atau Disperindag Provinsi Banten melakukan ekspor perdana hasil produksinya berupa briket arang ke Arab Saudi.
Sebanyak 36 ton briket arang yang berasal dari batok kelapa, diekspor dan dilepas langsung oleh Penjabat atau Pj Gubernur Banten Al Muktabar di Alun-alun Pancaniti, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten, Kota Serang, pada Rabu, 25 Oktober 2023.
Direktur PT Harapan Agri Sentosa Badri Burlian mengatakan, ekspor briket arang perdana yang dilakukannya adalah untuk memenuhi permintaan pasar di Arab Saudi.
Badri menerangkan, berkat ketekunan yang dijalaninya, kini produk usaha miliknya berhasil menembus pasar internasional.
BACA JUGA:Merasa Dianaktirikan Pemerintah, Guru PAI Curhat ke Komisi I DPRD Provinsi Banten
Ia mengaku, saat ini tengah melakukan berbagai pemasaran untuk dapat masuk ke pasar Eropa dan Asia.
“Awal mula merintis di tahun 2013, pertamanya saya hanya tukang bakar arang. Mulai produksi dan buat PT di tahun 2018, saat itu kami hanya menjual arang untuk pasar lokal saja,” ungkap Badri kepada awak media.
“Menawarkan ke sejumlah restoran-restoran yang sekiranya butuh arang. Seiring waktu, kami coba-coba untuk produksi briket,” katanya lagi.
“Kami juga mengikuti berbagai macam pelatihan baik untuk produksi sampai pada pemasaran dan cara ekspor, alhamdulillah saat ini kami bisa lakukan ekspor perdana,” kata Badri kepada wartawan.
BACA JUGA:Rumah Berdaya Cilegon dan Pelindo Banten Kolaborasi Lakukan Penguatan UMKM
Badri mengungkapkan, awal mula dirinya bisa melakukan ekspor adalah saat mengikuti pemeran ekspor trade di ICE BSD Tangerang yang menjadi pintu pihaknya mendapatkan pembeli luar negeri.
Maka dari itu, pihaknya sangat berterima kasih atas pelatihan yang diberikan oleh Pemerintah, baik dari Provinsi maupun Kota.
Badri menerangkan, dari 36 ton briket yang diekpor, dirinya mendapatkan keuntungan sebanyak Rp 552 juta.
Ia juga mengatakan, pabriknya yang terletak di Kelurahan Cigoong, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, dalam sebulan mampu memroduksi hingga ratusan ton briket arang bernilai ratusan juta rupiah.
BACA JUGA:Pj Gubernur Banten Al Muktabar Sapa Pencari Kerja di Job Fair
“Dalam sehari itu kami bisa produksi sampe 4 ton, kira-kira kalau sebulan bisa (mampu produksi) sampai 150 ton,” paparnya.
“Alhamdulillah, dalam beberapa bulan kedepan kami juga akan kirim (briket) ke negara Uzbekistan. Kalau dengan Arab Saudi sudah kontrak selama enam bulan kedepan,” ungkapnya.
Badri menuturkan, kedepan pihaknya tidak hanya akan menyasar pasar lokal dan timur tengah, melainkan juga pasar-pasar lain seperti Eropa, Amerika, dan Asia.
Badri menjelaskan, kelebihan arang buatannya adalah tidak berbau dan berasap, serta penggunaannya juga lebih efisien.
BACA JUGA:Dibawah Pohon Situ Ciwaka Walantaka Jadi Spot Mancing Mania
Ia mengaku, kendala yang dihadapinya saat ini adalah jumlah ketersediaan bahan baku produk yang minim di Banten.
Sehingga, pihaknya harus membeli dari pulau Sumatera.
“Produk kami itu 85 persen bahan baku berasal dari Sumatera, sisanya dari Banten. Karena di Banten minim pengusaha kelapa dan juga kan sedang krisis kelapa karena banyak pohon kelapa ditebang dan diganti pohon lain. Jadi selama ini masih beli dari luar Banten,” terangnya.
Lebih lanjut Ia mengatakan, untuk kelapa dari Banten, pihaknya mengambil dari wilayah di Malingping, sisanya dari Sumatera dan Nusa Tenggara Timur atau NTT.
Ia berharap, agar pemerintah dan masyarakat bisa mengerti akan pentingnya regenerasi tumbuhan.
Terlebih, kata dia, kelapa adalah tumbuhan yang tak kenal musim.
“Karena di sini (Banten,-red) tak cukup untuk bahan baku produksi. Kayaknya orang banyak yang males untuk jadi petani kelapa,” pungkasnya.
Lebih jauh Badri mengatakan, pihaknya siap menerima arang batok kelapa dari perkebunan maupun industri untuk menjadi bahan baku produksinya.
BACA JUGA:Berkat Krakatau Steel, Kain Tenun Baduy Dipakai Presiden hingga Tembus Pasar Ekspor ke Amerika
Hanya saja, kualitasnya harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan olehnya.
“Boleh (kalau ada yang mau kirim batok kelapa), kami siap terima. Yang penting syaratnya harus sesuai dengan kualitas standar dari kita,” pungkasnya.
Acara pelepasan ekspor tersebut dilakukan langsung berama dengan Pj Gubernur Banten Al Muktabar, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Banten Babar Suharso, dan perwakilan dari Direktorat Jenderal Bea Cukai.
Saat ditemui usai acara, Pj Gubernur Banten Al Muktabar merangkan, Pemerintah Provinsi Banten selama ini terus mendorong pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM yang ada di Provinsi Banten agar dapat menembus ke pasar Nasional bahkan hingga Internasional.
BACA JUGA:Kota Serang Terancam Impor Beras dari Luar Daerah, Ini Gara-garanya
“Kita harap pak Badri ini bisa menjadi penyemangat dan contoh bagi para pelaku UMKM lainnya yang ada di Banten,” ucap Al.
Kita berpesan, agar tetap menjaga mutu produksi dan komitmen nilai kontraknya agar konsumen bisa terpuaskan,” kata Al Muktabar.
Dirinya juga mengatakan, dengan pengembangan UMKM juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berdampak pada penurunan angka tingkat pengangguran terbuka (TPT).
“Banten ini kan punya banyak keunggulan dari segi kewilayahan, kita terakses oleh jalan tol, pelabuhan, dan juga pada faktor penghubung skema dagang lainnya yang sudah tersedia dengan baik. Tinggal dimanfaatkan saja,” terangnya.
Sementara itu, dikesempatan yang sama, Kepala Disperindag Provinsi Banten Babar Suharso mengatakan, Banten adalah Provinsi yang sangatlah kaya dengan potensi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan menjadi barang bernilai jual.
Pihaknya mengaku, akan terus berkomitmen untuk membantu para pelaku UMKM di Banten baik dari sisi produksi hingga pada tahap pemasaran, agar dapat terus berkembang hingga menembus ke pasar Internasional.
“Dari sisi produksi, kita sering menggelar pelatihan-pelatihan industri kepada para pelaku UMKM, dan untuk mempermudah persyaratan ekspor, kita juga telah melakukan kerja sama dengan Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai untuk mendukung proses perizinannya,” jelas Babar.
Babar juga mengungkapkan, PT HAS adalah salah satu dari 30 IKM binaan Disperindag yang dilakukan sejak tahun 2021-2022.
Ia mengatakan, keberhasilan PT HAS dalam menjual produknya secara ekspor juga berkat hasil dari pameran atau trade expo yang sering diadakan oleh Pemprov Banten.
Sehingga, medapat mempertemukan dengan calon pembeli dan produsen.
“Awalnya hanya menjual di dalam negeri, kemudian kita berikan pelatihan untuk ekspor. Dan alhamdulillah saat ini dilakukan ekspor mandiri. Ekspor briket ini juga hasil dari trade expo, di mana kita pertemukan antara produsen dengan buyer yang langsung melakukan kontrak kerja sama,” ungkapnya.
Lebih lanjut Babar mengatakan, hingga akhir tahun 2023, akan ada total nilai ekspor hingga Rp 10 Milliar yang semuanya bwrasal dari 30 IKM binaan Disperindag Provinsi Banten. (mg-rafi)***