SERANG, BANTEN RAYA- Satpol PP Provinsi Banten mencatat kejadian kebakaran yang sering terjadi di Provinsi Banten didominasi disebabkan oleh adanya korsleting listrik. Sementara penyebab kebakaran terbanyak kedua berasal dari tabung gas.
Kepala Satpol PP Provinsi Banten Agus mengatakan, korsleting listrik yang menjadi penyebab terbanyak kebakaran di Provinsi Banten disebabkan oleh sejumlah hal. Salah satunya adalah kondisi kabel listrik yang tidak memadai sehingga menimbulkan percikan api dan menyebabkan kebakaran.
“Kebakaran di Banten masih didominasi korsleting listrik,” ujar Agus di sela pelaksanaan Banten Fire and Rescue Skill Competition 2022, di lapangan Setda Provinsi Banten, KP3B, Curug, Kota Serang, Senin (7/11/2022).
Untuk itu setiap rumah hendaknya secara berkala mengganti instalasi kabel listrik yang ada di rumah guna menghindari adanya korsleting listrik. Instalasi kabel listrik setidaknya harus diganti bila sudah berusia di atas 10 tahun.
Agar penanganan kebakaran di Provinsi Banten berjalan dengan maksimal maka dibutuhkan ketahanan fisik para personal pemadam kebakaran. Untuk itu digelarlah Banten Fire and Rescue Skill Competition 2022 yang diikuti oleh seluruh personel pemadam kebakaran di 8 kabupaten kota yang ada di Provinsi Banten.
Agus mengatakan, ketahanan fisik pemadam kebakaran penting dimiliki agar mereka dapat menjalankan tugas secara maksimal ketika memadamkan api. Bila tidak maka personel pemadam kebakaran bukan menolong korban malah akan butuh pertolongan dari masyarakat.
Analis Kebakaran Ahli Madya Dinas Damkar Kota Tangerang Selatan Ahmad Dohiri Adam mengungkapkan, di Kota Tangsel penyebab kebakaran paling banyak juga didominasi oleh korsleting listrik. Sementara di urutan kedua yang menjadi penyebab kebakaran adalah gas yang digunakan untuk memasak. Meski demikian, jumlah peristiwa kebakaran saat ini semakin menurun yang menunjukkan keberhasilan pencegahan dan sosialisasi kebakaran.
Adam mengungkapkan, dibandingkan dengan operasi pemadaman api, jumlah operasi darurat non kebakaran jauh lebih banyak mencapai 469 kejadian. Mulai dari penangkapan hewan buas, korban tenggelam, pohon tumbang, dan lain-lain.
Dia melihat hal ini menunjukkan masyarakat sangat membutuhkan keberadaan personil damkar. Sebab mereka tidak hanya bisa membantu mengatasi kebakaran melainkan juga kejadian-kejadian lain yang penting namun tidak terkait dengan kebakaran.
“Operasi darurat non kebakaran dari tahun ke tahun semakin meningkat, bahkan tahun ini bisa tembus di 500,” kata Adam. (tohir)