CILEGON, BANTEN RAYA – Pemerintah Kelurahan Pabean, Kecamatan Purwakarta mengajak 15 kelompok tani menjadi salah satu faktor pendukung wisata.
Para petani diajak untuk tidak hanya mengandalkan hasil kebun sebagai mata pencaharian utama, tapi menjadi pelaku wisata.
Lurah Pabean Nurul Hadiyati menjelaskan, dengan perpaduan konsep pertanian dan wisata, maka akan ada nilai tambah bagi para petani. Bukan saja keuntungan dari menjual hasil taninya saja, namun juga dari wisata alam yang ada disekitarnya.
“Jika ada wisata maka akan ada nilai tambah secara ekonomi untuk warga. Artinya tidak hanya hasil pertanian yang bisa menjadi ekonomi, tapi pengelolaan wisatanya juga akan berefek manfaat untuk warga,” katanya, Minggu (18/12).
Nurul menyampaikan, sebagai wilayah pertanian dan juga pegunungan, maka konsep wisata bertani menjadi salah satu yang bisa dilakukan.
“Saat ini kami terus mendorong wisata alam Bukit Kedurung. Pertanian dan perkebunan ini bisa menjadi salah satu yang melengkapi juga,” ujarnya.
Nurul menambahkan, dengan konsep pertanian wisata tersebut, maka para petani juga akan mendapatkan keuntungan lainnya. Bukan saja hasil tani, tapi konsep bertani juga bisa menghasilkan.
“Ada banyak keuntungan, bukan saja buahnya yang harganya bisa mningkat untuk wisatawan. Namun, konsep bertani atau berkebun juga bisa ditawarkan sebagai salah satu destinasi wisata,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Cilegon Eva Syarifah mengungkapkan, pihaknya berharap pengembangan konsep pertanian tersebut bisa dilakukan secara bertahap. Sebab, tidak mudah memberikan perubahan pemikiran para petani yang sebenarnya lebih tradisional.
“Ada sisi dimana tradisional itu bisa dijual menjadi sebuah konsep wisata. Namun, tentu saja masyarakat petani harus mampu ke arah sana secara pelan-pelan,” ungkapnya.
Dengan konsep pertanian wisata, ujar Eva, juga diharapkan bisa lebih menambah minat masyarakat untuk mempertahankan sektor pertanian, terutama para pemuda juga bisa menjadikan sektor pertanian sebagai garapan bekerja dan menghasilkan uang.
“Ini diharapkan juga bisa menjadikan minat masyarakat dan pemuda untuk tetap mempertahankan sektor pertanian sebagai salah satu mata pencaharian. Tidak semuanya lantas beralih ke industri atau usaha jasa lainnya,” pungkasnya. (uri)