BANTENRAYA.CO.ID – Kesenian Tari dan Silat Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir atau Kesti TTKKDH merupakan salah satu aliran silat yang dimiliki bangsa Indonesia.
Kesti TTKKDH adalah salah satu silat tertua yang ada di Indonesia dengan anggota mencapai jutaan orang.
Kesti TTKKDH selain sebagai sebuah kesenian juga diyakini sebagai pemersatu bangsa karena perannya di masa silam, terutama saat kemerdekaan.
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan, para pendiri Kesti TTKKDH telah ada ratusan tahun lalu dan diyakini telah memikirkan tentang keindonesiaan.
BACA JUGA: Kesti TTKKDH Pecahkan Rekor Dunia
“Pencak silat bagian dari budaya kita, bangsa Indonesia, yang harus kita kembangkan. Sebagai alat pemersatu, penyambung silaturahmi juga sebagai olahraga,” ungkap Al Muktabar.
Al Muktabar mengatakan, Banten identik dengan pencak silat. Sehingga ketika terucap Banten akan teringat pencak silat.
Demikian juga sebaliknya, ketika terucap pencak silat akan teringat Banten.
Ketua DPP Kesti TTKKDH Wahyu Nurjamil mengatakan, DPP Kesti TTKKDH saat ini sedang berusaha mewujudkan organisasi tersebut menjadi organisasi yang terorganisir dan modern.
BACA JUGA: Membuat Mata Awas dan Dipercaya Menyembuhkan Penyakit Mata
Wahyu mengungkapkan, untuk mengembangkan Tjimande dia akan memperkuat sumber daya manusia Kesti TTKKDH sehingga tetap solid.
“Kami berupaya seni budaya tetap tumbuh dengan mensyiarkan nilai-nilai Tjimande,” ujarnya.
Dewan Pembina DPP Kesti TTKKDH Deden Apriandi mengungkapkan, Kesti TTKKDH adalah organisasi tradisional yang saat ini menuju sebagai organisasi modern.
Sehingga, Kesti TTKKDH menjadi organisasi yang terstruktur, selalu mentaati keputusan organisasi, sehingga tidak mengandalkan figur.
“Secara organisasi, usia Kesti TTKKDH hampir 60 tahun. Kalau secara aliran silat sudah ratusan tahun,” tambah Deden.
Deden mengungkapkan, Pj Gubernur Banten Al Muktabar merupakan bagian dari Kesti TTKKDH karena sejak bertugas di Provinsi Banten tahun 2000 sempat mengikuti latihan Kesti TTKKDH.
“Beliau mengikuti keceran (salah satu tradisi dan ritual yang dijalani anggota Kesti TTKKDH-red) di masa guru besar almarhum Madrais,” ungkap Deden. ***