BANTENRAYA.CO.ID – Kesenian Tari Indonesia (Kesti) Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir (TTKKDH) menggelar Festival Keceran Nasional dalam rangka hari jadi yang ke-71 tahun di Lampung. Berkat acara itu, Kesti TTKKDH kembali meraih rekor dari Museum Rekor Indonesia (Muri) untuk yang kedua kali.
Rekor Muri Nasional yang didapatkan yaitu kategori Kelid Terbanyak. Sebelumnya, pada tahun 2022 lalu Kesti TTKKDH juga meraih rekor Muri Dunia dengan kategori keceran pendekar terbanyak di dunia yang diselenggarakan di Gelora Bung Karno (GBK), DKI Jakarta.
Ketua DPP Kesti TTKKDH Wahyu Nurjamil mengatakan, Festival Keceran Nasional tahun ini diselenggarakan di Provinsi Lampung. Jumlah anggota yang terlibat dalam kegiatan tersebut mencapai 12 ribu anggota, yang berasal dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia.
BACA JUGA: Cuaca Panas Ekstrem, Ratusan Lahan Kosong di Kota Cilegon Alami Kebakaran Sepanjang Tahun 2023
“Anggota yang datang ada dari Sumatera Selatan (Sumsel), Riau, Jawa Tengah, dan daerah lainnya. Sedangkan anggota terbanyak ada dari Banten, Lampung, dan DKI Jakarta,” katanya, Senin, (1/10/2023).
Provinsi Lampung ditunjuk sebagai tuan rumah karena pengembangan organisasi Kesti TTKKDH yang cepat di sana. Karena itu, pengembangan organisasi semacam ini diharapkan dapat menjadi contoh dan memberikan semangat kepada anggota lain dalam mengembangkan Kesti TTKKDH.
Wahyu menjelaskan, dalam kegiatan ini Kesti TTKKDH menampilkan jurus Kelid. Ada sekitar 2 ribu pasangan yang ikut serta dalam penampilan Kelid tersebut.
“Rekor Muri kali ini berkaitan dengan jurus yang kita punya namanya Kelid. Jadi masing-masing berpasangan untuk menampilkan Kelid,” ujarnya.
Dikatakan Wahyu, kegiatan Festival Keceran dilaksanakan dengan berbagai tujuan, salah satunya mensyiarkan seni budaya dan mengukir prestasi. “Syiar seni budaya khususnya Tjimande yang merupakan warisan bangsa, dan kita juga terus mengukir prestasi, karena percuma adanya organisasi tapi tidak memiliki prestasi,” terangnya.
BACA JUGA: Harga Bahan Pokok di Pasar Kranggot Cilegon Relatif Stabil, Tapi Sepi Pembeli
Tujuan lainnya yakni silaturahmi antar daerah untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan yang ada di dalam organisasi, sesuai dengan ritual pertalekan yang ada di Kesti TTKKDH. Sebab dalam tradisi keceran ini semua orang berkumpul bersama untuk saling mendukung.
“Ini belum tentu bisa dilakukan setiap hari, misalnya anggota dari Riau belum tentu bisa bertemu dengan yang dari Lampung,” ungkapnya.
Wahyu mengungkapkan, untuk tahun selanjutnya, peringatan hari jadi Kesti TTKDH akan dilakukan di Banten. Banten dipilih karena berkaitan sumber daya manusia dan jalur historis di Banten. Selain itu, pada 2021 pernah dilakukan di Banten tapi tidak terlalu besar karena pandemi Covid-19 sehingga acara diadakan di hotel.
“Maka tahun depan akan dilakukan secara massif dan besar-besaran,” katanya.
Wahyu menambahkan, selain rekor Muri, ke depan pihaknya menginginkan Kesti TTKDH bisa dikenal di seluruh Indonesia. Saat ini jumlah keanggotaan Kesti TTKDH 1 juta se-Indonesia yang tersebar di 11 provinsi. Dia menargetkan pada tahun depan akan membentuk dua atau tiga kepengurusan lagi di provinsi lain. Untuk membentuk DPW ada syarat yang harus ditempuh, yakni harus membentuk tiga DPD dan lima cabang.
“Tahun depan rencana akan membentuk di Provinsi Jambi Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat,” katanya.
Sementara itu, Dewan Pembina DPP Kesti TTKDH Deden Apriandi mengapresiasi rekor Muri yang telah diraih Kesti TTKDH untuk yang kedua kalinya. “Saya selaku Pembina berterima kasih dan sangat mengapresiasi Kesti TTKDH yang tak henti-hentinya mencari prestasi positif,” ungkapnya.
Ia mengatakan, masyarakat rindu akan prestasi-prestasi kebudayaan yang didapat oleh organisasi-organisasi. Diharapkan dengan prestasi yang diraih Kesti TTKDH ini bisa memacu organisasi-organisasi lainnya. Dengan begitu, kebudayaan di masyarakat lebih maju lagi.
BACA JUGA: ASN Pemprov Banten Kenakan Batik Dalam Rangka Hari Batik Nasional
“Ke depan saya berharap Kesti TTKDH menjadi trendsetter di Indonesia, khususnya di Banten,” harapnya.
Deden yang juga menjabat Sekretaris DPRD Provinsi Banten menambahkan, jika trend berorganisasi itu mencari prestasi, sehingga organisasi bisa berkembang. Apalagi di Banten ini gudangnya organisasi kultur, dan berorganisasi ini sangat baik untuk di masyarakat.
“Di Banten ini banyak organisasi, hanya saja belum banyak yang terpublikasi prestasinya, maka diharapkan ke depan bisa terpublikasi sehingga masyarakat bisa tahu,” paparnya. *