Kronologi Pembullyan di MTsN 1 Blitar, Korban Pembullyan Dipukul Sampai Tewas

korban pembullyan mtsn 1 blitar
Sekolah korban pembullyan. (Foto: Google Maps/Waluyo Yogo Susilo)

BANTENRAYA.CO.ID – Belum lama ini terjadi lagi korban pembullyan yang tewas oleh temannya sendiri.

Dan korban pembullyan tersebut merupakan siswa yang bersekolah di MTsN 1 Kunir, Kecamatan Wonodadi, Blitar, Jawa Timur.

Siswa korban pembullyan yang berinisial AJH tewas diduga setelah dipukuli teman sekolahnya, MA.

Bacaan Lainnya

Korban dipukuli hingga tak sadarkan diri dan meninggal dunia pada Jumat (25/8/2023).

BACA JUGA: UKM Sebawon Unival Menyiapkan Live Sketch Pahlawan Nasional Asal Cilegon untuk Acara Malam Inagurasi

Dan dilansir bantenraya.co.id dari berbagai sumber, berikut adalah kronologi kejadian pembullyan tersebut.

Kronologi Pembullyan

Kejadian diketahui dari teman sekelas korban, AZ.

AZ mengatakan kejadian itu berlangsung pada jam istirahat sekolah.

Korban awalnya masuk ke kelas pelaku karena jam kosong.

BACA JUGA: Biji Buah Ini Ternyata Bisa Memicu Panjang Umur dan Awet Muda

Kemudian pelaku bertanya ke korban alasannya masuk ke kelas pelaku.

Korban pun menjawab tidak apa-apa dan kembali ke kelasnya.

Tak lama kemudian, pelaku langsung datang dan memanggil korban di depan kelas.

Korban pun berjalan menemui pelaku di depan pintu kelas.

BACA JUGA: Pertanyaan Tidak Dijawab, Mahasiswa Malah Ditawar Jadi CEO oleh Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia

Tiba-tiba pelaku memukul korban setelah bertanya mengapa menantangnya.

AZ mengatakan korban tidak melawan ketika dipukuli.

Beberapa siswa pun sempat melerai tetapi pelaku terus berupaya memukuli korban.

Korban sempat bertanya apa kesalahannya hingga dipukuli.

BACA JUGA: 5 Cara Plitur Kayu Supaya Mengkilap dan Indah Dipandang

Pelaku menjawab dan meminta agar korban tidak banyak bicara.

Setelah percakapan singkat tersebut, pelaku kembali memukuli korban di bagian bahu, perut, dan tengkuk.

Korban pun terjatuh dan tak sadarkan diri dengan nafas yang tersengal-sengal.

Kemudian, teman-temannya langsung membawa korban ke UKS.

BACA JUGA: Masih SMA, Kate Victoria Lim Menantang Kapolri untuk Debat Terbuka Terkait Kasus ITE Ayahnya

Korban Pembullyan Meninggal Dunia

Guru membawa AJH ke Rumah Sakit Umum Al-Ittihad, Jumat (25/8/23) sekitar pukul 10.00 WIB.

Setibanya di rumah sakit, AJH sudah meninggal dunia dan AJH dibawa ke RSUD Srengat untuk diautopsi.

Dokter IGD RSU Al-Ittihad Denny Krisna mengonfirmasi AJH sudah meninggal dunia.

“Kami lakukan pemeriksaan awal pada tubuh korban. Korban sudah dalam kondisi sudah tidak ada (meninggal). Kami juga melihat ada cedera di bagian saraf belakang leher, atau tengkuk,” jelas Denny.

BACA JUGA: 6 Amalan yang Harus Dihindari Seorang Muslim Karena Termasuk Perbuatan Syirik

Respon Warganet

Informasi yang menjadi salah satu unggahan di akun Twitter @Heraloebss tersebut mendapat beberapa komentar dari warganet.

“Anak-anak sekarang kenapa jadi brutal-brutal gini dah? Semoga dihukum seberat-beratnya!” kata @p4c3n0g3.

Sementara @aripinvr berkomentar, “MTs ga menjamin akhlak anak jadi baik. Contohnya ini akhlaknya busuk, bully temennya sendiri sampai temennya tewas.”

“Buat korban semoga amal ibadahnya diterima disisi-Nya. Buat pelaku hukum seberat-beratnya. Jangan ada keringanan cuma gara-gara masih bocah,” tambahnya.

BACA JUGA: Gerhana dari Kacamata Islam, Mengenal Apa Saja Tradisi dan Hikmah yang Diyakini Muslim dari Gerhana?

Status Pelaku Pembullyan

Kapolres Blitar menyampaikan sudah menerima laporan dugaan penganiayaan tersebut.

Terduga pelaku juga telah diamankan namun pihak kepolisian belum dapat menyampaikan informasi rinci dikarenakan korban dan pelaku merupakan anak di bawah umur.

“Mohon waktu karena korban dan terduga pelaku masih di bawah umur, perlu penanganan khusus. Saat ini masih didalami unit PPA Polres Blitar Kota,” jelasnya.

Aksi pembullyan sudah seharusnya menjadi perhatian oleh pengelola dan tenaga pendidik di suatu satuan pendidikan.

BACA JUGA: Ini Mitos Fenomena Supermoon Paling Gila dan Aneh, Kamu Percaya?

Apalagi jika sekolahnya memang lebih menonjolkan nilai-nilai keagamaan.

Tidak mungkin tenaga pendidik tidak hafal siswa mana saja yang memang terkenal bandel atau sering membully.

Maka, sudah seharusnya tenaga pendidik dapat memberi pengawasan lebih terhadap murid seperti itu.***

Pos terkait