CILEGON, BANTEN RAYA – Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menggelar Simulasi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Akibat Cemaran B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) di Kawasan PT Krakatau Steel, Sabtu (26/11).
Simulasi yang melibatkan Pemkot Cilegon itu bertujuan melihat kesiapan pemerintah daerah dalam menangani jika terjadi bencana industri.
Walikota Cilegon Helldy Agustian menjelaskan, simulasi penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat ini merupakan salah satu upaya untuk memperkuat kapasitas kesiapsiagaan pemerintah daerah khususnya dalam bidang kesehatan.
“Ini diharapkan dapat mampu mengenali berbagai macam ancaman dan risiko serta mampu mengelola informasi peringatan dini dan memahami rambu peringatan yang bertujuan untuk mengurangi kepanikan dan ketergesaan saat evakuasi yang dapat menimbulkan korban dan kerugian yang lebih banyak,” katanya.
Helldy menambahkan, bencana industri dan juga bencana alam yang menyebabkan bencana industri menjadi hal yang sangat menakutkan di Kota Cilegon. Untuk itu, pihaknya mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi – tingginya kepada pihak penyelenggara atas dipercayanya Kota Cilegon sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan simulasi ini,
“Saya menginstruksikan kepada BPBD Kota Cilegon untuk melakukan penyampaian kesiapsiagaan bencana yang lebih luas. Kebijakan arus utama yang harus didorong dan dikawal oleh semua pihak adalah program pengurangan risiko bencana dengan memberikan peringatan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman bencana, BPBD Kota Cilegon memiliki peran untuk menyampaikan kesiapsiagaan secara luas kepada masyarakat,” lanjutnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan, simulasi tersebut merupakan bentuk uji rencana kontinjensi yang dipersiapkan. Tujuannya agar nantinya bisa tepat dan efektif jika bencana terjadi.
“Simulasi lapangan ini merupakan bentuk uji rencana kontinjensi yang telah dipersiapkan. Ini untuk mengukur sejauh mana kesiapan, yang nantinya bisa diterapkan saat bencana sebenarnya terjadi,” ungkapnya.
Maxi menyatakan, mengajak seluruh instansi dan masyarakat untuk bahu membahu mewujudkan Cilegon yang siap siaga dalam menghadapi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat atau bencana industri.
“Kota Cilegon merupakan kawasan industri dan strategis nasional, dimana kawasannya rawan bencana alam seperti gempa bumi, tsunami dan vulkanik, tidak terlepas juga dari ancaman bahaya kimia yang sewaktu waktu dapat terjadi dan menimbulkan dampak kesehatan yang luas sehingga menyebabkan terjadinya suatu Kedaruratan Kesehatan Masyarakat,” pungkasnya. (Uri)