LEBAK, BANTEN RAYA- Rencana Pemkab Lebak memantau bencana banjir di wilayah Baduy melalui drone batal dilakukan. Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak belum dibolehkan masuk ke Baduy Dalam lantaran saat ini warga setempat masih menjalani bulan Kawalu.
Diketahui, bulan Kawalu dalam tradisi masyarakat Baduy adalah penyucian diri atau bulan sucinya masyarakat adat Baduy. Tradisi Kawalu merupakan upaya menjalankan penyucian diri dengan melakukan puasa selama tiga bulan, dalam satu tahun sesuai penanggalan Suku Baduy. Tradisi ini dilaksanakan pada bulan Kasa, Karo, dan Katiga.
Akibat belum dapat memasuki area Baduy, Pemkab lebak hingga kemarin belum dapat mengetahui penyebab terjadinya banjir bandang di Baduy, lantaran pemantauan udara menggunakan drone belum bisa dilakukan.
Sementara itu, dari hasil penghitungan sementara terhadap tingkat kerugian materil akibat bencana banjir bandang yang melanda Kampung Ciranji dan Pos Dua, Desa Kanekes Baduy, Kecamatan Leuwidamar mencapai Rp 80 juta. Kerugian tersebut berasal dari tanaman padi di dua hektare sawah yang dipastikan gagal panen, hanyutnya puluhan karung gabah, tiga rumah rusak ringan, kerusakan pos budaya, serta kerusakan beberapa jembatan bambu.
Kepala Pelaksana BPBD Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan, banjir bandang pada Kamis (17/2) lalu tidak hanya merusak tiga rumah warga Baduy, pos budaya, serta beberapa unit jembatan bambu, tetapi turut merendam sawah serta menghanyutkan puluhan karung gabah milik warga Baduy.
“Untuk total kerugian akibat banjir bandang di Baduy mencapai Rp80 juta. Terkait upaya kami untuk mengetahui penyebab terjadinya banjir bandang belum bisa dilakukan, karena tidak diperkenankan masuk karena saat ini masih bulan kawalu,” ujar Febby, kemarin.
Selain Baduy, tingkat kerugian akibat banjir bandang di tiga kecamatan, seperti di Cibeber yang merendam 60 rumah di Desa Neglasari, serta longsor yang merusak tujuh rumah di Desa Gunungwangun, serta Desa Hegarmanah, Kecamatam Cibeber Rp 180. Bencana banjir bandang pada Kamis (17/2) di Kecamatan Cirinten yang mengakibatkan lonsor dan merusak satu rumah, serta banjir bandang yang merendam puluhan hektare sawah di Bojongmanik, tingkat kerugiannya lanjut Fabby mencapai Rp220 juta.
“Untuk tingkat kerugian yang telah kami hitung di beberapa kecamatan tersebut, merupakan hitungan sementara yang telah kami laporkan pula ke Bupati Lebak,”kata Febby.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Lebak Budi Santoso mengatakan, di Baduy terdapat dua sungai yaitu Sungai Cibarani, serta Sungai Ciujung. Berdasarkan keterangan warga Baduy, yang mengakibatkan terjadinya banjir bandang di Kampung Ciranji dan Pos Dua, Desa Kanekes adalah akibat meluapnya Sungai Cibarani.
“Lebar Sungai Cibarani ini lebih kecil dibanding Sungai Ciujung. Menurut warga setempat, luapan yang mengakibatkan banjir bandang adalah luapan dari aliran Sungai Cibarani,” terang Budi. (hudaya/rahmat)