BANTENRAYA.CO.ID – Seperti diketahui banyak orang, warna ungu merupakan simbol kental bagi para janda Indonesia.

Ntah benar atau tidaknya yang jelas warna ungu ini masih di percayai sebagai simbol para janda.

Lantas seperti apasih kebenaran warna ungu yang indentik dengan para janda?

Tanpa basa basi berikut ini penjelasan mengapa warna ungu identik dengan para janda yang ada di Indonesia.

Dilansir Bantenraya.co.id dari berbagai sumber, jika nama janda ini merupakan identitas seorang perempuan yang telah menikah namun pasangannya telah tiada atau di tinggalkan.

Sehingga terjadi lah nama janda pada diri seorang perempuan.

Lantas mengapa nama janda ini dikaitkan dengan warna unggu.

BACA JUGA : Rekomendasi 5 Hotel Murah Terdekat di Bekasi Rp300 Ribuan, Ada Kolam Renang Juga Loh!

Mengapa yah ada yang tahu, pada dasarnya ungu adalah percampuran warna biru dan merah.

Dilansir Artsandcollections, Jumat 19 Mei 2023 , sebenarnya sejarah warna ungu berasal dari nama Tyrian, yang dimana tercipta warna unggu itu.

Tak hanya itu saja warna unggu yang telah tercipta ini dulunya berasal dari lendir siput murex .

Siput itu mengeluarkan lendir berwana salah satunya warna unggu sehingga pada jaman dulu warna unggu sangat lah menarik.

Namun disisi lain warna ini berasal dari kota perdagangan Fenisia, Lebanon.

Dimana tempat tersebut pada eranya masih dikenal dengan banyaknya para bangsawan dan kekaisaran sang raja.

Sehingga dulu warna unggu ini sering digunakan oleh para bangsawan dan kekaisaran sang raja

Berdasarkan sejarah, warna ungu tidak ada kaitannya sama sekali dengan warna janda.

Lalu apa yang menyebabkan sebagian masyarakat Indonesia suka menyebut warna ungu sebagai warna identik dengan janda?

Dikutip dari beragam sumber, jika ungu menjadi warna duka para janda di Thailand.

Jadi, persepsi warna janda mungkin awalnya berada di Thailand yang kemudian berkembang di masyarakat Indonesia juga.

Berbeda dengan Thailand dan Indonesia, budaya Barat sangat mengagungkan warna ungu sebagai simbol kekayaan dan royalty, karena pada saat itu jarang individu yang mampu membeli pakaian dan barang-barang rumah tangga berwarna ungu.

Pada saat itu, barang-barang ungu sangat mahal, hanya raja dan kaisar yang mampu membelinya.

Rakyat lain hanya bisa menggunakan warna putih atau warna alam, seperti coklat dan hijau.

Dari kelas kekaisaran Roma, Mesir, dan Persia, ungu dipercaya untuk mewakili spiritualitas karena para pemimpin kuno yang mengenakannya secara luas dianggap sebagai keturunan para dewa.

Pada tahun 1547, ketika Henry Howard, Earl of Surrey, diadili karena pengkhianatan tingkat tinggi terhadap Henry VIII, terlihat bukti Henry Howard mengenakan pakaian ungu yang hanya boleh dikenakan oleh raja.

Eksklusivitas ini meluas ke era Elizabeth, di mana orang-orang di Inggris harus mematuhi undang-undang Ratu Elizabeth I yang secara ketat mengatur warna, kain, dan pakaian apa yang diizinkan untuk dikenakan oleh kelas yang berbeda dalam masyarakat.

Undang-undang tersebut melarang keras siapa pun kecuali kerabat dekat keluarga kerajaan untuk mengenakan pakaian ungu.

Seiring berjalannya waktu, ungu menjadi lebih murah dan kompleks, sehingga mengakibatkan lebih mudah diakses oleh kelas bawah di masyarakat.

Pada tahun 1856, ahli kimia Inggris berusia 18 tahun, William Henry Perkin secara tidak sengaja menciptakan senyawa ungu sintetis saat mencoba mensintesis obat anti-malaria.

Menyadari bahwa senyawa tersebut dapat digunakan untuk mewarnai kain, ia mematenkan pewarna tersebut dan memproduksinya dengan nama ungu Tyrian, yang saat ini diubah menjadi ‘mauve’.

Gimana penjelasan di atas tadi apakah masih merasa penasaran dengan warna ungu yang dikaitkan dengan janda.

Jika tidak, yaudah demikian pembahasan yang sangat menarik semoga bermanfaat.***