“Kenal gak sama saya?” tanya Rizki kepada sekelompok ibu-ibu di Desa Karangtanjung, Kecamatan Karangtanjung, Kabupaten Pandeglang, belum lama ini.
“Rizki yaa… istrinya Lesti, Rizki Billar,” jawab seorang ibu sekenanya yang disambut gelak tawa ibu-ibu yang lain.
“Aku tau.. aku tau.. Rizki Natakusumaaah,” sambar seorang ibu lainnya.
——————————
“Silaturahmi sama warga Karangtanjung Pandeglang, khususnya emak-emak yang selalu ceria,” tulis Rizki Natakusumah di caption video yang diposting di akun instagramnya @riznatakusumah sambil membubuhkan emotikon tertawa.
Muda, ganteng, gagah, stylish, plus pejabat tinggi negara. Semua kesempurnaan ada pada Rizki Natakusumah. Ia adalah anak kedua pasangan Irna Narulita dan Achmad Dimyati Natakusumah. Nama lengkapnya Rizki Aulia Rahman Natakusumah. Irna adalah Bupati Pandeglang, sedangkan Dimyati adalah anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS.
Rizki yang kini duduk di Komisi I DPR RI dari Fraksi Demokrat dan baru berusia 28 tahun disebut menjadi penerus tahta Irna Narulita sebagai Bupati Pandeglang. Irna sudah dua periode sebagai bupati akan lengser di 2024 mendatang.
Gestur putra mahkota tampak dari berbagai kegiatan Irna Narulita yang diapit terus oleh Rizki.
Agustus hingga Oktober lalu Rizki 12 kali menemani Irna turun ke masyarakat. Sejumlah kunjungan tersebut antara lain di program pengawasan Jakamantul (Jalan Kabupaten Mantab Betul), penguatan RT/RW, dan pertemuan dengan para ulama dan kiai.
“Kenalkan ini Pak Rizki, anggota DPR RI dari Kabupaten Pandeglang,” kata Irna mengenalkan Rizki kepada sejumlah kiai di salah satu acara, belum lama ini.
Rizki juga aktif membentuk simpul-simpul dukungan dari komunitas seperti Kaka Teteh Pandeglang, klub sepeda motor, sepak bola, hingga menyempatkan diri berlatih pencak silat dengan perguruan silat di Pandeglang. Rizki memperkenalkan sosoknya lewat spanduk dan baliho dengan jargon RN (Rizki Natakusumah). Sejumlah spanduk bertebaran di titik keramaian Pandeglang bertuliskan RN Ready for Pandeglang.
Pengamat politik Harits Hijrah Wicaksana mengatakan, jika Irna dan Dimyati menginginkan penerus tahta di generasi berikutnya, maka Rizki memang jawaban paling rasional.
Di luar prokontra dinasti politik, keluarga Dimyati, kata Harits sangat memiliki potensi besar meneruskan warisan kepemimpinan di Pandeglang karena memiliki modal sumber daya manusia dan sumber daya finansial yang mumpuni.
Dalam laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN), Achmad Dimyati Natakusumah tercatat memiliki harta Rp12,2 miliar, Rizki Rp6,5 miliar, dan Irna Narulita Rp62,2 miliar. Dimyati disokong oleh PKS yang dikenal memiliki kader yang solid, dan Rizki disokong oleh Demokrat yang dalam survei Litbang Kompas September-Oktober lalu elektabilitasnya naik 2,4 persen.
Demokrat dan PKS merupakan dua partai dengan kursi terbanyak setelah Partai Gerindra dan Partai Golkar. Gerindra mendapatkan 86.520 suara, Golkar 85.515 suara, PKS 80.384 suara, dan Demokrat 70.916 suara.
Artinya, jika PKS yang kini memiliki 6 kursi berkoalisi dengan Demokrat yang juga memiliki 6 kursi, maka sudah lebih dari cukup untuk mengusung Rizki menjadi calon bupati Pandeglang.
Meski kata Harits, bisa saja terjadi perubahan situasi politik seperti misalnya PKS ingin mencoba mengusung calon sendiri, atau di Demokrat muncul sosok yang lain. Maka Rizki butuh teman baru untuk maju.
Peta politik pilkada di 2024, kata Harits juga masih sangat memungkinkan akan berubah karena akan dipengaruhi oleh dua fase terlebih dahulu yakni pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres). Pileg akan menentukan porsi koalisi, sedangkan pilpres akan berdampak pada preferensi memilih warga terhadap partai politik.
Harits menyebut bahwa parpol yang mengusung calon presiden yang tepat dalam preferensi memilih di daerah kemungkinan besar akan mendulang suara yang menjadi kekuatan parpol.
Oleh karena itu, selalu terbuka ruang bagi partai lain untuk memajukan jago-jagonya di pilkada. “Yang penting salah satunya bisa memanfaatkan momen pilpres,” kata doktor dari Universitas Padjadjaran itu.
Harits menuturkan bahwa Golkar sebenarnya bisa memberikan kejutan di Pilkada Pandeglang karena memiliki kader dengan ketokohan terus menguat. Sebutlah Anggota DPRD Provinsi Banten Fitron Nur Ikhsan yang menjadi salah satu teknokrat di Golkar. Atau, Golkar yang kini dinakhodai keluarga Haji Chasan Sochib dari Serang bisa juga memajukan salah satu kader potensial di antara mereka.
Sama seperti Golkar 8 tahun lalu menyodorkan Tanto Warsono Arban yang merupakan menantu dari mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Tapi saat itu, Tanto disodorkan untuk berpasangan dengan Irna, bukan untuk membuat front.
Wakil Ketua Golkar Pandeglang Habibi M Arafat mengatakan bahwa Fitron Nur Ikhsan menjadi salah satu kader potensial di Pilkada 2024 Pandeglang.
“Beliau layak memimpin Pandeglang,” kata Habibi.
“Insyaallah Golkar siap untuk mengusung (calon bupati) di Pilkada Pandeglang, kami menunggu keputusan dan rekomendasi dari DPP dan DPD provinsi,” sambungnya.
Selain Fitron, ada pula Anggota DPR RI Adde Rosi Khaerunisa yang cukup sering menyambangi konstituennya di Pandeglang.
Sementara itu, Fitron Nur Ikhsan yang juga Wakil Ketua 1 Bidang Organisasi Kaderisasi Keanggotaan (OKK) DPD Golkar Banten hanya tersenyum saat ditanya soal namanya yang mencuat di Pilkada Pandeglang. “Yang jelas, Partai Golkar akan mengirimkan satu kader di Pandeglang satu,” katanya singkat. Golkar sendiri memiliki 7 kursi di DPRD Pandeglang.
Adapun DPC Demokrat Pandeglang sudah tak tergoyahkan untuk mengusung Rizki Natakusumah di 2024.
“Saya menilai sosok Rizki Natakusumah paling pantas maju di Pilkada Pandeglang. Selain putra daerah, Rizki juga memiliki garis politik yang kuat, karena ayahnya Dimyati Natakusumah anggota Komisi III DPR dan ibunya menjabat sebagai Bupati Pandeglang Irna Narulita,” kata Ketua Fraksi Demokrat DPRD Pandeglang Iing Andri Supriadi.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu dan Pemilukada DPD PKS Pandeglang Agus Sopyan memastikan PKS akan mengusung calon sendiri. PKS sudah menyiapkan Tb Asep Rafiudin Arief yang merupakan Ketua DPD PKS Pandeglang untuk maju di pilkada 2024.
“Momentumnya sudah pas. Apalagi kami punya Pak Dim (Dimyati Natakusumah) sebagai kader partai sekaligus orang tua bagi masyarakat Pandeglang. Calon yang kami usung tidak harus P1 (bupati) juga tergantung pada dinamika politik ke depan,” katanya.
Sekretaris DPC Gerindra Pandeglang Tb Udi Juhdi mengatakan, Gerindra akan mengusung Ketua DPC Gerindra Pandeglang Syahrudin di Pilkada 2024. Pihaknya saat ini sedang membuka komunikasi dengan parpol lain untuk bisa melangkah bersama.
Bukan tak mungkin Gerindra menggandeng Rizki Natakusumah jika struktur partai mengizinkan.
“Tapi kita mengutamakan kader internal terlebih dahulu,” kata Ketua DPRD Kabupaten Pandeglang ini.
Pernyataan berani datang dari kader Partai Nasdem Dadi Rajadi yang menyatakan diri siap maju di Pilkada Pandeglang.
Menurut dia, pencalonan dirinya sebagai Bupati Pandeglang, didasarkan pada keinginan untuk membenahi pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kabupaten tersebut.
Dadi menyebut kemajuan pembangunan di Kabupaten Pandeglang belum signifikan. “Masih ada beberapa wilayah yang masih tertinggal. Itu yang melatarbelakangi saya untuk mencalonkan diri. Mudah-mudahan, apa yang kami cita-citakan mendapat ridha Allah SWT,” ujar Dadi. Nasdem sendiri memiliki tiga kursi di DPRD Kabupaten Pandeglang.
Ketua Fraksi PKB DPRD Pandeglang Ade Muamar menyatakan bahwa partainya masih melakukan penjajakan koalisi jelang Pilkada Pandeglang terutama dengan parpol yang memiliki garis perjuangan yang sama.
“Kemarin kan masalah sepeda listrik partai kami bersama Golkar menolak dan itu dikaitkan dengan arah koalisi. Sebenarnya tidak sepenuhnya benar karena Pilkada masih lama dan kami fokus ke Pileg dulu,” kata Ade Muamar.
Di Pilkada Pandeglang sebelumnya, PKB Pandeglang dan PPP merupakan partai penantang petahanan dan mengusung Thoni Fatnoi Muskon dan Miftahul Tammami (PPP). ”PKB bisa saja konsisten di Pilkada 2024 (mengusung calon kembali) atau ikut arus besar. Toh suara calon yang kami usung tidak terlalu jauh saat itu dengan petahanan. Artinya PKB punya modal politik,” jelasnya.
Akademisi Universitas Mathlaul Anwar Banten Eko Suprianto mengatakan banyak tokoh potensial dan kader partai di Pandeglang yang bisa mencalonkan diri dan memimpin Pandeglang.
Namun ia ragu jika para tokoh tersebut bisa diusung partai politik. Potensial saja tidak cukup untuk memenangkan pilkada. Dibutuhnya nyali besar dan support finansial berlipat apalagi untuk menggeser trah Dimyati.
Kata dia, ada kebiasaan bahwa kader parpol tersingkir lantaran tidak punya nilai jual ke publik dan pemilih. Oleh karena itu yang dicari adalah sosok yang populer, tetapi juga harus dibungkus dengan tingkat keterpilihan.
Kata Eko, fenomena ini merupakan pekerjaan rumah bagi parpol dalam melakukan rekrutmen dan pembinaan kader yang tidak hanya jago kandang, melainkan punya akses yang luas dengan pemilih.
Eko menyebut, kesempatan menggeser trah Dimyati hanya bisa dilakukan dengan menurunkan tokoh popularitas besar di kelas nasional. Atau minimal kelompok dinasti politik lain yang masuk seperti dari keluarga Chasan Sochib.
Dosen Ilmu Pemerintahan FISIP Unma Banten Said Ariyan mengatakan, sepanjang belum ada sosok potensial dengan dukungan modal sosial dan ekonomi yang kuat, maka kekuatan dinasti tidak mudah dikalahkan. Ia menyebut Mulyadi, pengusaha pemilik CAS Water Park memiliki peluang jika didukung parpol.
Sementara itu, Rizki Natakusumah belum mau terbuka terkait agenda politiknya di tahun 2024. Ia hanya mencamkan pesan ibundanya untuk menjaga diri dan tetap rendah hati dimanapun berada. “Ibu selalu bilang jangan sombong ya, nanti jangan orang jadi sakit hati, jaga nama baik bapak dan ibu kamu,” kata Rizki dikutip dari video YouTube Aldi Awaludin.
Ia juga tak ambil pusing jika ada anggapan mengenai politik dinasti yang dialamatkan kepada keluarganya. “Kita serahkan kepada masyarakat, masak kita ngatur masyaraat untuk mikir, biar sejarah yang bicara,” kata dia. (muhaemin/litbang)