Pemandu Lagu Khawatir Tak Bisa Bayar Kontrakan

1 PL THMMMM
TOLAK PEMBONGKARAN : Para pemandu lagu (PL) THM di JLS, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang menggelar aksi unjuk rasa menolak pembongkaran tempat kerja mereka, Senin (15/11).

SERANG, BANTEN RAYA – Sejumlah pemandu lagu (PL) tempat hiburan malam (THM) di Jalan Lingkar Selatan (JLS) ikut turun ke jalan bergabung dengan massa aksi yang menolak pembongkaran THM yang menjadi tempat kerja mereka. Para perempuan berambut pirang tersebut menyampaikan kekesalannya terhadap petugas Satuan Polisi Pamong Peraja (Satpol PP) Kabupaten Serang.

Pantau Banten Raya di lokasi aksi unjuk rasa, para PL sambil memegangi poster yang berisi macam-macam tulisan. Mereka membuat pagar betis sambil meneriakan penolakan pembongkaran bangunan tempat mereka bekerja. Mereka juga sesekali meneriakan hidup janda, hidup janda, hidup janda.

Tidak hanya itu, para PL juga menuding anggota Satpol PP sebagai orang munafik dan sok suci. Pada saat proses pembongkaran batal dilaksanakan oleh petugas Satpol PP para PL yang memakai tanda pita warna ungu tersebut berjoget meluapkan kegembiraannya diiringi suara musik dangdut dari mobil komando massa aksi.

Bacaan Lainnya

Salah satu PL yang mengaku bernama Pipit mengatakan, ia dan teman-temannya ikut aksi menolak pembongkaran karena THM menjadi satu-satunya tempat mereka bekerja untuk mencari penghidupan. Jika dibongkar dirinya akan kesulitan mencari nafkah. “Mayoritas kita di sini punya anak dan sebagian besar kita ini janda,” ujar Pipit kepada Banten Raya, Senin (15/11).

Para PL yang diduga kebanyak berasal dari luar daerah tersebut mengaku jika tempat kerjanya dibongkar akan kesulitan membayar kontrakan dan terancam akan diusir oleh pemiliknya. “Terus kalau tempat kerja kita dibongkar kita tinggal dimana. Kita saja banyak yang nunggak gara-gara ada PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat),” katanya.

Pipit mengungkapkan, bekerja menjadi PL sebenarnyanya bukan pekerjaan yang mereka harapkan namun karena tidak ada pekerjaan lagi mereka terpaksa harus menjalakan pekerjaan tersebut. “Anak-anak kita harus makan, terus anak-anak kita juga harus sekolah. Jadi tolonglah jangan sampai dibongkar,” harapnya.

Sementara itu, PL lain bernama Tiara mengatakan, seharusnya Satpol PP bisa mencari solusi untuk pekerjaan ia dan teman-temannya jika akan melakukan pembongkaran THM.
“Kalau ada pekerjaan yang lain kami juga pengen pekerjaan yang lain. Jangan anggap kami hina,” kata Tiara.

Ia berharap tidak diperlakukan semena-mena oleh Pemkab Serang karena mereka bukan koruptor. “Kami bukan koruptor, kami hanya sekedar mencari makan. Kalau mau membongkar tempat kami bekerja carikan tempat yang lain sebagai penggantinya,” tuturnya. (tanjung)

Pos terkait