BANTENRAYA.CO.ID – Pemerintah Provinsi Banten menyatakan serius akan menurunkan angka stunting di Provinsi Banten agar berada di angka 14 persen bahkan di bawah itu.
Saat ini, angka stunting di Provinsi Banten masih berada di angka 20 persen.
Kepala DP3AKKB Provinsi Banten Sitti Ma’ani Nina mengatakan, Pemerintah Provinsi Banten sudah sejak tahun 2018 lalu sudah mulai menangani masalah stunting yang ada di Provinsi Banten.
BACA JUGA: Walikota Syafrudin Tegaskan Stadion Tidak Pernah Izinkan Pedagang Jualan di Stadion Maulana Yusuf
Namun, saat itu hanya ada satu organisasi perangkat daerah yang diberi mandat sehingga progres penanganan stunting berjalan lambat.
Baru setelah keluarnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penanganan Stunting, Rencana Aksi Nasional Percepatan Penanganan Stunting, dan Peraturan Kepala BKN Pusat masalah stunting tidak hanya menjadi urusan satu OPD melainkan juga seluruh OPD.
Setelah itu, barulah terjadi progres dalam penanganan kasus stunting yang ada di Provinsi Banten.
BACA JUGA: Ketua DPRD Kota Serang Sidak ke Stadion Maulana Yusuf, Ini Hasilnya
“Kalau dulu hanya satu OPD sekarang semua OPD diminta berperan sesuai dengan arahan Pak Pj Gubernur Banten Al Muktabar,” kata Nina, Selasa, 26 September 2023.
Nina mengatakan, saat ini Survei Kesehatan Indonesia sedang melalukan survei guna mengetahui angka stunting di Provinsi Banten.
Namun berdasarkan data sebelumnya angka stunting di Provinsi Banten berada di angka 24,5 persen, pada 2022 lalu sudah turun dan berada di angka 20 persen. Sedangkan target penurunan stunting pada tahun 2024 di angka 14 persen.
Progres penanganan stunting yang terintegrasi dan dilakukan secara berjamaah itu kemudian memudahkan target penurunan stunting. Hal ini dapat terlihat dari progres penanganan stunting di Provinsi Banten yang turun sampai dengan 20 persen.
Tidak hanya OPD, Tim Penggerak PKK Provinsi Banten juga terlibat aktif dalam penurunan stunting di Banten. Salah satunya adalah dengan membuat aplikasi e-Dasawisma yang dilakukan bersama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Melalui aplikasi ini, masyarakat mendapatkan edukasi bagaimana mencegah stunting.
BACA JUGA: Dalang Pelo Tamat, Terima Kasih Telah Menghibur dan Menjadi Inspirasi Kreator Animasi Indonesia Lain
Sementara para kader PKK bisa menggunakan aplikasi e-Dasawisma untuk mendata anak stunting termasuk progres penanganannya. Sehingga data bisa lebih akurat dan penanganan bisa dilakukan lebih cepat.
Nina mengatakan, ada lima kelompok sasaran yang mendapatkan perhatian guna diintervensi agar bisa mencegah lahirnya anak stunting.
Kelima kelompok sasaran yang dimaksud adalah remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 0-59 bulan atau anak usia di bawah lima tahun.
“Kelima kelompok sasaran ini yang paling penting dalam percepatan stunting.”
Karena itu, Dinas Kesehatan Provinsi Banten memberikan intervensi pada kelima kelompok sasaran ini.
Bahkan Dinas Kesehatan Provinsi Banten membagi-bagikan tablet tambah darah ke sekolah-sekolah untuk remaja putri guna mencegah anemia pada remaja putri. Sebab salah satu penyebab anak stunting karena sang ibu mengalami anemia selama masa.kehamilan.
“Komitmen yang kuat ditunjukkan oleh Pj Gubernur Banten Al Muktabar dalam penanganan stunting di Provinsi Banten,” ujar Nina.
Sementara itu, berdasarkan data BKKBN, di Kabupaten Pandeglang terdapat 183.297 keluarga beresiko stunting. Sementara jumlah anak stunting di daerah tersebut berjumlah 944 anak.
Untuk di Kabupaten Lebak terdapat 226.633 keluarga beresiko stunting. Sementara jumlah anak stunting di daerah tersebut berjumlah 1.010 anak.
Untuk di Kabupaten Serang terdapat 471.082 keluarga beresiko stunting. Sementara jumlah anak stunting di daerah tersebut berjumlah 1.831 anak.
Untuk di wilayah Kabupaten Tangerang terdapat 276.897 keluarga beresiko stunting. Sementara jumlah anak stunting di daerah tersebut berjumlah 4.296 anak.
Untuk di wilayah Kota Cilegon terdapat 262.630 keluarga beresiko stunting. Sementara jumlah anak stunting di daerah tersebut berjumlah 1.550 anak.
Untuk di wilayah Kota Serang ada 72.175 keluarga beresiko stunting. Sementara jumlah anak stunting di daerah tersebut berjumlah 1.732 anak.
Sementara untuk di wilayah Kota Tangerang terdapat 106.290 keluarga beresiko stunting. Sementara jumlah anak stunting di daerah tersebut berjumlah 3.029 anak.
Terakhir, untuk di wilayah Kota Tangerang Selatan terdapat 164.207 keluarga beresiko stunting. Sementara jumlah anak stunting di daerah tersebut berjumlah 1.442 anak.***