SERANG, BANTEN RAYA- Pemprov Banten mulai melakukan langkah antisipasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19 yang sudah mulai terjadi sejak awal Januari 2022. Dengan demikian, pemprov diyakini akan lebih siap jika kondisi memang terus memburuk terlebih setelah masuknya varian Omicron ke Banten.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Babar Suharso mengatakan, pemprov belajar banyak dari lonjakan kasus yang terjadi pada pertengahan 2021 lalu. Oleh karenanya, pihaknya ingin mengantisipasi agar lebih siap jika memang lonjakan kasus kembali terjadi.
“Kita tinggal melanjutkan saja pola yang sudah dilakukan pada saat penanganan puncak lonjakan kasus Covid-19 pada tahun 2021 lalu,” ujarnya, Kamis (27/1/2022).
Ia menuturkan, pada tahun lalu Gubernur Banten Wahidin Halim membuka keran bantuan oksigen kepada sejumlah distributor. Kemudian juga kepada perusahaan di Banten seperti PT Chandra Asri dan juga PT Krakatau Steel.
“Dukungan itu juga diperkuat dengan instruksi gubernur (ingub) yang beliau keluarkan, sehingga kami langsung melakukan koordinasi ke Kementerian Perindustrian,” katanya.
Babar menjelaskan, secara nasional terdapat ada dua Satuan Tugas (Satgas) yang dibentuk kala terjadi kenaikan kasus yakni Satgas Penanganan Covid-19 dengan Satgas Oksigen.
Di Provinsi Banten, berdasarkan arahan dari Gubernur Banten kemudian juga dibentuk Satgas Oksigen yang diketuai oleh Sekda Banten.”Ke depan juga bisa dimungkinkan Ingub itu akan kembali diperpanjang jika terjadi lonjakan kasus,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, pola yang dilakukan Pemprov Banten dalam penanganan lonjakan kasus itu dilihat sebagai sebuah langkah yang responsif oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Maka dari itu, Pemprov Banten mendapatkan predikat terbaik dalam kecepatan merespons dalam penanganan kasus Covid-19.
“Cuma saja kita tidak menonjolkan kinerjanya, tetapi lebih kepada hasilnya yang kemudian bisa dirasakan langsung oleh masyarakat luas,” ungkapnya.
Babar berharap, apa yang telah disiapkannya bisa berjalan dengan sesuai harapan ketika memang dibutuhkan. Sebab, di beberapa daerah lain ketika terjadi lonjakan kasus seperti pada tahun lalu juga mengalami kepanikan yang luar biasa.
“Kebutuhan oksigen untuk industri itu lebih mendominasi dari pada medis, sekitar 70:30 persen. Namun karena sedang dalam kondisi kasus, kami minta untuk industri ditahan dulu dan diprioritaskan kepada penanganan Covid-19,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti menegaskan, penyebaran Covid-19 di Banten dalam sepekan terakhir cukup tinggi dan bahkan menempati urutan ketiga di tingkat nasional. Lonjakan kasus tertinggi terjadi di wilayah Tangerang Raya karena berdekatan dengan Ibu Kota Negara. “Sekarang (DKI Jakarta) begitu luar biasa (peningkatan) kasusnya,” ujarnya.
Berdasarkan data dari Dinkes Banten, hingga 26 Januari 2022 tercatat total sudah ada 137.656 kasus sejak pandemi melanda. Angka itu naik 1.133 kasid dibanding hari sebelumnya. Untuk kasus aktif sendiri ada sebanyak 4.485, sembuh 130.468 dan meninggal 2.703. (dewa/rahmat)