BANTENRAYA.CO.ID – Posyandu di Kota Cilegon kini tidak lagi memakai timbangan beras untuk mengukur berat batita dan balita.
Kebijakan baru untuk Posyandi itu karena sekarang Pemkot Cilegon sudah mendapatkan bantuan 289 Antropometri Kit alias alat pengukur pertumbuhan tubuh bayi atau balita.
Hal itu harus dilakukan Posyandi sebagai indikasi mengetahui asupan gizi pada anak untuk mengurangi stunting dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
BACA JUGA: Kenaikkan Harga Beras Makin Gawat, DPRD Banten Dorong Pemprov Segera Mulai Operasi Pasar
Diketahui sebelumnya, 270 Posyandu dari total 389 Posyandu di Kota Cilegon masih mengukur berat anak dengan timbangan gantung manual.
Alat tersebut sering dijumpai atau biasa dipakai oleh para penjual beras dan barang.
Namun, sekarang hal tersebut sudah tidak ada lagi setelah Dinkes Kota Cilegon mendapatkan bantuan alat.
BACA JUGA: Kasus Terus Bermunculan, Bullying Harus Jadi Perhatian Serius hingga Sekolah Harus Lebih Peka
Standar Posyandu Sekarang Berubah
Kepala Dinkes Kota Cilegon Ratih Purnamasari mengatakan, setelah diterima oleh tim Dinkes Kota Cilegon, bantuan tersebut langsung didistribusikan.
Pendistribusian dilakukan ke masing-masing Puskesmas se-Kota Cilegon untuk selanjutnya diserahkan ke Posyandu.
“Kami punya 389 Posyandu. Selama ini Antropometri yang kita miliki masih sangat sedikit, pada 2022 kita punya 71 unit,” tuturnya.
“Kemudian pada 2023 ini kita beli dari dana APBN sebanyak 13 unit dan dari APBD 35 unit,” ucapnya, Kamis 5 Oktober 2023.
BACA JUGA: Tinggal Klik! Link Nonton Serial Rencana Besar Episode 1 Full HD Movie, Bukan di LK21 dan Rebahin
Dengan begitu, imbuh Ratih, kader-kader Posyandu yang selama ini masih banyak yang menggunakan timbangan beras tidak akan ada lagi.
Artinya sekarang Posyandu sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak.
“Alhamdulillah setelah kita berjuang sampai pusat, akhirnya kita dapat alokasi bantuan Antropometri Kit ini,” ucapnya.
“Otomatis nanti timbangan dacin (biasa digunakan untuk beras) sudah tidak akan kita gunakan lagi,” kata Ratih.
BACA JUGA: Nikmati Tempat Wisata di Lima Puluh Kota dengan Pemandangan Cakep untuk Staycation Bersama Pasangan
Semua Pertumbuhan Bayi Dapat Diukur
Selanjutnya, tegas Ratih, dengan penggunaan Antropometri Kit, kasus stunting di Kota Cilegon bisa lebih tertangani dengan baik.
Alat tersebut tidak hanya bisa mengukur berat badan bayi, tapi juga lingkar kepala bayi, tinggi badan, serta lingkar lengan ibu hamil.
“Dari sisi SDM kita sudah latih kader-kader Posyandu untuk bisa menggunakan alat ini,” tuturnya.
“Jadi ini sudah sesuai dengan salah satu janji kampanye Pak Wali Kota, yakni meningkatkan sarana prasarana kesehatan, termasuk SDM dan juga utilitas,” jelasnya
BACA JUGA: Tak Lagi Ngontrak, Kini Dinsos Kota Serang Miliki Kantor Permanen di Lokasi yang Strategis Ini
Sekretaris Dinkes Kota Cilegon Evelyn Yolanda Panggabean mengungkapkan, selama ini banyak Posyandu di Kota Cilegon yang masih menggunakan timbangan jaman dulu.
Dengan adanya alat tersebut, maka penanganan akan lebih terstandar.
“Timbangan beras itu kan kalau tidak dikalibrasi, tidak akurat. Misal yang gizi kurang dibilang baik, sebaliknya gizi baik dibilang kurang,” tegasnya.
“Nah dengan Antropometri Kit ini kan kita bersyukur,” ungkapnya.
BACA JUGA: Daftar Top 15 Program TV, Sinetron Di Antara Dua Cinta Tembus 5 Besar Kalahkan Magic 5
Terbatasnya alat tersebut, ujar Yolanda, karena harganya yang cukup mahal yakni Rp10 juta per unit.
“Apalagi ini cukup mahal. Katanya sih satu unitnya sampai Rp10 juta. Kalau sebanyak 289 unit kan bisa lebih dari Rp2 miliar nilai bantuannya,” pungkasnya. ***