Tiga SMP Swasta di Kota Serang Terancam Gulung Tikar, Dua Tahun Berturut-turut Tidak Dapat Siswa

Tiga SMP swasta di kota Serang terancam gulung tikar, dua tahun berturut-turut tidak dapat siswa
Ketua FOKKS Kota Serang Deni Gumelar. (Dok Deni Gumelar untuk Bantenraya.co.id)

BANTENRAYA.CO.ID – Tiga SMP swasta di Kota Serang tidak mendapat siswa baru pada pada saat penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2023-2024.

Tiga SMP swasta di Kota Serang tidak mendapat peserta didik baru, lantaran tidak patuh terhadap SE Walikota dan petunjuk teknis (Juknis) terkait kuota pembatasan siswa di sekolah negeri.

Imbas tidak mendapat peserta didik baru, tiga SMP swasta di Kota Serang ini terancam gulung tikar.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA:Akhirnya Trotoar Pasar Lama Kota Serang Bersih Dari PKL

Terkait tiga SMP swasta tidak mendapat peserta didik baru disampaikan Ketua Forum Komunikasi Kepala Sekolah Swasta (FOKKS) Kota Serang Deni Gumelar, Minggu 23 Juli 2023.

Deni Gumelar mengatakan, ada tiga SMP swasta yang pada PPDB tahun ajaran 2023-2024 tidak mendapat peserta didik baru.

“Iya terakhir kemarin begitu,” ujar Deni Gumelar, kepada Bantenraya.co.id.

BACA JUGA:FOKKS Kota Serang Sebut SE Walikota dan Juknis Pembatasan Siswa di Sekolah Negeri Hanya Hitam di atas Kertas

Namun Deni Gumelar enggan menyebutkan identitas tiga SMP swasta yang tahun ajaran baru 2023-2024 ini yang tidak mendapat peserta didik baru.

“Gak boleh disebutin pesan-pesan dari rekan-rekan gak gak boleh nyebut merk,” akunya.

Deni Gumelar menuturkan, dari tiga SMP swasta yang tidak mendapat peserta didik baru, satu diantaranya ada yang sudah dua tahun tidak mendapat peserta didik baru.

BACA JUGA:FOKKS Kota Serang Sebut SE Walikota dan Juknis Pembatasan Siswa di Sekolah Negeri Hanya Hitam di atas Kertas

“Ada yang dua tahun terakhir ada, ada yang baru tahun ini. Yang berturut-turut dua tahun SMP swasta di Kecamatan Serang. Kalau yang baru tahun ini gak dapat murid di Kecamatan Walantaka dua-duanya,” ucap dia.

Deni Gumelar mengatakan, tiga SMP swasta yang tahun ini tidak dapat murid belum gulung tikar, namun pihaknya belum tahu persis nasib tiga SMP swasta tersebut ke depannya.

“Kalau yang tiga ini belum tutup, tapi gak dapat murid. Sekarang ini yang 3 SMP swasta gak dapat murid juga gak tau ya ke depannya, ada kemungkinan (tutup-red) juga seperti itu,” katanya.

BACA JUGA:Bacaleg Partai Demokrat Abdul Jalla: Siap Menjadi Insan Agen untuk Perubahan dan Perbaikan Kota Serang

Deni Gumelar menjelaskan, tiga SMP swasta yang tidak mendapat peserta didik baru, karena SMP negeri menerima murid di luar SE Walikota dan Juknis.

“Iya SMP negerinya menerima siswa di luar SK ya. Harusnya 32 siswa tapi biasanya lebih dari itu,” jelas Deni Gumelar.

Deni Gumelar mengungkapkan, sebelumnya sudah ada tujuh SMP swasta yang sudah gulung tikar. Ketujuh SMP swasta itu yakni, SMP PGRI 2, SMP Yasmu, SMP Nurul Ma’arif, SMP YP 17 Satu, SMP YP 17 Dua, SMP PGRI Curug, SMP Sidrotul Muntaha.

BACA JUGA:Hindarkan Pelajar dari Narkoba, Turnamen Futsal Walikota Serang Cup IV 2023 Digelar

“Tujuh SMP swasta itu sudah dua tahun yang lalu tutup, bahkan ada tiga tahun yang lalu yang tutup,” ungkap dia.

Deni Gumelar menerangkan, berdasarkan SE Walikota Serang Nomor : 420/601-Dispenbudkot/2021 tentang penerimaan peserta didik baru taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah pertama untuk SD.
Jumlah maksimum peserta didik baru per Rombel SD/MI 28 siswa, dan SMP/MTS 32 siswa

“Itu bisa dicek di SE Walikota dan Juknis PPDBnya,” terangnya.

BACA JUGA:Balai BPOM Sebut Peredaran Obat Keras Marak di Kota Serang

Menurut Deni Gumelar, SE Walikota dan Juknis terkait kuota pembatasan siswa di sekolah negeri tidak berpengaruh terhadap kepatuhan para sekolah negeri.

“Ini harusnya ada tindakan nyata lah tegas dari pihak Dindikbud maupun Pemkot Serang untuk menertibkan ini. Harusnya ada sanksi. Kalau seperti ini bisa-bisa tiap tahun ada lagi yang tutup,” tegas Deni Gumelar.

Jika tiap tahun SMP swasta gulung tikar, maka dampaknya banyak buat Kota Serang, salah satunya dampak sosial.

BACA JUGA:Warga Unyur Minta Pemkot Serang Percepat Pemanfaatan Frontage

“Ini kan merugikan buat Pemkot Serang sendiri. Dimana yayasan itu kan mengabdikan dirikan sosial untuk membantu masyarakat mengatasi pengangguran,” tuturnya.

Deni berharap SMP swasta dapat dijadikan operatif ketika SMP Negeri sudah penuh. Kemudian lanjut dia, dari pada untuk membangun unit sekolah baru (USB) karena menyedot APBD Kota Serang, lebih baik anggarannya digunakan untuk kesejahteraan guru.

“Lebih baik juga memanfaatkan untuk berapa SMP swasta yang sudah berdiri, dan memang kami sudah siap untuk membantu pendidikan Kota Serang, supaya indeks mutu pendidikan Kota Serang lebih baik. Katanya Kota Serang ini etalase sebagai Ibukota Provinsi Banten harusnya menjadi nomor satu di Provinsi Banten, tapi sekarang kita lihat saja indeks mutu pendidikan di Kota Serang kita bukan nomor satu,” beber Deni Gumelar.

BACA JUGA:Tekan Inflasi Pemkot Serang Fungsikan Kembali Pasar Lingkungan

Deni Gumelar menyebutkan, SMP swasta yang tergabung dalam FOKKS mencapai puluhan sekolah.

“Kalau yang tergabung di kami ada 54 sekolah SMP swasta,” sebutnya. ***

Pos terkait