BANTENRAYA.CO.ID – September menjadi salah satu bulan yang cukup memiliki sejarah besar karena ada Gerakan 30 September 1965 yang dilakukan oleh para tokoh Partai Komunis Indonesia.
Dimana, Gerakan 30 September 1965 Partai Komunis Indonesia menjadi sejarah kelam yang memakan banyak korban salah satunya adalah para dewan Jenderal.
Diketahui, Partai Komunis Indonesia sendiri menjadi salah satu kekuatan politik terbesar di Indonesia.
Dimana pada Pemilu tahun 1955, PKI berhasil meraih 16,4 persen suara dan menempati posisi keempat di bawah PNI, Masyumi, dan NU.
Sebagai partai besar, lantas apa sebenarnya yang menjadi tujuan utama para tokoh PKI melakukan pemberontakan.
Bagaimana pemberontakan tersebut bisa muncul dan memakan banyak korban?
Lalu, siapa saja tokoh PKI yang terlibat di dalamnya, sehingga harus diadili kemudian setelah pemberontakan gagal.
Dikutip BantenRaya.Co.Id dari berbagai sumber pada 27 September 2023, Salah satu tujuan utama gerakan ini adalah menggulingkan pemerintahan era Soekarno.
Selain itu, PKI juga untuk mengubah Indonesia menjadi negara berideologi komunis.
Jika menilik dari buku Sejarah untuk SMK Kelas IX oleh Prawoto, ada beberapa tujuan lahirnya Gerakan 30 September tersebut, yakni:
BACA JUGA:3 Tempat Makan di Mall Taman Anggrek Jakarta Barat Menunya Enak, Terfavorit 2023 dan Bikin Kenyang
- Menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjadikannya sebagai negara komunis.
- Menyingkirkan TNI Angkatan Darat dan merebut kekuasaan pemerintahan.
- Mewujudkan cita-cita PKI, yakni menjadikan ideologi komunis dalam membentuk sistem pemerintahan yang digunakan sebagai alat untuk mewujudkan masyarakat komunis.
- Mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis.
- Kudeta yang dilakukan kepada Presiden Soekarno tak lepas dari rangkaian kegiatan komunisme internasional.
BACA JUGA:Viral Rekaman CCTV Seorang Pencuri Spion Fortuner Sambil Naik ke Atap Mobil, Nekat Banget!
Selanjutnya, bagaimana kronologi lahirnya gerakan 30 September tersebut.
Dalam buku tersebut dijelaskan, ideologi komunis yang disebarkan PKI mulai menimbulkan kecurigaan dari kelompok anti-komunis.
Hal itu pada akhirnya membuat suasana tegang para elite politik dalam persaingan politik di Indonesia.
Terlebih, posisi Presiden Soekarno sudah mengalami gangguan kesehatan dan posisi semakin kuatnya Dewan Jenderal Angkatan Darat dalam pengaruhnya di politik istana.
Pada akhirnya, atas kecurigaan itu, Letnan Kolonel Untung, Komandan Batalyon I Kawal Resimen Cakrabirawa, yakni pasukan khusus pengawal Presiden, memimpin sekelompok pasukan dalam melakukan aksi bersenjata di Jakarta.
BACA JUGA:Inilah! 4 Cafe di Jakarta Utara yang Bikin Betah, Cocok Buat Nongkrong
Mereka menculik dan membunuh para perwira tinggi Angkatan Darat. Aksi tentara tersebut pada tanggal 30 September berhasil menculik enam orang perwira tinggi Angkatan Darat.
Enam Jenderal yang gugur dalam peristiwa G30S PKI antara lain Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jendral Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.
Di samping itu, gugur pula ajudan Menhankam/Kasab Jenderal Nasution, Letnan Satu Pierre Andreas Tendean dan pengawal Wakil Perdana Menteri II Dr. J. Leimena, Brigadir Polisi Satsuit Tubun.
Jenderal yang berhasil selamat dari G30S PKI adalah AH Nasution. Namun, putrinya yang bernama Ade Irma Suryani Nasution tidak bisa diselamatkan.***