Bantenraya.co.id- Pemerintah melalui Balai Besar Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BWSC3) Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) telah melakukan impounding atau pengisian air di Bendungan Karian, pada Jumat (29 September 2023).
Pengirian air tersebut didapat dari Sungai Ciberang. Akibatnya, warga kekeringan dan kesulitan mendapatkan air dari Sungai Ciberang, lantaran debit airnya menyusut drastis.
Abidin, warga Desa Pasir Tanjung mengatakan, penyusutan air Sungai Ciberang diduga akibat pengairan Waduk Karian.
Menurut Abidin, akibat penyusutan air Sungai Ciberang, sebagain besar masyarakat tidak bisa memanfaatkan air untuk kebutuhan sehari-hari.
KLAIM GRATIS! Coupon Code The Spike Volleyball Story Hari Ini 3 Oktober 2023
“Atuh kaget banget kok bisa kayak gini, tadinya kan debit airnya banyak, tapi pas saya mau mencuci motor, air menyusut sampai hampir kering,” ujar Abidin kepada Banten Raya, Senin (2 Oktober 2023).
Abidin mengatakan, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tidak ada yang menyosialisasikan atau memberi informasi terkait pembendungan hulu sungai.
Padahal, sebagian besar warga di Desa Sangiang Tanjung dan Desa Pasir Tanjung masih menggunakan air Sungai Ciberang untuk kebutuhan sehari-hari.
“Warga enggak ada yang mengindikasikan kalau ada ada pengairan, cuma kalau dengar-dengar mah sumber air dibendung, nanti airnya buat pengairan Waduk Karian. Makanya sekarang jadi kering,” ujarnya.
MASIH HANGAT! Kode Redeem ML Mobile Legends Hari Ini Selasa, 3 Oktober 2023, Dapatkan Diamond Gratis
Suherti, warga Desa Sangiang Tanjung lainnya menjelaskan, mayoritas masyarakat Desa Sangiang Tanjung memanfaatkan air Sungai Ciberang untuk kebutuhan sehari-hari.
“Ya kalau ibu-ibu di sini suka nyuci, untuk keperluan memasak, mandi, mencuci beras pasti di sini.
Tapi kalau sungai yang tadinya besar jadi kayak gini, gak bisa buat keperluan memasak, soalnya kualitas airnya jadi kurang bagus,” terangnya.
Suherti menambahkan, akibat penyusutan air Sungai Ciberang, warga sekitar sungai kesulitan mendapatkan air. Apalagi saat ini sedang musim kemarau, sehingga mayoritas sumber air di rumah warga menjadi kering.
Helldy Tambah Penyertaan Modal Bank BJB Jadi Rp31 Miliar, Berharap Untung Besar Dividen
“Pastinya warga suka ke sungai, soalnya kan sumur-sumur warga banyak yang kering akibat kemarau. Sebenarnya, kalau buat mencuci dan mandi masih bisa.
Tapi ya itu, kondisinya menyusut,” tutup Suherti.
BELUM DAPAT KOMPENSASI
Sementara itu diketahui, puluhan warga yang terdampak pembangunan Waduk Karian mengaku masih belum mendapatkan kompensasi atas tanah mereka yang digusur.
ASN Pemprov Banten Kenakan Batik Dalam Rangka Hari Batik Nasional
Seperti yang diungkapkan beberapa warga Kampung Sanding, Desa Sindangsari, Kecamatan Sajira.
Yayan Sumaryono, warga Sindangsari mengatakan, setelah penggusuran dilakukan, sekitar 85 warga di Desa Sindangsari hingga kini belum mendapatkan kompensasi.
Padahal pembangunan Waduk Karian dilakukan sejak tahun 2015, namun hingga kini masih banyak tanah dan rumah warga yang terdampak, belum dibayar alias belum mendapat kompensasi.
“Di kampung saya saja (Kampung Sanding), sekitar 86 warga belum mendapatkan kompensasi.
MASIH HANGAT! Kode Reedem Indian Bikes Driving 3D Oktober 2023 Terbaru dan Terupdate
Kalau luas tanah total (milik warga) saya kurang tau ya, cuma kalau luas tanah milik orangtua saya sekitar 2.000 haktere, itu baru satu kampung ya, masih ada lagi,” kata dia kepada Banten Raya.
Yayan juga mengungkapkan, sebelum pengairan dilakukan, seharusnya pemerintah menyelesaikan terlebih dahulu kompensasi kepada puluhan warga yang terdampak.
“Harusnya selasikan dulu ganti untung kepada warga yang belum dibayar. Banyak warga yang belum dibayar, ada juga di Desa Calungbungur.
Yang saat ini, tinggal di gubuk karena ganti dari pemerintah belum ada, dan adapun penawaran jauh dari harga layak. Jangan sampai bendungan ini untuk mengatasi masalah pengairan, namun menimbulkan masalah baru,” papar Yayan.
Kembali Rilis! Spy x Family Season 2 Episode 1 Sub Indo: Link Nonton dan Jadwal Tayang
Yayan menuturkan, selain belum diberikan kompensasi, sekarang warga yang tadinya kerja bersawah, kehilangan sawah dan beras pun harus beli.
“Warga sebagai buruh tani, hilang pekerjaannya untuk menggarap sawah, belum lagi hilangnya acara adat suatu kegiatan kemasyarakatan yang sudah puluhan tahun bahkan ratusan tahun, karena saat ini masyarakat sudah terpisah satu sama lain.
Jangan dulu dialiri air kalau memang kompensasi belum dibayar lunas,” ujar Yayan.
Ia menambahkan, pemerintah harus memikirkan dampak dari bendungan tersebut. Menurutnya, danya Bedung Karian harus bisa dinikmati oleh warga, dan jangan sampai warga hanya jadi penonton.
Lirik Lagu ‘Cerita Tiba Tiba’ Rizwan Fadilah yang Trending di Sosial Media
“Saya harap pemerintah lebih memperhatikan warga di sekitar Waduk Karian yang terdampak,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Sekda Lebak Budi Santoso mengungkapkan bahwa pada Desember 2023 Waduk Karian bakal diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
“Rencananya tanggal 29 September 2023 sampai 15 Mei 2024 akan mulai dialirkan air ke waduk tersebut. Pas hari Jumat (29/9) itu simbolis pengisian air tahap awal,” ujarnya.
Menurut Budi, Waduk Karian memiliki daya tampung 314,7 juta meter kubik dengan luas genangan maksimum sebesar 1.740 hektare dari luas keseluruhan 2.170 hektare.
Anak Kita Hiperaktif dan Suka Gelisah, Kenali Penyakit ADHD Pada Anak dan Terapinya
Disampaikannya, pengairan bendungan tersebut dibagi menjadi tiga tahap. Pertama, membutuhkan 87 hari untuk pemantauan bendungan dan pelaksanaan plugging.
Kedua, perkiraan 64 hari merupakan tahapan inpounding pembangunan perangkat pendukung baik mekanik maupun elektronik.
Ketiga, tahap akhir untuk pemeriksaan sampai dengan pelimpahan samping.
“Untuk pengairan nanti bertahap. Tidak sekaligus, sekarang kami sudah mulai menyosialisasikan terkait pengairan waduk,” terangnya.
Walikota Cilegon Helldy Agustian Sambutan Pakai Penerjemah Bahasa Isyarat, Ini yang Terjadi
Budi menuturkan, dengan volume air sebesar itu, Bendung Karian akan memasok air bersih bagi jutaan penduduk yang bermukim di wilayah Banten, Bogor, dan DKI Jakarta.
“Selain mengairi daerah lain, bendungan itu juga bakal mengairi daerah irigasi Ciujung seluas 22.000 hektare, sehingga mampu meningkatkan produktivitas pangan,” jelas Sekda.
Ia berharap, saat mulai berfungsi Waduk Karian dapat mereduksi potensi banjir di wilayah Lebak, menjadi suplai air baku Jabotabek serta memunculkan kegiatan ekonomi baru di masyarakat.
“Kami berharap dengan adanya waduk karian dapat mendatangkan banyak manfaat bagi daerah Lebak,” ujar Budi. (sahrul)