Walikota Syafrudin Dicegat Mahasiswa Curug

1 WALIKOTA DIHADANG
DICEGAT: Walikota Serang Syafrudin menyimak aspirasi yang disuarakan Persatuan Mahasiswa Curug, di depan Hotel Dwiza, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Senin (30/1/2023).

SERANG, BANTEN RAYA- Walikota Serang Syafrudin dicegat sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Persatuan Mahasiswa Curug (Perma Curug), di depan Hotel Dwiza, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Senin (30/1/2023).

Perma Curug mengadang Walikota Syafrudin lantaran kecewa, karena permintaan audiensi dengan orang nomor satu di Pemkot Serang itu tidak diakomodir sejak 25 Januari 2021.

Perma Curug pun akhirnya menyuarakan aspirasinya dihadapan Walikota Serang Syafrudin, usai membuka Musyawarah Rencana Pembangunan Daerah atau Musrenbang Tingkat Kecamatan Curug Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Serang 2024.

Saat menghadapi Perma Curug, Walikota Syafrudin didampingi Camat Curug Eni Sudaryani, dan anggota DPRD Kota Serang Dapil Kecamatan Curug Babay Sukardi.

Ketua Umum Perma Curug Suheru mengatakan, pihaknya mengajukan permohonan audiensi melalui Sekretariat Daerah atau Setda Kota Serang dengan Walikota Serang Syafrudin pada 25 Januari 2021, namun hingga kini belum ada tindaklanjut terkait permohonannya tersebut.

“Kami juga terus melakukan tindak lanjut, tapi tidak ada komunikasi dari pihak Setdanya, makanya hari ini kami menyuarakan aspirasi kami,” ujar Suheru saat menyuarakan aksi di hadapan Walikota Syafrudin.

Suheru mengatakan, pihaknya menyuarakan aspirasinya dihadapan Walikota Syafrudin, lantaran permohonan audiensi dengan Walikota Serang Syafrudin pada 25 Januari 2021, hingga kini tidak ada tindaklanjut terkait permohonannya tersebut.

“Sebetulnya sudah lama ingin kami sampaikan kepada Walikota Serang.
Ini adalah bentuk tidak ada tindaklanjutnya terkait dengan surat audiensi yang kami layangkan kepada Walikota Serang sudah dua tahun tidak ada tindaklanjut. Kami melayangkan surat itu 25 Januari 2021, tetapi sampai sekarang tidak ada tanggapan, gak direspon sama sekali,” ujar Suheru dihadapan Walikota Syafrudin.

Suheru mengaku, pihaknya pun memiliki bukti surat permohonan audiensi dengan Walikota Syafrudin.

“Jadi surat juga ada, surat terimanya juga,” akunya.

Menurut Suheru, pihaknya nekad menyuarakan aksi dihadapan Walikota Syafrudin, karena momentumnya tepat.

“Karena ini momen yang pas. Dihadiri oleh walikota, camat, seluruh kepala kelurahan dan organisasi-organisasi terkait, anggota dewan,” jelas dia.

Suheru mengakui bahwa kehadirannya tidak sesuai ketentuan yang berlaku.

“Menurut kami, kalau misalnya kami memberitahukan terlebih dahulu takut ada intimidasi,” katanya.

Suheru pun membacakan surat terbuka untuk Walikota Syafrudin yang isinya beberapa tuntutan.

Pertama, adanya perbaikan dalam mekanisme pelaksanan musrenbang mulai dari tahap sosialisasi, komunikasi, partisipasi, hingga evaluasi yang lebih konkrit, utuh, dan menyeluruh.

“Musrenbang sebagai wahana publik seharusnya dijadikan sebagai forum partisipatif yang memuat substansi yang utuh dalam rangka perencanaan pembangunan, namun pada faktanya pelaksanaan Musrenbang hanya sekedar kegiatan seremonial belaka. Tanpa adanya pembahasan yang utuh dan substansial,” kata Suheru.

Kedua, adanya alokasi khusus beasiswa S1 untuk masyarakat kecamatan Curug, ketiga terutama bagi masyarakat kecamatan Curug di wilayah perguruan tinggi di wilayah kecamatan Curug.

“Kecamatan Curug yang sudah terdapat beberapa perguruan tinggi, sudah sewajarnya masyarakat sekitar dapat merasakan pendidikan tinggi, guna menciptakan pola pikir pembaharuan dan peningkatan kualitas SDM,” ucap dia.

Ketiga menginstruksikan kepada Pemerintah Kecamatan Curug, serta Pemerintah Kelurahan se-Kecamatan Curug, agar melakukan pembaharuan dan perbaikan data base, terkait dengan kependudukan, kondisi lingkungan, kondisi masyarakat dan sebagainya.

Suheru mengaku selama ini pihaknya pernah meminta data base terkait dengan data-data yang fundamental di kelurahan-kelurahan, tetapi data tersebut hanya data yang tidak update.

“Data lama tidak terupdate, sehingga itu yang menjadi alasan kita, karena pembangunan itu didasari oleh data dan fakta yang konkret yang terbaru, sehingga apa yang menjadi tujuan pembangunan ada didata tersebut. Kalau datanya tidak update, tidak jelas maka sulit untuk melaksanakan atau merencanakan pembangunan yang tepat untuk masyarakat nantinya,” jelasnya.

Suheru berharap tuntutannya direalisasikan dan dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Serang, termasuk keinginannya audiensi dengan Walikota Serang Syafrudin agar penyampaian lebih terperinci.

“Pak wali siap menjanjikan untuk audiensi untuk waktunya belum nanti lebih lanjut,” harapnya.

Walikota Serang Syafrudin mengatakan, aksi yang disuarakan Perma Curug sejatinya menyalahi ketentuan yang berlaku, karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya.

“Akan tetapi kita berbicara satu wadah, satu keluarga, dan satu masyarakat Kota Serang. Oleh karena itu saya menanggapi dengan apa disampaikan tiga poin ini. Tentunya ini merupakan koreksi untuk kita bersama, dan saya terima kasih, mudah-mudahan tiga permasalahan yang ada ini nanti kita ada tindaklanjut,” kata Syafrudin.

Terkait permintaan audiensi Perma Curug, Syafrudin sudah siap mengagendakan.

“Surat sudah kami terima in syaa Allah secepatnya. Nanti diagendakan hubungi Pak Kabag Protokol. Mudah-mudahan tidak lama akan kami undang,” katanya.

Masih di lokasi sama, Camat Curug Eni Sudaryani mengatakan, Perma Curug hanya ingin Kecamatan Curug bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, tetapi bila tingkat ekonomi dan sebagainya.

“Kecamatan Curug kalau kita lihat di situ, bukan warga dari masyarakat Curug sendiri tapi dari daerah lain. Nah itu mereka pengen kalau ada beasiswa, paling tidak mereka bisa yang tidak ikut kuliah di situ dengan adanya beasiswa. Walaupun dari forum masyarakat dan sebagainya, beasiswa itu sedang dicarikan seperti apa,” kata Eni.

Eni Sudaryani menjelaskan, program beasiswa mahasiswa bukan di pemerintah Kecamatan Curug.

“Kalau yang menangani beasiswa karena bukan dari kami. Kadang-kadang beasiswa itu ada. Tapi kadang-kadang masyarakat untuk ngambilnya agak repot karena persyaratan dan sebagainya,” jelas Eni.

Menurut Eni Sudaryani, di wilayahnya belum ada perguruan tinggi, sehingga belum ada kontribusi untuk masyarakatnya.

“Nah itu belum ada. Karena mungkin kampus tidak ke kecamatan,” tutur dia.

Terkait keterlibatan mahasiswa Curug pada Musrenbang, Eni Sudaryani menuturkan, itu adanya di tingkat kelurahan.

“Kalau itu di tingkat kelurahan masing-masing nanyanya,” akunya. (harir)

Pos terkait