2 Contoh Ide Puisi, Cocok Dibacakan Saat Lomba HUT Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2023

book 3199610 1280
2 Contoh Ide Puisi, untuk 17 Agustus 2023. (Pixabay/Katzenfee50)

BANTENRAYA.CO.ID – Berikut 2 contoh ide puisi dan cocok dibacakan saat Lomba HUT Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2023.

Teks puisi berikut ini merupakan karya Chairil Anwar yang merupakan salah satu sastrawan terbesar dan kebanggan Indonesia.

Teks puisi ini dapat dijadikan sebagai referensi anda apabila ingin mengikuti lomba atau event pada 17 Agustus 2023.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: Jadwal Acara TV RCTI Hari Ini Minggu 6 Agustus 2023: Spesial Akhir Pekan Banyak Film Seru dan Menarik

Diketahui, Chairil Anwar merupakan pria kelahiran Medan yang lahir pada 26 Juli 1922.

Chairil Anwar di kenang abadi bersama karya-karya puisinya yang menjadikannya salah satu sastrawan terbesar di Indonesia.

Diamana, semasa hidupnya, ia banyak membuat karya puisi dalam berbagai tema.

BACA JUGA: Lirik Lagu Nasional Indonesia Pusaka Oleh Ismail Marzuki, dapat di Nyanyikan saat 17 Agustus 2023

Mulai dari percintaan hingga tentang perjuangan kemerdekaan, berikut 2 karya puisi Chairil Anwar, yang bisa jadikan referensi saat 17 Agustus 2023.

1. Puisi Doa Karya Chairil Anwar

Kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh mengingat
Kau penuh seluruh
Cahaya-Mu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling.

BACA JUGA: Lirik Lagu Nasional Indonesia Pusaka Oleh Ismail Marzuki, dapat di Nyanyikan saat 17 Agustus 2023

BACA JUGA: Harga Tiket Nonton Film Suzzanna Malam Jumat Kliwon Hari ini di Bioskop Bogor, Budget Mulai Rp25 Ribu

BACA JUGA: Link Nonton Drama The Real Has Come Episode 39 Sub Indo Lengkap dengan Sinopsis dan Jadwal Tayang

2. Puisi Aku Karya Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.***

Pos terkait