BANTENRAYA.CO.ID – Imam di Islamic Center of New York atau Muhammad Syamsi Ali atau Imam Shamsi Ali disenggol Jubir Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak usai mengunggah berita dari Medan Tribunnews terkait “SOSOK Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi yang Diduga Ditampar dan Dicekik Menhan Prabowo”.
Mengetahui Imam Shamsi Ali turut mengunggah berita soal “Capres tampar Wamen” itu, Dahnil Anzar Simanjuntak langsung memberikan peringatan keras.
Danhnil Anzar menyayangkan sosok seperti Imam Shamsi Ali yang dikenal sebagai pendakwah Islam di New York turut membagikan hoax.
BACA JUGA: 3 Cafe Estetik di Tasikmalaya yang Asyik Buat Nongkrong dan Buka Sampai Tengah Malam
“Ustadz Shamsi sy kagum dg kiprah anda dalam dakwah Islam di New York, tp saya kaget dg laku yg seolah ikut menebar fitnah dan hoax seperti ini,” tulis Dahnil Anzar Simanjuntak melalui akun X miliknya, pada Selasa 19 September 2023.
Dahnil menuding Imam Shamsi Ali ikut membagikan berita hoax karena berbeda pilihan Capres.
“Hny mungkin gara2 berbeda sikap dan pilihan Capres,” ungkap Dahnil.
BACA JUGA: Cara Beli dan Pasang e-Materai di SSCASN untuk Daftar CPNS 2023, Mudah dan Anti Gagal
“Akhlak Islam agaknya langsung absent,” sambungnya.
Alih-alih memberikan klarifikasi soal berita tersebut, Jubir Prabowo mengajak Imam Shamsi untuk menjaga persatuan dan melawan hoax.
“Yuk Ustadz kita jaga persatuan dan lawan hoax,” tegasnya.
Mendapat tanggapan dari Jubir Prabowo tersebut, Imam Shamsi Ali memberikan balasan yang tidak kalah sengitnya.
Ia menyatakan bahwa tidak mempunyai maksud menyebarkan hoax sebagaimana tudingan Dahnil.
“Bung Dahnil, saya tdk bermaksud menyebarkan (apa yg anda sebut hoax),” kata Imam Shamsi Ali melalui akun X pribadinya.
BACA JUGA: Walikota Serang Syafrudin Rencananya Yang Resmikan Jalan Simpang Sebidang Frontage Unyur
Menurut Shamsi Ali, ia hanya mencari klarifikasi mengenai berita yang sedang hangat di media sosial dan apabila itu bohong, boleh untuk dibantah.
“Tapi mencari klarifikasi. Silahkan dibantah kalau itu kebohongan,” tuturnya.
Ia menerangkan bahwa cara efektif untuk membantah berita hoax itu dengan membawa ke ranah hukum, agar yang menyampaikan berita bohong bisa mendapat efek jera.
“Cara membantah yg efektif dg membawa ke ranah hukum,” jelasnya.
“Dg begitu, yg biasa bohong dapat efek jerah,” tambahnya.
Lalu, ia menyaraka apabila berita “Capres tampar Wamen” itu berita hoax supaya dilaporkan ke Bareskrim.
“Apakah mau dilaporkan ke Bareskrim? Monggo!,” tandasnya.***