Bantenraya.co.id– Warga Lingkungan Karang Serang, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, resah.
Penyebabnya lantaran tempat tinggalnya bakal digusur oleh Balai Besar Waduk Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWSC3) Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
Penggusuran dilakukan lantaran ada proyek normalisasi dan pelebaran Sungai Cibanten yang tengah dilakukan pihak BBWSC3.
Nurdin, salah seorang warga Lingkungan Karang Serang RT 05, RW 09 mengaku resah melihat tetangganya di Lingkungan Jabang Bayi digusur. Ia khawatir tempat tinggalnya digusur juga.
GRATIS! Coupon Code The Spike Volleyball Story 2 Oktober 2023, Klaim Bola Voli Gratis Di Sini
“Khawatir lah karena melihat di sebelah pada digusur,” ujar Nurdin, kepada Banten Raya, ditemui di kediamannya di Lingkungan Karang Serang, Minggu (1 Oktober 2023).
Kekhawatiran Nurdin makin besar, karena hingga saat ini belum ada tokoh masyarakat atau pegawai dari BBWSC3 yang mengabarkan informasi itu kepadanya.
“Katanya dengar-dengar, soalnya belum ada yang datang petugasnya sampai hari ini. Pak RT juga gak tau,” katanya.
Kecemasan Nurdin amat beralasan, mengingat hingga saat ini dirinya masih memikirkan harus angkat kaki ke mana untuk tempat tinggalnya.
Ambil Air Dari Galian Tanah Bekas Empang Pemancingan Ikan
“Makanya itu, mau pindah kemana gak punya tempat. Kalau punya tempat gak dipikirin,” ucap dia.
Nurdin mengungkapkan, sudah hampir dua dekade tinggal bersama keluarganya di bantaran Sungai Cibanten, yang tak lain adalah lahan milik negara.
“Udah lama udah ada 20 tahun menempati tanah pengairan. Tanah punya pemerintah,” ungkap Nurdin.
Namun bila disuruh angkat kaki apa boleh buat. Nurdin mengaku terpaksa harus angkat kaki.
20 Kata-kata Bijak Ucapan Selamat Datang Bulan Oktober 2023 Penuh Makna dan Semangat
“Terpaksa kalau disuruh pindah. Terpaksa mau gak mau juga,” tutur dia.
Bila disuruh dipindah ke rumah susun sewa (Rusunawa) Margaluyu, Kelurahan Margaluyu, Kecamatan Kasemen, Nurdin menolak.
“Gak mau. Bayar (sewa) juga. Terus naik turunnya repot,” ungkap Nurdin.
Nurdin mengaku hanya sebagai buruh harian lepas yang penghasilannya minim dan tak menentu.
20 Link Twibbon Hari Kesaktian Pancasila 2023, Cocok Diunggah di Medsos
Usahanya sebagai buruh serabutan yang bongkar muat kayu, penghasilan minimal Rp 100 ribu per hari. “Itu juga kotor. Itu juga kalau ada. Gak tiap hari ada,” ungkap dia.
Nurdin berharap pemerintah membangun rumah.
Dengan cara itu, ia bersedia membayar cicilan rumahnya per bulan, sehingga kelak rumah dan bangunannya menjadi miliknya.
“Pengennya dikasih tempat. Terserah di mana kek yang penting dikasih tempat. Kalau bisa gak jauh dari serang. Atau kalau boleh dibikin perumahan atau bagaimana.
Karena kalau gitu rumahnya jadi milik saya nantinya,” katanya.
6 Lokasi Tempat Makan Ayam Goreng di Purbalingga yang Paling Mantap dan Sedap, Simak Jadwal Bukanya
Asda II Kota Serang Yudi Suryadi mengatakan, ada puluhan rumah di bantaran Sungai Cibanten bakal digusur.
“Saya kalau datanya belum dapat dari BBWSC3. Tapi kurang lebih menurut mereka antara 50-60 rumah,” kata Yudi kepada Banten Raya.
Yudi menuturkan, puluhan rumah yang akan digusur itu berada di Kecamatan Kasemen, khususnya yang dekat jembatan. “Yang penyempitan,” tutur dia.
Yudi mengaku bahwa Pemkot Serang mendukung program normalisasi Sungai Cibanten, karena dalam rangka pelebaran Sungai Cibanten, sekaligus mengantisipasi kejadian banjir bandang di musim hujan.
Tempat Wisata Terbaik di Kalimantan Tengah, Cocok untuk Liburan Bareng Keluarga
“Nanti seperti apa program dari BBWSC3 kita akan dukung. Karena walaupun bagaimana kita harus membantu masyarakat, karena itu masyarakat Kota Serang juga,” katanya.
Yudi menyebutkan, normalisasi Sungai Cibanten dilakukan secara bertahap.
Sementara ini sampai ke Bendungan Karet. “Hampir 50 persen pelebarannya. Wilayah Kasemen sama Kasunyatan,” jelasnya.Yudi menjelaskan, lebar normalisasi awalnya 25 meter sampai 40 meter.
Hal itu untuk mengatasi kalau terjadi air besar sudah dilebarkan.
Tempat Wisata Terbaik di Pekalongan yang Paling Terkenal, Dijamin Seru dan Asik
Untuk warga terdampak normalisasi Sungai Cibanten, Yudi mengaku pihaknya menunggu program BBWSC3.
“Nanti nunggu program dulu seperti apa di BBWSC3. Kalau Kota Serang berupaya pertama kalau memang udah siap kita kan punya rusunawa kalau warganya dan BBWSC3 punya program.
Makanya kita lihat dulu programnya seperti apa. Maka kita mempersiapkan. Kita kan punya rusun,” tandasnya.
Walikota Serang Syafrudin menyatakan, anggaran kompensasi untuk warga terdampak gusuran normalisasi Sungai Cibanten tidak ada.
Warga korban gusuran normalisasi yang tinggal di bantaran Sungai Cibanten menempati lahan milik negara.
Pemkot Serang akan berkoordinasi dengan BBWSC3 dengan harapan ada dana bantuan untuk warga terdampak normalisasi Sungai Cibanten.
“Korban penggusuran normalisasi Sungai Cibanten sebenarnya anggaran relokasi tidak ada. Karena bukan difasilitasi oleh pemerintah dulu membangun di situ,” ujar Syafrudin.
Syafrudin menuturkan, warga membangun rumah di bantaran sungai menempati lahan milik negara, tanpa izin kepada pemerintah.
TERBARU! Kode Promo Grab 30 September 2023, Diskon Besar Hingga 95 Persen
“Dibangun oleh masyarakat masing-masing tanpa izin,” ucap dia.
Pemkot Serang, kata Syafrudin, akan berjuang demi masyarakat menyampaikan imbas normalisasi Sungai Cibanten kepada BBWSC3.
“Tapi ada kemungkinan nanti kita bicarakan dengan BBWSC3 dengan Pemkot Serang mudah-mudahan ada bantuan. Iya mudah-mudahan nanti kita koordinasi dengan BBWSC3,” katanya.
Soal warga terdampak normalisasi Sungai Cibanten masih mengungsi di sanak familinya, Syafrudin menyebut bahwa itu pilihan masyarakat yang memilih tinggal di bantaran Sungai Cibanten.
“Iya itu kan bukan salah kami. Itu kan bantaran sungai. Tapi insyaallah mudah-mudahan ada kebijakan. Tapi saya tidak janji, karena itu yang melaksanakan BBWSC3 bukan kewenangan Pemkot.
Akan tetapi memang BBWSC3 harus koordinasi juga dengan Pemkot Serang,” tegas Syafrudin.
Disinggung rencana Pemkot Serang merelokasi warga terdampak gusuran normalisasi Sungai Cibanten ke rusunawa, Syafrudin menuturkan, ada rencana namun dibahas terlebih dahulu.
“Iya ada kemungkinan di situ. Nanti kita musyawarah dulu,” katanya. (harir)