BANTENRAYA.CO.ID – Sebanyak 3 ribu pelajar dari di Kabupaten Lebak gagal tampil menari di acara Hari Kesehatan Nasional (HKN) serta
Harvesting Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI) sekaligus untuk memecahkan rekor MURI.
Ribuan penari dari Lebak yang terlibat acara tersebut mendapatkan informasi pembatalan pada H-1 menjelang tampil, Rabu (11 Desember 2024).
Informasi awal, akan ada 24 ribu pelajar se-Banten yang akan menari kolosal rekor MURI.
Tetapi, 9 ribu pelajar digagalkan untuk ikut bagian acara tersebut, termasuk 3 ribu di antaranya merupakan pelajar yang berasal dari Kabupaten Lebak.
Selain Lebak, daerah lain yang membatalkan penampilan tari tersebut adalah Kabupaten Pandeglang dan Kota Cilegon, dengan masing-masing peserta dari daerah tersebut berjumlah Rp3 ribu orang.
“Kecewa banget pastinya. Kita juga gak tau sebab dibatalkannya apa. Minimal kita dikasih kejelasan lah sebab pembatalannya,” kata salah satu murid SMA 1 Bayah, Melani, yang gagal tampil, Rabu (11 Desember 2024).
Melani menjelaskan, ia menjadi salah satu dari 60 peserta lainnya dari SMA 1 Bayah yang rencana tampil.
Jalan Berlubang di Sayabulu Kota Serang Dipasang Keranjang Kayu
Pada Selasa, 11 Desember 2024, ia bersama peserta, pelatih, dan guru pembimbing bahkan sempat datang ke Kecamatan Rangkasbitung untuk melakukan persiapan.
“Kita bahkan sempat nyewa penginapan. Tapi kemarin pas dapat info dibatalkan ya kita harus balik ke Bayah,” terangnya.
Peserta lain asal Kecamatan Leuwidamar yang menolak namanya disebutkan juga mengungkapkam hal yang sama.
Ia bahkan sudah melakukan persiapan dengan menyewa kebaya dan kebutuhan tari lainnya.
Delapan Wajah Baru, Satu Petahana
Selain itu, ia juga menceritakan beberapa bulan sebelum dibatalkan, ia dan peserta lain sangat sering meminta dispensasi belajar demi bisa ikut latihan.
“Kita harus ngejar materi belajar, tapi ya batal. Kemarin kita udah packing, saya dan peserta lain sudah nyewa kebaya.
Sekolah sudah nyiapin penginapan dan mobil buat jalan.
Tapi batal. Kita bahkan sempat gladi dulu kemarin. Berbulan-bulan, badan sakit, pegel tapi batal. Seenaknya begini ke kesenian,” paparnya kesal.
Ratu Ria Nyoblos di TPS 01 Cijawa Masjid
Sebelum direncanakan tampil pada 11 Desember 2024, ia mengungkapkan bahwa sebelumnya ia dan peserta lain direncanakan akan tampil di acara HUT Banten Oktober lalu. Namun, saat itu juga sempat ditunda.
“Beberapa bulan lalu juga sempat batal. Sampai akhirnya ya saat ini. Teman-teman peserta yang lain juga banyak yang sampai nangis,” imbuhnya.
Pelatih tari SMK Negeri 2 Rangkasbitung Arifin mengatakan, dirinya sudah melatih 100 orang.
Para siswa sudah melakukan latihan dengan giat dan antusias. Namun sangat disayangkan ia mendapatkan informasi pembatalan sehari sebelum pelaksanaan tari tersebut.
“Sebelumnya sudah ada informasi waktu pelaksanaan diundur, mulanya bulan Oktober, kemudian para siswa tetap berlatih.
Namun, ternyata H-1 pelaksanaan baru diinformasikan untuk batal ikut serta,” kata Arifin.
Praktisi tari sekaligus Pendiri Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Seniman Tari Indonesia (DPD ASETI) Banten Endang Suhendar menyayangkan dengan peristiwa ini.
Menurutnya, siswa-siswi SMA dan SMK negeri maupun swasta berlatih dari September sampai Desember di hari H-1 dibatalkan begitu saja, padahal mereka sudah berproses selama tiga bulan.
Pilkada Kota Serang, Tim Hukum Budi Agis Laporkan Pencopotan APK ke Bawaslu
“Tentu mereka sudah mempersiapkan diri mulai dari persiapan sewa kostum, beli makeup, boking mobil bus, dan memesan makanan untuk gelaran acara ini. Lalu siapa yang akan bertanggung jawab?,” imbuhnya.
Endang menuturkan, persoalannya bukan hanya ada kerugian secara materi, tetapi ada sembilan ribu siswa kecewa secara mental yang nantinya berakibat minimnya apresiasi terhadap dunia tari kedepan.
Untuk itu, Endang mendesak pihak-pihak yang terlibat dalam proses pembuatan kegiatan dan pihak yang menggagalkan bertanggung jawab terhadap gagalnya kegiatan ini.
Endang juga meminta Dinas Pendidikan Provinsi Banten meminta maaf kepada para siswa-siswi juga publik.
Ratu-Badri Makin Inklusif, Dukungan Terus Mengalir Jelang Pemilihan
Sementara itu diketahui, Pemerintah Provinsi Banten berhasil memecahkan rekor MURI kategori tarian kolosal Walijamaliha.
Tarian khas dari Provinsi Banten ini dibawakan oleh 1.987 pelajar yang ada di Provinsi Banten.
Senior Manager MURI Indonesia Triyono mengatakan, setelah dilakukan verifikasi, terdapat 1.987 siswa yang membawakan tari Walijamaliha.
Jumlah itu, merupakan yang terbanyak tidak hanya untuk tingkat nasional bahkan juga tingkat dunia. “Selain terbanyak, tarian kolosal Walijamaliha ini juga merupakan tarian khas dari Provinsi Banten,” kata Triyono, Rabu (12 Desember 2024).
Triyono mengapresiasi Pemerintah Provinsi Banten yang menggelar tarian kolosal Walijamaliha hingga memecahkan rekor dunia.
Dia juga memuji Pemerintah Provinsi Banten yang telah membuat tarian Walijamaliha yang berakar pada filosofi kebudayaan Banten.
“Selain sebagai upaya melestarikan kekayaan kebudayaan kita, tarian daerah juga dapat meningkatkan daya tarik wisatawan,” ujarnya.
Triyono mengungkapkan, selama ini belum ada yang memecahkan rekor tarian kolosal Walijamaliha dengan peserta mencapai 1.987 orang.
Akhirnya Jalan Pelamunan Kramatwatu Kabupaten Serang Dibeton
Karena itu, pemecahan rekor yang dilakukan Pemerintah Provinsi Banten ini adalah yang pertama. “Ini layak sebagai rekor dunia,” ujarnya.
Triyono berharap apa yang sudah dilakukan Pemerintah Provinsi Banten bisa diadopsi atau ditiru oleh daerah lain untuk memperkenalkan budaya di daerah kepada khalayak yang lebih luas lagi.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten Tabrani mengatakan, rekor MURI dunia ini adalah sebuah kebanggaan bagi Pemerintah Provinsi Banten.
Namun yang lebih penting dari itu adalah bahwa dengan kegiatan ini maka para pelajar jadi tahu bahwa Provinsi Banten memiliki tari yang dinamai dengan tari Walijamaliha.
Lampu Hias Pagar TPAS Cilowong Rusak
“Alhamdulillah anak-anak juga saya lihat semuanya riang gembira. Paling tidak mereka akhirnya tahu Banten punya seni tari yang tidak kalah dengan daerah lain,” katanya.
Tabrani mengungkapkan, tari Walijamaliha diikuti pelajar SMA/ SMK sederajat dari wilayah Serang dan Cilegon.
Semua berkumpul di halaman Pendopo Gubernur Banten di KP3B, Kecamatan Curug, Kota Serang, dan menari bersama-sama.
Ke depan tidak menutup kemungkinan akan digelar tarian serupa dengan jumlah peserta yang lebih banyak lagi dan berbagai daerah di Banten.
“Nanti mungkin dengan event di masing-masing daerah akan melakukan hal yang sama juga,” ujarnya.
Diketahui, tari Walijamaliha dibuat tahun 2010 oleh seorang seniman tari asal Kota Serang bernama Maya Rani Wulan.
Tari Walijamaliha dilaunching sebagai tarian selamat datang khas Provinsi Banten di Festival Anyer pada 5 November 2010.
Saat ini, tari Walijamaliha banyak dibawakan dalam acara-acara seremonial pemerintahan untuk menyambut para tamu. (aldi/tohir)