BANTENRAYA.CO.ID – Di pertengahan bulan Puasa Ramadhan terdapat peristiwa unik yakni tradisi Qunutan .
Tradisi Qunutan ini diperingati dengan adanya Nuzulul Qur’an dan juga malam Lailatul Qadar yang telah datang dipertengahan Puasa Ramadhan.
Sehingga tak heran jika terdapat tradisi Qunutan yang secara turun temurun masih berlangsung.
Dilansir Bantenraya.co.id dari berbagai sumber, tradisi Qunutan ini ternyata dilakukan di Daerah Banten saja ditempat lain sepertinya tidak ada.
BACA JUGA: 6 Meme THR Tak Kunjung Turun, Nomor 4 Kesindir Nih…
Nah tradisi Qunutan ini sering dikenal oleh orang Banten dengan istilah Lilikuran Qunut, artinya tradisi yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu menjadi tanda rasa syukur jika puasa sudah sampai 15 hari
Bahkan tradisi Qunutan ini memiliki ciri khas dengan adanya makan ketupat, makanan yang dibuat dengan bahan dasar beras yang dibungkus dengan janur kelapa.
BACA JUGA : Bulan Ramadan, Petani Timun Suri di Lebak Raup Cuan Jutaan Rupiah
Biasanya, masyarakat akan membuat ketupat, sayur opor dan makanan lainnya untuk dibawa ke masjid dan berdoa bersama, baik usai salat Maghrib atau usai Salat Tarawih.
Usai Qunutan, masyarakat Banten biasanya melaksakan Lilikuran yang dilakukan setiap malam ganjil Ramadhan.
BACA JUGA : Puluhan Kader Demokrat Lebak, Datangi PN Rangkasbitung, Ada Apa..
Lilikuran pun mirip dengan Qunutan, namun tidak membuat ketupat, hanya kue dan panganan ringan yang dibawa masyarakat ke masjid kemudian berdoa bersama-sama.
Lilikuran akan terus berlanjut hingga akhir Ramadhan dan akan semakin meriah di 10 hari terakhir Ramadhan,
BACA JUGA : Makin Diminati, Promo Terangi Ramadan PLN Tembus 2.853 Pendaftar dalam 11 Hari di Banten
dimana malam Lailatul Qadar menjadi penantian bagi setia muslim di seluruh dunia, termasuk di Banten.
Usai berdoa bersama, masyarakat yang memakmurkan masjid ataupun musalah akan lebih ramai dengan mengaji hingga tiba waktu Sahur.