BANTENRAYA.CO.ID – Santri zaman now harus mampu beradaptasi mengikuti perkembangan zaman. Terlebih di era digitalisasi saat ini, dakwah dan syiar santri harus mengikuti perkembangan teknologi canggih yang tengah berkembang.
Bila tidak, santri akan tergerus oleh modernisasi zaman. Mereka dituntut untuk bisa berdakwah lewat media sosial (medsos), tidak hanya lewat pertemuan tatap muka.
Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten M Ishom el Saha mengatakan bahwa dengan berkembang pesatnya teknologi informasi saat ini, maka santri dituntut untuk menguasai teknologi tersebut.
Penguasaan teknologi bertujuan agar santri bisa menebarkan ideologi rahmatan lil alamin (perdamaian bagi dunia) kepada netizen, seperti berdakwah via medsos.
BACA JUGA : Ratusan Pasangan Warga Kota Serang Ajukan Cerai
“Santri harus pintar dalam menguasai teknologi informatika supaya pertempuran (dakwah) ini juga bisa dimenangkan oleh santri untuk menebar ideologi rahmatan lil alamin,” katanya, Rabu (22 Oktober 2025).
Menurut Ishom, peran santri masih tetap dibutuhkan di setiap zaman. Bila dahulu para santri berjihad lewat resolusi jihad,
bertempur melawan penjajah Belanda yang dicetuskan oleh pendiri Nahdlatul ulama kyai Haji Hasyim Asy’ari, maka pertempuran saat ini adalah pertempuran di udara atau di dunia maya.
Ishom menegaskan bahwa pada pertempuran di darat yang dilakukan pondok pesantren dan juga santri dianggap sudah dimenangi.
BACA JUGA : Ribuan Santri Antre Warung Amal di Alun-Alun Barat Kota Serang
Karena para santri selain menjadi kyai yang memimpin pondok pesantren yang terus berkembang jumlahnya juga di antara para santri sudah banyak yang berkiprah di banyak bidang mulai dari pengusaha, tenaga pengajar, menteri, bahkan yang menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia.
“Kita harus menang di pertempuran di darat dan udara (medsos). Kalau di darat kita sudah menang. Santri sudah ada di mana-mana,” katanya.
Bila pertempuran di darat sudah dimenangkan oleh para santri Ishom menilai pertempuran di udara atau di dunia maya yang masih belum.
Karena itu dia mendorong para santri agar aktif di media sosial dan membuat konten-konten positif sehingga konten-konten negatif bisa tertutupi.
BACA JUGA : Ratusan Pasangan Warga Kota Serang Ajukan Cerai
“Pertempuran di udara belum dimenangkan. Makanya santri harus aktif (berdakwah) di media sosial (medsos) untuk melawan konten yang tidak rahmatan lil alamin,” katanya.
Pimpinan Pondok Pesantren Nailul Amanah Ummat dan yang juga anggota Presidium FSPP Kota Serang periode 2025-2030 KH Jamaludin mengatakan, santri zaman now harus siap mengikuti perkembangan zaman, karena sudah memasuki era digitalisasi.
“Intinya santri harus mengikuti perkembangan zaman,” ujar Jamaludin, kepada Banten Raya, Rabu (22 Oktober 2025).
Kata dia, santri juga harus mampu beradaptasi dan bisa mengembangkan pemikiran. Ilmu adab dan tata krama yang diajarkan oleh para guru tidak bisa ditinggalkan.
BACA JUGA : Momen Hari Santri, Pemkot Serang Gaungkan Mengaji di Sekolah Sebelum Belajar
“Akan tetapi pemikiran modernisasi santri itu juga harus juga berkembang, agar dunia juga tahu bahwa santri tidak hanya mampu membaca kitab kuning, tapi santri juga melek tentang teknologi,” ucap dia.
Jamaludin menuturkan, di era gitalisasi saat ini pondok pesantren di Kota Serang khususnya umumnya di Banten sekarang sudah mengajarkan para santrinya ilmu informasi teknologi (IT).
“Bagaimana santri mengerti tentang IT, santri juga harus beradaptasi tentang teknologi, agar perkembangan pesantren juga diketahui oleh masyarakat luas, bukan hanya kalangan pesantren saja,” katanya.
Ia menjelaskan, di Pondok Pesantren Nailul Amanah Ummat juga sudah mengajarkan para santrinya ilmu pengetahuan informasi teknologi. Hal itu dilakukan agar para santrinya melek teknologi informasi.
BACA JUGA : Reaktivasi Jalur KA Rangkasbitung-Pandeglang Digarap 2027
Jamaludin mengatakan, pihaknya memberikan pelatihan digitalisasi pesantren kepada para santrinya setiap sepekan sekali tepatnya hari Jumat.
Pelatihan tersebut untuk mengedukasi para santri agar bisa berusaha lewat digital.
“Saya juga mengajarkan kepada santri untuk paham bagaimana cara dakwah lewat digital melalui online.
Pelatihan tentang dunia digitalisasi aja dari mulai belajar usaha lewat digital, marketing, termasuk belajar media website dan sebagainya,” ujarnya.
BACA JUGA : Santri Makan Lesehan Usai Apel Hari Santri di Alun-Alun Barat Kota Serang
Salah seorang santriwati Pondok Pesantren Al Mubarok Kota Serang Mudrika Tanoso mengatakan, santri harus mengikuti zaman karena zaman sekarang sudah semakin canggih.
“Jadi santri di Banten juga pasti tidak mau ketinggalan dan santri-santri sekarang kebanyakan pondok pesantren modern.
Nah kalau pondok pesantren modern kan pasti lebih terbuka era digitalnya,” ujar Mudrika, kepada Banten Raya.
Ia menjelaskan, pembelajaran di Pondok Pesantren Al Mubarok sudah beradaptasi dengan zaman now, karena ada pelajaran teknologi informasi komunikasi (TIK), pendidikan umum dan pendidikan khusus.
BACA JUGA : Reaktivasi Jalur KA Rangkasbitung-Pandeglang Digarap 2027
“Di pondok juga ada praktek. Dilengkapi dengan laboratorium, lab komputer, jadi kita tidak ketinggalan untuk santri pondok pesantren Al Mubarok,” jelas dia.
Diwawancara terpisah, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Banten H Amrullah mendorong lembaga pendidikan yang berbasis pondok pesantren dan santri mampu beradaptasi dan bersaing dalam perkembangan teknologi.
Menurutnya, saat ini di Provinsi Banten sudah banyak pondok pesantren yang bagus yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, namun juga mempelajari pengetahuan umum dan teknologi.
Seperti komputer, informasi teknologi, bahasa dan juga tentunya kitab kuning serta Alquran.
BACA JUGA : Pembangunan Kawasan Royal Baru 20 Persen
Pengasuh pondok pesantren, lanjutnya, rupanya sudah bisa melihat kondisi kebutuhan dan perkembangan teknologi saat ini,
sehingga pengasuh podnok pesantren sudah melengkapi pendidikan di lingkungan pondok pesantren dengan ilmu informasi teknologi.
“Artinya pengasuh pondok pesantren sudah paham betul, saat ini tidak hanya bisa diajarkan satu disiplin ilmu kepada santri,
namun juga harus berimbang antara ilmu agama dan ilmu umum dalam hal ini informasi teknologi,” ungkapnya.
BACA JUGA : Pelantikan Eselon II,Lambat Pejabat Malas Kerja
Ia mengaku sudah banyak lulusan pondok pesantren yang mampu bersaing dengan lulusan sekolah umum, dan sudah banyak juga lulusan pondok pesantren yang mampu bersiangan dalam perkembangan zaman saat ini.
Contohnya, kata Amrullah, adalah lulusan Insan Cendekia Madani yang terdapat di Tangerang yang mana lulusannya mampu bersaing dengan lulusan sekolah umum.
Lulusan pondok pesantren harus bisa bersaing dan memiliki jiwa bertarung.
“Kyai Haji Abdurahman Wahid atau Gusdur merupakan lulusan pondok pesantren yang mampu menjadi Presiden Republik Indonesia,
BACA JUGA : Revitalisasi Pasar Royal Kota Serang Terkendala Aktivitas Parkir dan Lalin Kendaraan
kemudian ada Kyai Ma’ruf Amin yang juga lulusan pondok pesantren yang menjadi Wakil Presiden dan Ibu Khofifah Indar
Parawansa yang saat ini menjadi Gubernur Jawa Timur yang juga merupakan lulusan pondok pesantren dan masih banyak lagi lulusan pondok pesantren yang tidak hanya bisa mengaji Alquran dan kitab kuning, namun juga menguasai ilmu umum dan teknologi,” paparnya.
Terkait kurikulum untuk mendukung santri belajar teknologi, Amrullah mengatakan bahwa kurikulum sudah ditentukan oleh Kemenag Pusat.
Adapun untuk Kemenag Provinsi Banten lebih mendorong terhadap muatan lokal, seperti pembacaan kitab kuning, pencak silat dan muatan lokal lainnya yang terdapat di Provinsi Banten.
BACA JUGA : Ratusan Pasangan Warga Kota Serang Ajukan Cerai
“Banyak lulusan pondok pesantren yang mampu bersiang dalam dunia kerja. Jadi orangtua jangan ragu untuk memasukkan anaknya ke pondok pesantren,” ajaknya.
Senada disampaikan Kepala Tim Pondok Pesantren dan Ma’had Aly pada Kanwil Kemenag Provinsi Banten Abrurrohim yang mengatakan, jumlah pondok pesantren di Banten yang terdaftar sebanyak 6.500 pondok pesantren se-Provinsi Banten.
Tentunya jumlah tersebut masih sedikit, jika dibandingkan pondok pesantren yang tidak terdaftar.
Ia menilai, perkembangan zaman saat ini tentunya memberikan pemahaman kepada pengasuh pondok pesantren untuk menciptakan santri yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama melalui kitab kuning, namun juga mengajarkan santri ilmu umum dalam hal ini informasi dan teknologi serta menjadikan santri sebagai entrepreneur.
BACA JUGA : Reaktivasi Jalur KA Rangkasbitung-Pandeglang Digarap 2027
“Lembaga pendidikan pondok pesantren pun tentunya harus mampu menjawab tantangan perkembangan zaman ini,” ungkapnya.
Perkembangan zaman saat ini, lanjutnya, harus disambut oleh lembaga pendidikan pondok pesantren dengan melakukan perubahan sesuai dengan kondisi zaman saat ini, dan meski bisa bersaing tanpa harus menghilangkan adat istiada pondok pesantren.
“Di Kota Tangerang saat ini ada Ma’had Aly yaitu lembaga pendidikan tinggi yang seperti pondok pesantren, yang tidak hanya mengajarkan pendidikan agama namun juga pendidikan umum dalam hal ini teknologi.
Bahkan tahun depan di Kabupaten Tangerang akan didirikan Ma’had Ula, Tsani dan Tsalis, yaitu lembaga pendidikan tinggi rasa Al-Azhar Kairo,” ujarnya. (tohir/harir/satibi)








