Lembaga Adat Baduy Ancam Abaikan Kehadiran Polisi

Lembaga Adat Baduy Ancam Abaikan Kehadiran Polisi
IKUT SEBA: Warga Baduy tengah menghadiri acara Seba tahun 2025 di Pendopo Kabupaten Lebak belum lama ini.

BANTENRAYA.CO.ID – Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Oom menyayangkan lamanya proses pengungkapan kasus pembegalan terhadap warga Baduy di Jakarta oleh polisi.

Atas kondisi itu, lembaga adat Baduy mengancam akan mengabaikan kunjungan kepolisian ke wilayah adat Baduy. Hal itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan.

“Tidak ada informasi bahwa pelakunya tertangkap. Lembaga adat mungkin mempertimbangkan akan mengabaikan kepolisian jika berkunjung ke Baduy, karena kami kecewa,” kata Oom, Minggu (30 November 2025).

Bacaan Lainnya

Oom juga mengungkapkan bahwa komunikasi dengan pihak kepolisian, baik dari Polres maupun Polsek di Jakarta Pusat, sangat minim.

BACA JUGA : 266 Ribu Warga Banten Kena Diabetes

Ia bahkan menyebut hampir satu minggu terakhir ini tidak ada kabar perkembangan sama sekali. Padahal, ia dan warga Baduy lainnya terus menunggu perkembangan kasus pembegalan tersebut.

“Sementara ini komunikasi jarang. Bahkan hampir seminggu ini tidak ada kabar lagi. Seolah-olah tidak ada tindak lanjut. Ya kami terus bertanya-tanya,” ungkapnya.

Oom menilai kepolisian memiliki teknologi dan kemampuan untuk menelusuri pelaku lantaran pelaku begal turut merampas telepon genggam milik korban.

“Polisi kan punya alat untuk mendeteksi komunikasi dari handphone. Harusnya bisa ditelusuri,” imbuhnya.

BACA JUGA : Tiga Bocah Temukan Mayat Tangan Terikat

Kata Oom, alasan kepolisian sulit menangkap pelaku pembegalan terhadap warga Baduy ialah karena tidak adanya saksi mata maupun rekaman CCTV di lokasi kejadian.

“Menurut keterangan kepolisian, tidak ada saksi mata. CCTV juga tidak menangkap apa pun. Bahkan sketsa wajah pelaku pun nihil karena korban tidak dapat mengingat wajah para pelaku,” terangnya.

Meski begitu, Oom memyebutkan, hingga kini warga Baduy masih menaruh harapan agar kasus tersebut dapat diusut dengan serius.

Mereka bahkan berencana melakukan audiensi ke Polda Banten untuk meminta kejelasan terkait perkembangan kasus itu.

BACA JUGA : Kopi Gozeal Dongkrak Brand Fesyen Asal Banten ke Pasar Nasional

“Kami rencananya nanti hari Selasa mau audensi ke Polda Banten untuk minta bantuan ditembuskan ke Metro.

Masalahnya kan kasus si Repan belum ditangani oleh Metro, baru ditangani sama Polres.” jelasnya.

Sebelumnya diketahui, Repan (16) warga Kampung Baduy Dalam jadi korban pembegalan di Jakartanya pada Jumat, 26 Oktober 2025.

Akibatnya, kondisi tangan Repan sempat terluka akibat sabetan senjata tajam hingga harus mendapatkan perawatan intensif.

Selain itu, uang tunai sebesar Rp3 juta serta 10 botol madu jualannya ikut raib. Saat ini, Repan diketahui sudah kembali ke kampung di Baduy dalam. (aldi/muhaemin)

Pos terkait