BANTENRAYA.CO.ID – Simak contoh teks khutbah Jumat akhir Ramadhan 2023 yang singkat namun menyentuh hati.
Contoh teks khutbah Jumat akhir Ramadhan 2023 ini sangat cocok jadi referensi untuk khutbah khatib dalam pelakasnan sholat Jumat di masjid.
Selain itu teks khutbah Jumat akhir Ramadhan 2023 ini dapat menambah wawasan atau pengetahuan keislaman bagi siapaun yang membacanya.
Baca Juga: KPU Banten Tetapkan Daftar Pemilih Sementara Pemilu 2024, Ada 8.884.688 Suara Siap Diperebutkan
Diketahui menjelang akhir Ramadhan 2023, umat Islam di wajibkan menunaikan kewajiban membayar zakat fitrah.
Kewajiban membayar zakat fitrah itu merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang wajib ditunaikan setiap muslim.
Zakat Fitrah biasanya berupa makanan pokok seperti beras, gandum, atau kurma, yang diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan seperti fakir miskin atau kaum dhuafa.
Baca Juga: Jadwal Lengkap Puncak Arus Mudik Lebaran 2023 Usai Reschedule Di Tol Japek
Besaran zakat fitrah ditentukan berdasarkan ukuran bahan makanan pokok yang digunakan sebagai dasar penghitungan zakat fitrah, dan besarnya zakat fitrah biasanya ditetapkan oleh lembaga-lembaga keagamaan setempat atau pemerintah.
Tujuan dari zakat fitrah adalah untuk membersihkan diri dan jiwa dari dosa dan kesalahan yang terjadi selama Ramadan, serta sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap orang-orang yang membutuhkan.
Selain itu, zakat fitrah juga dapat membantu menyelesaikan masalah kekurangan pangan pada masyarakat yang kurang mampu.
Baca Juga: Mengenal Apa itu Protection Visa? Trending Usai Tiktoker Bima Dilaporkan Polisi Karena Hal Ini…
Berikut ini contoh teks khutbah Jumat akhir Ramadhan 2023, dengan judul 3 makna hakiki zakat fitrah, dikutip Bantenraya.com dari NU Online.
Khutbah I
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ
اَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّ الله وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ المَلِكُ اْلحَقُّ اْلمُبِيْن. وَاَشْهَدُاَنَ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن
اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرْكَعُوا۟ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ. صَدَقَ الله العَظِيْم.
Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Alhamdulillahirabbilalamin, menjadi kalimat yang sudah sepatutnya diucapkan pada keseharian hidup kita, khususnya ungkapkan pada kesempatan kali ini, sebagai wujud syukur atas karunia nikmat Allah SWT yang tiada tara. Kita harus menjadi hamba yang tahu diri dan tidak melupakan hakikat dari diciptakannya kita ke dunia ini. Semua ini tiada lain hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Dan syukur menjadi bagian dari ibadah itu sendiri.
Pada Jumat kali ini mari kita juga terus mengencangkan dan menguatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT dengan meyakini bahwa Allah lah yang paling berkuasa atas hidup dan kehidupan kita di dunia. Mari berjuang sekuat tenaga untuk menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Mudah-mudahan kita termasuk golongan orang yang bersyukur, beriman dan bertakwa sehingga akan menjadi orang yang mulia di sisi Allah SWT.
Baca Juga: Teks Kultum Singkat Edisi Ramadhan 2023: Tips dan Trik Meraih Lailatul Qadar
Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Pada kesempatan Jumat kali ini, khatib mengajak kita semua untuk merenungi makna dan hakikat dari ibadah zakat yang pada bulan Ramadhan, khususnya di akhir bulan suci ini, senantiasa menjadi bahan diskusi, kajian, dan materi perbincangan hangat umat Islam. Selain mempelajari definisi dan pernak pernik pengamalan rukun Islam yang ketiga ini, sepatutnya kita juga mengetahui hakikat ibadah zakat yang kita lakukan. Hal ini agar kita tahu dan sadar bahwa hakikat beribadah adalah bukan hanya sekadar menggugurkan kewajiban, namun semua itu merupakan sebuah kebutuhan yang akan membawa dampak positif bagi kehidupan.
Hadirin Jamaah Jumat yang Berbahagia
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 56 sebagai berikut:
وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ
Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.
Dalam ayat ini, jelas disebutkan bahwa ibadah zakat merupakan sebuah perintah. Sebagai makhluk dan hamba, perintah yang diberikan Allah menunjukkan sebuah kewajiban yang wajib dipatuhi dan dikerjakan. Jika menjalankan shalat adalah kewajiban yang memiliki dimensi vertikal yakni sebuah kepatuhan untuk memenuhi hak Allah SWT dengan menyembah-Nya, maka kewajiban zakat memiliki dua dimensi ibadah. Selain dimensi vertikal sebagai kewajiban kepada Allah, zakat juga memiliki dimensi horizontal dalam bentuk memberikan harta yang dimiliki karena di dalamnya terdapat hak-hak orang lain.
Dalam menunaikannya, zakat juga bukan sekadar memberikan bagian harta dan setelah itu selesai kewajiban kita. Namun di situ terdapat aturan dalam pengeluarannya dan sudah ditentukan besaran harta yang harus dikeluarkan. Ini lah kemudian yang menjadikan zakat disebut masuk dalam kategori ibadah maliyah atau ibadah kehartaan.
Hadirin Jamaah Jumat yang Mulia
Dalam kitab Ihya ‘Ulumiddin, Imam al-Ghazali menjelaskan 3 hakikat makna dan tujuan dari kewajiban berzakat. Pertama, mengeluarkan zakat mampu menjadi wujud totalitas kecintaan kita kepada Allah SWT. Totalitas dalam mencintai akan memunculkan komitmen kuat untuk tidak akan menduakan yang dicintai. Keterkaitan dengan ke-Esa-an Allah, maka zakat akan semakin menyempurnakan keimanan untuk tidak akan menduakan Allah dan menguatkan bahwa Dia lah satu-satunya yak berhak untuk disembah. Dan perhatikan ayat berikut ini:
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ اَللّٰهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Artinya: Katakanlah (Muhammad): Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia. (QS Al-Ikhlas: 1-4)
Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa semakin tinggi derajat manusia di sisi Allah maka akan semakin besar rasa cinta kepada Allah. Ketika cinta sudah kuat, maka ia akan rela untuk memberikan apa yang dicintainya untuk jalan menuju Allah SWT, termasuk harta yang merupakan materi paling digandrungi dan dicintai oleh manusia ketika hidup di dunia. Sehingga esensi dari zakat adalah melepaskan hal yang dicintai untuk mengukuhkan ketauhidan kepada Allah SWT.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Hakikat zakat kedua menurut Imam al-Ghazali adalah sebagai ikhtiar untuk membersihkan diri dari berbagai sifat negatif khususnya sifat kikir atau pelit. Sifat buruk ini bisa diobati dengan membiasakan diri membantu orang lain dengan harta yang kita miliki, khususnya melalui zakat. Imam al-Ghazali pun menarasikannya dengan kalimat: “Kecintaan terhadap sesuatu, hanya bisa diobati dengan cara memaksa untuk berpisah darinya, sampai menjadi sebuah kebiasaan.”
Kita juga sebenarnya tak perlu khawatir jika ketika memberikan harta kepada orang lain kemudian harta kita akan berkurang. Pada hakikatnya, orang yang memberikan hartanya untuk hal-hal yang diperintahkan oleh Allah akan dilipat gandakan lebih dari yang diberikan.
Terkait hal ini, Allah SWT telah menegaskan sebagai berikut:
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Artinya: Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.
Ketiga, zakat yang kita keluarkan pada hakikatnya adalah sebagai wujud syukur atas nikmat dari Allah SWT. Perlu kita sadari bahwa Allah telah memberikan kita nikmat anggota badan yang harus kita syukuri dengan wujud ibadah badaniyah, seperti shalat dan ibadah sejenisnya. Selain itu juga Allah telah memberikan nikmat memiliki harta benda yang cara mensyukuri adalah dengan ibadah maliyah yakni dengan mengeluarkan zakat, infak, atau sedekah.
Lebih dari itu, Imam al-Ghazali pun menyebut bahwa zakat juga bukan sebatas bentuk syukur. Tetapi juga wujud kepedulian dan kasih sayang terhadap orang lain khususnya yang membutuhkan uluran tangan kita. Dengan kepedulian ini, kita kemudian akan bisa menjadi jiwa-jiwa yang bisa memberi manfaat pada orang lain. Rasulullah bersabda:
خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ
Artinya: Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. (HR Imam Thabrani)
3 hakikat zakat menurut Imam al-Ghazali ini, cukup kiranya mampu mendewasakan cara kita dalam berzakat. Mari niati berzakat bukan sebatas menggugurkan kewajiban namun lebih dari itu, zakat yang kita tunaikan harus mampu mewujudkan nilai-nilai luhur yang perlu ditanamkan dalam dalam diri kita.
Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Dari 3 hakikat berzakat ini kita berharap bisa lebih meresapi ibadah zakat yang kita tunaikan sehingga manisnya ibadah yang dilakukan akan lebih terasa. Ketika nikmat ibadah bisa dirasakan, maka otomatis akan semakin menambah rasa kerinduan untuk terus melakukannya. Ibadah dan aktivititas apapun yang dilakukan bukan atas dasar keterpaksaan, pasti akan maksimal hasilnya. Sebaliknya, ibadah atau pekerjaan yang dilakukan atas dasar keterpaksaan dan sebatas menggugurkan kewajiban saja, maka akan jauh dari hasil yang diharapkan. Semoga kita bisa menjadi insan yang ikhlas dalam menjalankan perintah-perintah Allah dan masuk ke dalam golongan orang-orang yang dicintai-Nya, amin ya rabbal alamin
.بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
Baca Juga: Stasiun Merak Resmi Setop Beroperasi Mulai Besok, Ternyata Ini Alasan yang Mendasari
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ
أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ
أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
Demikian itulah contoh teks khutbah Jumat akhir Ramadhan 2023 yang terdapat di artikel ini, semoga bermanfaat. ***