SERANG, BANTEN RAYA- Aktivis lingkungan dari Gerakan Muda Pembaharu (Gemuruh) yang peduli ekosistem alam, mengaku resah dengan kondisi hutan di Banten yang diduga mulai gundul dan hanya tinggal 50 persen. Hutan yang dia maksud berada di sejumlah gunung di wilayah Banten.
Setidaknya ada 3 gunung di Banten yang saat ini kondisi hutannya diduga hanya tersisa 40-50 persen, alias mulai gundul. Ketiga gunung yang dimaksud adalah Gunung Aseupan, Gunung Karang, dan Pulosari, yang sering disingkat menjadi Akarsari.
“Gunung Aseupan, Gunung Karang, dan Gunung Pulosari hutan yang tersisa tinggal 40-50 persen,” kata aktivis lingkungan E Sudrajat atau yang akrab disapa Jeje, Senin (27/6/2022).
Jeje mengatakan, kondisi hutan yang tinggal 50 persen ini diperparah oleh banyaknya pencurian kayu yang dilakukan secara massif oleh masyarakat yang seolah-olah dibiarkan oleh aparat. Bahkan, dia menduga seperti ada pembiaran dari pihak yang berwenang.
“Seperti ada pembiaran Perhutani dalam hal ini minim pengawasan yang dilakukan oleh mereka,” katanya.
Ditambahkan oleh Jeje yang juga aktivis 98 ini, harus ada penegakan hukum di Akarsari agar keberadaan hutan tidak semakin memprihatinkan. Menurutnya, berkurangnya hutan diperparah oleh adanya pembukaan lahan baru oleh penduduk untuk berkebun. Padahal, pengalihfungsian hutan menjadi kebun sama saja dengan mempersiapkan petaka berupa longsor dan banjir bandang yang suatu saat pasti akan terjadi.
“Siap-siap saja terjadi bencana. Hutan gundul tanpa pohon itu bukti bahwa mereka tidak ada pengawasan dan tidak ada yang melarang. Atau jangan-jangan disuap sebagai pengamanan,” katanya.
Untuk bisa mengembalikan hutan sebagaimana awalnya, maka para aktivis lingkungan yang tergabung dalam Gerakan Muda Pembaharu menggelar kegiatan yang dinamakan dengan Kemping Bakti untuk Alam. Jeje menjelaskan, Kemping Bakti untuk Alam adalah edukasi kepada masyarakat generasi muda dan tua agar mereka paham dan peduli pada lingkungan.
“Kami dari Gerakan Muda Pembaharu yang peduli akan alam mengajak kepada semua pihak untuk terlibat menanam 1.000 pohon dalam acara mari kembali ke alam,” kata Jeje.
Dihubungi secara terpisah, Asisten Perhutani Pandeglang Alex Endang Subrata membantah adanya penebangan pohon di 3 gunung yang disebutkan oleh Jeje. Menurutnya, kondisi hutan di 3 gunung itu masih terjaga dengan baik. “Enggak ada ilegal logging sampai saat ini,” katanya.
Alex juga membantah adanya pembukaan lahan baru oleh penduduk untuk berkebun di 3 gunung yang disebutkan oleh Jeje. Dia mengatakan, bila ada penebangan pohon atau pembukaan lahan, maka akan terlihat dari jalan raya. Namun saat ini tidak ada pemandangan seperti itu. “Enggak ada itu Pak,” katanya. (tohir)