Gagal di Tiongkok, Bioetanol Justru Akan Jadi Produk BBM Baru Yang Dijual Pertamina di Indonesia, Siapa Mau Coba?

Harga BBM Pertamina terbaru
Ilustrasi. Berikut adalah rincian harga BBM Pertamina terbaru yang mengalami kenaikan harga per 1 Oktober 2023. (Freepik.com/Freepik)

BANTENRAYA.CO.ID – PT Pertamina berencana memasarkan produk baru bahan bakar minyak (BBM) jenis baru campuran pertamax dengan nabati etanol, atau bioetanol dalam waktu dekat ini.

Dikutip dari berbagai sumber, produk BBM Bioetanol diperkenalkan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, saat Media Briefing Capaian Kinerja 2022, Selasa 6 Juni 2023 lalu.

Dijelaskan jika produk BBM Bioetanol merupakan salah satu bentuk energi terbarukan, yang dapat diproduksi dari tumbuhan melalui proses fermentasi.

Bacaan Lainnya

Bahkan, Etanol diklaim dapat dibuat dari tanaman-tanaman yang umum, salah satunya tebu.

Baca Juga : Breaking News, Anak Gunung Krakatau Erupsi Abu Vulkanik Mencapai 3 Ribu Meter

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati membenarkan jika PT Pertamina akan mengeluarkan produk BMM baru, bernama Bioetanol.

“Jadi nanti kita di bulan ini, nggak apa-apa ya Pak Alfian kita bocorin dulu, kita mau launching produk baru, yaitu bioetanol. Jadi Pertamax itu kita campur dengan etanol,” katanya dikutip Banten Raya.co.id, Jumat 9 Juni 2023.

Nicke menjelaskan untuk bahan bakar baru ini, PT Pertamina akan memanfaatkan produk samping tebu.

“Etanolnya itu dari molasses tebu, ini nanti rebutan nggak dengan pabrik gula? Enggak, ini cuma tetes tebu aja, jadi pabrik gula jalan ada tetes tebunya dan potensi kita besar. Selain itu juga bisa dibuat dari cassava, dari singkong, dari jagung juga,” jelasnya.

Baca Juga : Setengah Telanjang, Sopir Truk Ditemukan Tak Bernyawa di Tol Tangerang – Merak

Dikutip dari pertamina.com dengan judul Ethanol Dilemma, dijelaskan jika kemunculan bahan bakar bioetanol mendapatkan reaksi negatif dari pasar.

Kondisi tersebut menjadi kendala dalam hal penerapan bioetanol sebagai bahan bakar wajib di beberapa negara, seperti halnya yang terjadi di Tiongkok.

Pemerintah Tiongkok sudah merilis kebijakan dalam negeri yang mewajibkan penggunaan etanol di seluruh wilayah pemerintahannya pada Januari 2020.

Namun terkendala oleh berbagai macam faktor. Beberapa alasan yang menghambat adalah penolakan dari pengusaha lokal, ongkos produksi etanol yang tinggi, serta terbatasnya pasokan bahan baku.

Baca Juga : Ini Isi Surat Warga Baduy, Terkait Pencabutan Sinyal Internet

Atas kendala itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) sudah merilis Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015.

Didalam aturan itu disebutkan bahwa penggunaan bioetanol E5 diwajibkan pada 2020 dengan formulasi 5 persen etanol dan 95 persen bensin dan meningkat ke E20 pada 2025.

Namun dalam perjalanannya rencana tersebut menghadapi kendala seperti yang dialami oleh pemerintah Tiongkok.

Kemudian, pemerintah merevisi penerapan bioetanol tersebut dengan menurunkan kandungan etanol menjadi 2 persen.

Baca Juga : RESMI! Harga BBM Pertamina Turun Drastis per Hari Ini 1 Juni 2023, Cek Rinciannya di Sini

Setelah serangkaian uji coba dilakukan termasuk dengan Pertamina, penerapan E2 pun masih jauh dari harapan karena terkendala ongkos produksi yang masih tinggi.

Sehingga kehadiran etanol kurang kompetitif sebagai bahan bakar alternatif untuk kendaraan. ***

 

Pos terkait