CILEGON, BANTEN RAYA – Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cikerut, Kelurahan Karang Asem, Kecamatan Cibeber menyulap limbah rumah tangga menjadi Panjang Mulud. Siswa memanfaatkan bahan kertas, kain, plastik 3, kaleng minuman hingga tanaman dijadikan Panjang Mulud bentuk masjid, hewan unta, delman, perahu dan bedug masjid.
Ketua Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila (P5) Mutmainah menyatakan, kreasi panjang mulud dengan bahan bekas tersebut agar memberikan pembelajaran soal kreatifitas, dimana biasanya panjang mulud dari bahan yang dibeli sekarang memanfaatkan limbah rumah tangga yang ada di sekitarnya.
“Jadi ini untuk kreativitas anak membentuk panjang mulud memanfaatkan limbah bekas plastic, kardus kaleng bekas dan lainnya. Dimana anak bisa memanfaatkan yang ada untuk dibentuk karya seni, selain juga tetap ada penampilan seni seperti menari hafalan surat pendek dan beberapa lainnya,” katanya, Kamis (27/10).
Mutmainah menambahkan, selain kreativitas peringatan Maulid Nabi Muhammad dengan panjang mulud tersebut juga menjadi bagian dari implementasi dan penguatan pancasila. Sebab, ada soal keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta juga gotong royong dan persatuan.
“Ada implementasi kreativitas dan juga pengamalan pancasila, melalui peningkatan ketakwaan, gotong royong dan persatuan di dalamnya, termasuk juga keadilan sosial dengan adanya santunan kepada siswa yatim piatu. Ini sejalan dengan profil pelajar pancasila yang ada di Kurikulum Merdeka,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Cikerut Bahrudin mengungkapkan, pembelajaran Kurikulum Merdeka menekankan para siswa bukan saja soal pembelajaran atau mata pelajaran. Namun, juga kreatifitas dan mentalitas, sehingga dengan kegiatan Maulid Nabi menghias panjang dan penampilan seni diharapkan bisa mencapai tujuan dair kurikulum merdeka.
“Ini belajar sambil bagaimana mengasah kreatifitas dan mental keberanian siswa tampil. Artinya tidak selalu ada diruangan dan belajar. Dengan begini siswa juga bisa bermain sambil belajar, bagaimana soal meningkatkan keimanan, kreatifitas, kerjasama hingga kepekaan sosial kepada sesama,” ungkapnya.
Kedepan, jelas Bahrudin, akan banyak lagi event yang dilakukan. Bahkan, jika dimungkinkan bisa setiap 3 bulan sekali ada event untuk siswa.
“Rencananya memang 3 bulan sekali acara semacam ini dilakukan. Tinggal nanti konsepnya dibuat seperti apa,” pungkasnya. (Uri)