SERANG, BANTEN RAYA – Penggunaan alat kotrasepsi berupa kondom di Kabupaten Serang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Meningkatnya jumlah penggunaan kondom tersebut dikarenakan banyakannya pasangan suami istri (pasutri) baru namun usianya masih terlalu muda.
Kepala Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Perlindungan Anak (DKBP3A) Kabupaten Serang Tarkul Wasyit mengatakan, dalam satu tahun Kabupaten Serang mendapatkan kuota kondom dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) lebih dari 500 ribu gross.
“Permintaan alat kontrasepsi berupa kondom terus meningkat karena banyak pasutri baru yang harus kita amankan dengan alat kontrasepsi non MKJP (metode kontasepsi jangka panjang),” ujar Tarkul saat ditemui di pendopo Bupati Serang, Rabu (4/1).
Ia menjelaskan, pendistribusian kondom dilakukan melalui puskesmas-puskesmas dan klinik-klinik swasta yang kemudian didistribusikan kepada sasaran atau sasaran yang datang puskesmas atau klinik. “Untuk memastikan alat kontrasespi diberikan kepada pasutri baru kita punya data base R1 (register satu) dan C1 (catatan satu) pasangan usia subur),” katanya.
Tarkul menuturkan, pihaknya memiliki program penundaan anak pertama (PAP) salah satu yang dilakukan melalui pemberian kondom. “Misalkan pasutri yang baru menikan usia istrinya masih di bawah 20 tahun, kita upayakan untuk menggunakan alat kontrasepsi sampai usai 20 tahun. Merk (kondom-red) macam-macam,” ungkapnya.
Kepala Seksi Jaminan dan Perlindungan KB DKPBP3A Kabupaten Serang Entin Hartini mengungkapkan, pada tahun 2021 Kabupaten Serang mendapatkan kuota kondom 519 gross dan seluruhnya terpakai dan pada tahun 2022 mendapatkan 652 gross dan terpakai 450 gross.
“Walaupun pada 2022 yang terpakai 450 groos tetap tinggi karena kita dapat kiriman di bulan November. Jadi hanya dalam satu bulan 450 groos itu. Satu groos isinya 24 lusin. Yang paling banyak ditanyakan kondom yang bergerigi karena katanya enak di perempuannya,” ujarnya. (tanjung/fikri)