BANTENRAYA.CO.ID – Kontroversi muncul setelah seorang mahasiswi KKN Universitas Mataram (Unram) 2023 bernama Ni Wayan Apriliani Putri di Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara membuat pernyataan kontroversial.
Melalui Instagram Story, Ni Wayan Apriliani Putri menyebut bahwa tidak ada wanita cantik di Desa Kayangan.
Pada awalnya, Ni Wayan Apriliani Putri dan beberapa rekan mahasiswa KKN dipanggil oleh seorang bapak yang tidak disebutkan namanya untuk datang ke rumahnya pada jam 2 siang, padahal seharusnya mereka diundang pada jam 4 sore.
Merasa dipercepat, perasaan keberatan muncul di antara Ni Wayan Apriliani Putri dan salah satu temannya, yang merasa dianggap sebagai bunga desa atau kembang Desa Kayangan.
Pernyataan tersebut menjadi polemik di kalangan masyarakat, terutama warga Desa Kayangan dan sekitarnya.
Pernyataan yang menyiratkan bahwa tidak ada wanita cantik di desa tersebut menjadi sorotan dan banyak yang merasa tersinggung oleh ucapan tersebut.
Reaksi marah dari masyarakat Desa Kayangan pun berujung pada serbuan ke akun resmi KKN Unram Desa Kayangan, yaitu @kkn.desakayangan2023.
Banyak warga dan masyarakat Indonesia yang memberikan komentar dan reaksi atas pernyataan kontroversial tersebut.
Kabar terkininya, Ni Wayan Apriliani Putri dipulangkan oleh tokoh di Desa Kayangan, agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan kedepannya.
Saat proses pemulangan Ni Wayan Apriliani Putri juga warga sempat berkumpul dan heboh, bahkan menyoraki mahasiswi UNRAM tersebut.
Situasi ini menggambarkan pentingnya berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan di media sosial.
Pernyataan yang tidak dipertimbangkan dengan baik dapat menyebabkan keretakan hubungan sosial dan bahkan merugikan pihak terkait.
Sikap bijaksana dan empati adalah hal yang diperlukan dalam berinteraksi dengan masyarakat lokal ketika mengikuti program KKN atau kegiatan lain di daerah tertentu.
Memahami budaya dan nilai-nilai setempat merupakan hal penting agar tidak menyinggung perasaan dan merusak hubungan yang sudah terjalin.
Pihak Universitas Mataram (Unram) kemungkinan akan mengambil tindakan atas pernyataan yang kontroversial tersebut.
Sebagai mahasiswa KKN, sikap menghormati dan bekerjasama dengan masyarakat setempat adalah kunci keberhasilan program KKN dan kesinambungan hubungan positif antara universitas dengan masyarakat.
Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi seluruh mahasiswa dan peserta KKN untuk selalu berhati-hati dan mengedepankan sikap saling menghormati serta memahami nilai-nilai budaya di daerah tempat KKN berlangsung.
Dengan begitu, program KKN dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat positif bagi kedua belah pihak.***