Sindir Firaun dan Tolol Saat Pidato Kenegaraan, Rocky Gerung Sebut Jokowi Baper

Rocky Gerung
Rocky Gerung sebut Jokowi Baper saat Pidato Kenegaraan. (Youtube Rocky Gerung Official)

BANTENRAYA.CO.ID – Rocky Gerung menyebut pidato Prasiden Jokowi alias Joko Widodo soal bodoh, plonga-plongo, tidak tahu apa-apa, Firaun dan tolol adalah baper atau bawa perasaan.

Harusnya, kara Rocky Gerung sebagai Presiden dan membawakan pidato kenegaraan itu tidak dilakukan.

Bahkan, tegas Rocky Gerung tidak elok karena disampaikan di awal pidato kenegaraan.

Bacaan Lainnya

Rocky Gerung juga mendapatkan pesan whatsapp dari koleganya soal pidato tersebut yang dimaksudkan menyinggung dirinya.

Hal itu, menandakan Jokowi resah dan mengirim sinyal ada masalah.

BACA JUGA: Elegan Abis! Presiden Sindir Balik Makian Rocky Gerung Hingga Cak Nun Saat Pidato Kenegaraan, Jokowi: Budaya Santun dan Budi Pekerti Luruh Bangsa Mulai Hilang

Dikutip BantenRaya.Co.Id dari berbagai sumber pada Jumat 18 Agustus 2023, Rocky Gerung dalam Youtube miliknya Rocky Gerung Official menyerang balik pidato kenegaraan Jokowi.

Menurunya, apa yang diberikan lewat tim justru mengkonfirmasi jika disiapkan untuk Baper.

“Semua orang WA soal peristiwa itu. Tentang pak Jokowi mengucapkan materi awal pidato. Itu pidato kenegaraan pasti ada tim,” katanya.

Artinya, Jokowi harus curhat, yang sebenarnya sebagai kepala negara harusnya visi bukan pribadi tersinggung dalam pidato kenegaraan.

“Memang itu dokumen negara dan saya bayangkan satu bulan ini atau paling tidak satu dua minggu (pekan) ada perlu yang distressing, soal ekonomi bukan pak, soal Papua bukan pak?,” jelasnya mengilustrasikan percakapan Jokowi dan penyusun naskah Pidato Kenegaraan.

BACA JUGA: Terjemahan Lirik Lagu Sang Bumi Ruwa Jurai Asal Lampung, Hiasi Acara Pidato Kenegaraan Jokowi

“Lalu 15 jam sebelum pidato diputuskan halaman pertama yakni curhat, ini tidak layak harusnya visi bukan pribadi dia yang tersinggung,” ujarnya.

Hal tersebut, tegas Rocky Gerung menunjukan keresahan Jokowi, memberikan ada sinyal masalah.

“Itu menunjukkan ia ingin menunjukan keresahan dia, saya mau tahu siapa tim yang membuat naskah itu,”

“Jokowi disiapkan untuk Baper dan mengirim sinyal ini ada masalah lho,” lanjutnya.

Sebenarnya, jelas Jokowi, tolo itu soal kecil yang seharusnya tidak dibahas. Tapi Justru jadi soal besar karena disampaikan di pidato kenegaraan.

BACA JUGA: Pemkot Serang dan DPRD Kota Serang Dengarkan Pidato Presiden Jokowi, Ini Isi Pidatonya

“Itu juga salah Budi pekerti itu urusan pribadi bukan soal negara. Tidak ada hubungan juga soal budaya sopan santun yang hilang, mungkin saya salahkan tim pembuat pidato,” ucapnya.

Sebelumnya, Jokowi menyerang balik para penyindir dan pengkritik yang dinilai tidak lagi mengindahkan sopan santun.

Awalnya, Jokowi menyampaikan soal kebebasan media sosial dan berpendapat diera demokrasi.

Ia juga mengungkit posisi Presiden tidak senyaman apa yang dipersepsikan masyarakat.

Sebab, ada tanggung jawab besar yang diemban, menyelesaikan masalah.

BACA JUGA: Daftar 18 Tokoh yang Dianugerahi Tanda Kehormatan oleh Presiden Jokowi, dari Ibu Iriana hingga Wishnutama Kusubandio

“Dengan adanya media sosial seperti sekarang ini apapun bisa disampaikan kepada presiden.

“Mulai dari masalah rakyat di pinggiran sampai kemarahan, sampai ejekan dan bahkan makina dan fitnahan bisa dengan mudah disampaikan ke media sosial,” jelasnya.

Dirinya mengetahui ada banyak yang menyerangnya dengan makin kata bodoh hingga Firaun.

“Saya tahu ada yang mengatakan saya ini bodoh, plonga-plongo, tidak tahu apa-apa, firaun, tolol yah gak papa, sebagai pribadi saya menerima saja,” katanya.

“Tapi yang membuat saya sedih, budaya santun dan budi pekerti luhur bangsa ini kok kelihatannya mulai hilang,” ujarnya.

Menurutnya, kebebasan demokrasi sepertinya digunakan untuk melampiaskan kebencian dan fitnah kepada dirinya.,

BACA JUGA: Profil Panglima Jilah Pemimpin Pasukan Dayak yang Marah dan Sentil Rocky Gerung Terkait Hina Jokowi dan IKN

“Polusi di wilayah budaya ini sangat melukai keluhuran budi pekerti bangsa ini,” ujarnya.

Namun, Jokowi, tidak semua orang melakukan kritik dengan kasar dan tak berbudaya.

“Saya meyakini memang tidak semua seperti itu, saya melihat mayoritas masyarakat sangat kecewa dengan polusi budaya tersebut,”.

Bahkan, tegas Jokowi, ada banyak masyarakat yang akhirnya tersadar secara nurasi agar tetap menjaga moralitas, sehingga persatuan terjaga dan jalan transformasi menuju Indonesia Emas bisa diwujudkan.

“Cacian dan makian justru membangunkan nurani kita semua, nurani bangsa bersatu menjaga moralitas ruang publik dan bersatu menjaga mentalitas masyarakat,” ujarnya.

“Sehingga kita bisa terus maju menjalankan transformasi bangsa menuju Indonesia emas 2045,” pungkasnya. ***. ***

Pos terkait