BANTENRAYA.CO.ID – Angka partisipasi sekolah Provinsi Banten rendah atau APS Banten saat ini masih berada di bawah rata-rata angka partisipasi sekolah Nasional.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten yang menyadari angka partisipasi sekolah Provinsi Banten rendah terus berupaya untuk menaikkan APS tersebut.
Pj Gubernur Banten Al Muktabar mengakui angka partisipasi sekolah Provinsi Banten rendah. Untuk itu, Pemprov Banten terus berupaya menaikannya.
BACA JUGA: Dindikbud Banten Kejar Target Angka Partisipasi Sekolah di Besaran Segini, Sanggup?
“APS itu terus kita galakkan dengan membuat unit sekolah baru, unit kelas baru,” kata Al Muktabar.
Hal itu dia sampaikan usai peringatan Hari Pendidikan Nasional tingkat Provinsi Banten dan peringatan Hari Otonomi Daerah XXVII di Lapangan Upacara Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Banten, KP3B Curug, Kota Serang, Selasa (2/5/2023).
Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah proporsi dari penduduk usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah (tanpa memandang jenjang pendidikan yang ditempuh) terhadap penduduk kelompok usia sekolah yang bersesuaian.
BACA JUGA: Ini Kekeliruan Turun-temurun tentang Seba Baduy Kata Akademisi UIN Banten Ade Jaya Suryani
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka partisipasi sekolah Provinsi Banten pada tahun 2022 adalah 69,22. Sementara angka partisipasi sekolah nasional di angka 73,15.
Al Muktabar mengatakan, di Banten ada ribuan pondok pesantren, sekolah berstruktur agama yang banyak diminati oleh masyarakat Banten.
Meski berbeda dengan pendidikan formal yang diselenggarakan pemerintah, pendidikan di pondok pesantren juga menurutnya dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di Banten.
BACA JUGA: Penjelasan Dindikbud Banten Soal Jutaan KIP Berserakan di Pinggir Jalan di Lebak: Ini Sepertinya…….
“Semua meningkat sesuai pilihan publik,” katanya.
Al Muktabar mengatakan, bagi masyarakat yang memilih pendidikan pondok pesantren sebenarnya bisa “diakali” dengan metode hibrid sehingga mereka bisa tetap mondok tetapi juga bisa mengenyam pendidikan formal.
“Mungkin bisa dengan hibrid,” katanya.
BACA JUGA: Angkat Besi Maksimalkan Latihan Jelang Berangkat ke SEA Games Kamboja
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten Tabrani mengatakan, angka partisipasi sekolah Provinsi Banten memang rendah bahkan berada di bawah nasional.
Untuk itu, targetnya saat ini adalah melampaui angka partisipasi sekolah secara nasional itu atau minimal menyamainya.
“Dinas saat ini fokusnya di peningkatan APS,” katanya.
Tabrani menduga, rendahnya angka partisipasi sekolah Provinsi Banten disebabkan karena banyak anak atau orang tua yang menyekolahkan anaknya ke pondok pesantren.
Kemungkinan lain, sekolah yang akan dijangkau oleh mereka terlalu jauh sehingga kesulitan atau enggan bersekolah.
“Bisa jadi ada masyarakat yang lebih mengutamakan pendidikan di pondok yang tidak dibarengi dengan pendidikan sekolah formal. Yang kedua mungkin karena daya jangkau sekolah yang jauh,” ujarnya. ***