Apakah Aman Melihat Gerhana Matahari Langsung? Berikut Pembahasan Dampaknya

gerhana matahari hibrida
Ilustrasi gerhana matahari hibrida yang akan terjadi hari ini Kamis, 20 April 2023. (Unsplash.com/Abed Ismail)

BANTENRAYA.CO.ID – Gerhana matahari merupakan fenomena langka yang sangat memukau, siapa pun yang melihat gerhana tentunya mendapat satu pengalaman baru yang paling berkesan.

Apalagi gerhana matahari adalah fenomena alam yang tidak terjadi tiap tahun, bahkan hanya beberapa negara saja yang mendapatkan kesempatan melihat gerhana matahari.

Namun, apakah aman untuk melihat gerhana matahari secara langsung dengan mata telanjang?

Bacaan Lainnya

Gerhana matahari terjadi di kala posisi matahari, bulan dan Bumi sejajar, dimana saat itu cahaya matahari yang menuju Bumi terhalang oleh bulan.

BACA JUGA: Gratis! Berikut Link Streaming Gerhana Matahari Hibrida 20 April 2023

Pada tahun ini akan terjadi 2 fenomena gerhana matahari.

Gerhana matahari pertama akan terjadi pada tanggal 20 April nanti dan dapat dilihat langsung di hampir seluruh wilayah Indonesia, dan gerhana tersebut adalah gerhana matahari hibrida.

Gerhana matahari kedua adalah gerhana matahari cincin yang akan terjadi pada tanggal 14 Oktober, namun gerhana matahari ini hanya dapat disaksikan langsung dari negara-negara di benua Amerika.

Kedua peristiwa gerhana tersebut tentunya mendapat banyak perhatian orang yang ingin melihatnya, namun untuk dapat melihat gerhana ternyata perlu kehati-hatian.

BACA JUGA: Daftar Fenomena Gerhana yang Terjadi Tahun 2023, Ayo Catat Tanggalnya Supaya Tidak Terlewatkan!

Dilansir bantenraya.co.id dari berbagai sumber, melihat gerhana matahari secara langsung dengan mata telanjang dalam waktu yang lama ternyata dapat menyebabkan kerusakan pada retina mata.

Penyebab kerusakan pada mata tersebut adalah pancaran sinar ultraviolet (UV).

Ketika mata terpancar sinar UV, maka itu memicu kerusakan oksidatif yang disebut juga sebagai retinopati surya.

Saat masuk ke mata, sinar UV dari gerhana matahari akan difokuskan oleh lensa dan diserap oleh retina yang berada di belakang mata.

BACA JUGA: Hati-hati! Ini Dampak Pada Bumi Usai Terjadinya Gerhana Matahari Hibrida 20 April 2023

Retina merupakan jaringan yang bertugas mengubah cahaya menjadi sinyal saraf dan mengirim sinyal-sinyal tersebut ke otak.

Setelah diserap oleh retina, sinar UV menghasilkan radikal bebas yang mulai mengoksidasi jaringan di sekitar mata.

Hasilnya, sel batang dan sel kerucut pada retina akan rusak.

Nah, kondisi seperti itulah yang dinamakan dengan retinopati surya.

BACA JUGA: Akan Terjadi Gerhana Matahari Total Pada Bulan April 2023, Anjurkan Bertakbir Untuk Seluruh Umat Muslim

Ketika seseorang terkena renopati surya maka ada beberapa gejala yang akan dialami, yaitu rasa tidak nyaman pada mata saat menatap cahaya terang, sakit mata, mata berair dan sakit kepala.

Pada kondisi yang lebih serius, gejala yang dialami dapat berupa pandangan kabur, menurunnya kemampuan melihat warna dan bentuk, muncul bintik hitam di tengah mata, sampai kerusakan mata permanen.

Untungnya gejala dapat membaik dengan sendirinya, meski begitu hal tersebut juga memakan waktu sebulan sampai setahun untuk dapat sembuh.

Selain retinopati surya, paparan radiasi sinar UV dalam waktu singkat atau lama pada mata juga dapat menyebabkan fotokeratitis.

BACA JUGA: Gerhana Matahari Hibrida 20 April 2023, Warga Banten Bisa Lihat Secara Langsung?

Fotokeratitis sering disebut dengan mata terbakar matahari, dengan gejala berupa mata merah, sensasi adanya benda asing atau berpasir di mata, dan mata sensitif terhadap cahaya.

Nah, perlu diketahui juga kalau gejala-gejala tersebut membutuhkan waktu, tidak bisa dirasakan langsung.

Pernah ada sebuah laporan yang mengatakan bahwa seorang wanita mengalami kerusakan mata setelah menatap gerhana matahari secara langsung selama 21 detik tanpa memakai pelindung mata.

Beberapa jam kemudian, ia mengalami pandangan kabur dan hanya bisa melihat warna hitam.

BACA JUGA: Apa itu Gerhana Matahari Hibrida yang Akan Terjadi Pada 20 April 2023

Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa retinanya terbakar, dan kerusakan ini terjadi pada tingkat sel.

Wanita tersebut akhirnya terdiagnosis mengalami retinopati surya.

Kasus renopati surya lain juga pernah terjadi pada seorang anak yang melihat langsung gerhana matahari dengan mata telanjang selama 15 menit.

Dari kejadian-kejadian tersebut, maka sudah bisa menjadi kewaspadaan untuk dapat menghindar dari melihat gerhana matahari secara langsung.

Terdapat beberapa cara melindungi mata saat menatap gerhana matahari, antara lain menggunakan kacamata khusus untuk melihat gerhana matahari.

BACA JUGA: Live ON BMKG: Gerhana Matahari Hibrid 20 April 2023 Bakal Terjadi, Cek Waktu Hingga Lokasinya di Sini….

Kacamata tersebut bukan kacamata hitam biasa, namun kacamata yang menggunakan filter khusus yang dapat meredam intensitas cahaya matahari.

Usahakan untuk tidak terlalu fokus menatap matahari ketika gerhana matahari sedang berlangsung.

Alihkan pandangan selama beberapa saat sebelum menatap matahari lagi.

Saat gerhana matahari mencapai puncaknya, yaitu tertutup total dan langit menjadi gelap, kacamata dapat dilepas, sehingga Anda bisa menyaksikan langsung keindahannya tanpa pelindung.

Namun, perlu diingat juga kalau gerhana matahari total hanya terjadi 2–3 menit saja.

Jadi, setelah matahari tersibak, kacamata pelindung harus kembali digunakan agar cahaya matahari tidak merusak retina.

BACA JUGA: 20 April 2023 Akan Terjadi Gerhana Matahari Hibrid, Berikut Wilayah yang Dapat Amati Terjadinya Fenomena Itu

Hindari melihat gerhana matahari dengan alat bantu pengamatan seperti teleskop, teropong dan kamera, kecuali jika lensa alat-alat tersebut telah dipasang filter khusus.

Nah, demikian pembahasan tentang melihat gerhana matahari secara langsung, beserta dampaknya.***

Pos terkait