Bank Banten Dirombak Lagi

Bank Banten Dirombak Lagi
Bank Banten

BANTENRAYA.CO.ID – Bank Banten kemungkinan kembali mengalami perombakan di jajaran pengurusnya baik itu direksi ataupun komisaris.

Sinyal perombakan nampak dari rencana Rapat Umum Pemilik Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar oleh bank yang tadinya bernama Bank Pundi tersebut.

RUPSLB sedianya digelar 17 Oktober, namun ditunda hingga awal November.

Bacaan Lainnya

Satu komisaris yang hampir dipastikan diganti adalah Virgojanti. Virgojanti yang tadinya menjabat Penjabat Sekda Provinsi Banten kini diganti oleh Usman Assiddiqi Qohara.

Gagas Kota Serang Bebas Sampah, Calon Walikota Nomor 2 Budi Rustandi Bakal Libatkan Pihak Ketiga

Pj Gubernur Banten Al Muktabar tak membantah mengenai rencana penggantian Virgojanti. “Nanti itu (komisaris-red) diusulkan oleh Sekda,” kata Al Muktabar, Senin (21 Oktober 2024).

Al Muktabar mengatakan, dia tidak mempersoalkan siapa pun orang yang akan menjadi Komisaris Bank Banten.

Yang penting baginya orang itu memenuhi syarat kompetensi dan sertifikasi sesuai aturan perundang-undangan.

“Kalau basisnya harus pejabat eselon II ya disesuaikan. Pun jika basisnya eselon III itu persyaratan sertifikasi dan kompetensinya harus terpenuhi. Kita masih menunggu usulan dari Sekda,” katanya.

Carly Van Houten dan Andra Sony-Dimyati di Konser Banten Maju

Al Muktabar juga berharap dalam Rapat Umum Pemilik Saham Luar Biasa (RUPSLB) dibahas berbagai hal, salah satunya skema Kelompok Usaha Bank (KUB) dengan Bank Jatim.

“Untuk waktu pelaksanaannya kita juga masih menunggu pengajuan dari Bank Banten,” katanya.

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan mengingatkan bahwa gonta ganti direksi atau komisaris di sebuah bank bisa membuat citra perusahaan negatif.

“Pergantian dengan cepat apalagi tidak dengan menggunakan mekanisme yang baik akan mempengaruhi tata kelola, dan akan mempengaruhi citra dari bank,

Calon Walikota Serang Budi Rustandi Tawarkan Bantuan Permodalan Buat Pedagang

sehingga logikanya itu akan berpengaruh negatif terhadap harga saham dari bank tersebut,” kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Jabodebek dan Banten (KOJT) Roberto Akyuwen kepada Banten Raya, Senin (21 Oktober 2024).

Menurutnya, pergantian direksi merupakan fenomena intervensi dari pemegang saham secara umum.

“Ini yang terjadi dalam BPD demikian juga yang terjadi dalam perbankan kita di Bank Himbara,” paparnya.

“Kalau menjawab dari sisi teoritis, secanggih apapun organisasi itu menggunakan perangkat yang terpenting kan tetap orang,

Tong Sampah di KP3B Banyak Hilang dan Rusak

oleh sebab itu, apabila tata kelola tidak dilakukan dengan baik maka citra perusahaan akan negatif,” imbuhnya.

Disinggung mengenai skema Kelompok Usaha Bank (KUB), guna memenuhi modal inti perbankan khususnya Bank Banten.

Prosesnya yang berjalan antara Bank Jatim sebagai bank induk dan Bank Banten (bank induk) saat ini berjalan dengan baik.

“Biasanya yang alot itu apa?, bank induk ingin menempatkan direksi dan komisaris, bank induk meminta pangsa saham yang lebih besar,

Pol PP dan Damkar Gelar Aksi Solidaritas

bank induk meminta atas pengendalian strategis bank, tapi ini semua bisa dibicarakan,” jelas Roberto.

Dia juga menyampaikan kinerja keuangan Bank Banten mengalami penurunan sepanjang tahun 2024.

Tercatat loan to deposit ratio (LDR) turun pada triwulan III sebesar 70,76 persen, dibandingkan triwulan II sebesar 78,40 persen.

“Itu bukan sinyal yang bagus, karena bank tidak mendukung pembiayaan.

Stand Job Fair Banten 2024 Masih Kosong

Caranya (supaya likuid-red) harus menyalurkan lebih banyak pinjaman modal,” paparnya.

Pengamat ekonomi dari Universitas Bina Bangsa AR Chaerudin menilai, kerapnya terjadi pergantian pada komposisi direksi di Bank Banten menunjukkan Pemerintah Provinsi Banten,

khususnya Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar, dalam kondisi panik.

Apalagi, Pemerintah Provinsi Banten berkejaran dengan waktu sampai dengan akhir Desember 2024 untuk memenuhi modal inti Bank Banten.

Sawah di Carenang Kabupaten Serang Masih Kekeringan

“Pergantian-pergantian personel itu akibat adanya kepanikan-kepanikan, apalagi bermain dengan waktu yg cukup pendek utk mempertahankan status bank. Ini yang cukup berat,” ujarnya.

Seringnya pergantian ini dinilai sebagai langkah politis ketimbang profesional.

Karena itu, pergantian struktur Bank Banten dia nilai lebih pada adanya pemaksaan ketimbang pada aspek profesionalisme untuk memajukan Bank Banten.

“Itulah jika profesionalitas dikalahkan secara politis yang cenderung dipaksakan,” katanya.

WH Bakar Semangat Kader NasDem untuk Kemenangan Andra Soni-Dimyati

Chaerudin mengatakan, dengan semakin bertambahnya Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) yang dititipkan beberapa daerah Bank Banten semestinya diimbangi dengan produktivitas kredit.

Bila tidak, maka itu hanya akan menjadi beban bagi Bank Banten untuk bisa berkembang dan maju.

“Jika tidak diimbangi dengan produktivitas kredit yang meningkat untuk UMKM dan secara umum juga untuk perekonomian Banten,

maka jka tidak itu akan menjadi beban dan sekaligus menurunkan kepercayaan publik,” katanya.

BRI Kanca Tangerang Ahmad Yani Adakan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Meski demikian, Chaerudin melihat kinerja Bank Banten saat ini relatif terus membaik. Hal itu, misalnya, dapat terlihat dari aset Bank Banten yang terus meningkat.

Begitu juga dengan dana pihak ketiga (DPK) yang terus mengalami peningkatan di Bank Banten. (tohir)

 

Pos terkait