BANTENRAYA.CO.ID – Provinsi Banten akan mendapatkan 4 alat pendeteksi dini gempa (early warning system) dari Badan Riset dan Inovasi Nasiona (BRIN) pada Agustus mendatang.
Ketiga alat pendeteksi dini gempa itu akan dipasang di tiga kabupaten dan kota dan 1 di wilayah Provinsi Banten.
Bono, salah satu peneliti dari BRIN, saat mendatangi kantor BPBD Provinsi Banten mengatakan, alat pendeteksi gempa ini merupakan alat hasil rancangan anak bangsa yang masih dalam tahap uji coba.
Rencananya, dua alat akan dipasang di Kabupaten Pandeglang dan Lebak, satu alat akan dipasang di Kabupaten Serang, dan satu lagi diserahkan ke BPBD Provinsi Banten di mana akan dipasang.
Dia mengatakan bahwa hingga saat ini alat pendeteksi gempa ini masih dibuat.
Namun dia memastikan bahwa pada Agustus mendatang alat tersebut sudah jadi dan bisa dipasang di area di mana gempa sering terjadi.
“Insya Allah (Agustus jadi-red),” kata Bono.
Sebagai sebuah alat baru, dia mengatakan alat ini akan terus disesuaikan kemampuannya sehingga bisa satu level dengan alat pendeteksi gempa yang selama ini digunakan oleh BMKG.
Bahkan, dia berharap kemampuan alat ini bisa di atas kemampuan alat pendeteksi gempa BMKG.
“Ketika alat ini sudah setara dengan alat BMKG maka alat ini sudah siap dipakai,” katanya.
Alat pendeteksi gempa ini rencananya akan dipasang selama 3 tahun sejak tahun 2023 ini dan secara berkala akan terus ditingkatkan kemampuannya termasuk sensitivitasnya terhadap deteksi adanya gempa.
Setiap terjadi gempa, maka laporannya akan dilaporkan secara online melalui internet.
Karena itu, lokasi pemasangan alat pendeteksi dini gempa ini harus merupakan wilayah yang memiliki listrik stabil dan jaringan seluler yang juga stabil.
Bono mengatakan, BRIN menginisiasi pembuatan alat pendeteksi gempa untuk memperkecil pengeluaran biaya yang harus dikeluarkan oleh negara untuk pembelian alat ini beserta perawatannya.
Sebab bila menggunakan peralatan dari luar negeri maka perawatannya pun hanya bisa dilakukan oleh ahli yang ada di luar negeri dan itu membutuhkan biaya yang cukup mahal.
Sementara bila alat ini berhasil menyamai atau bahkan melampaui peralatan yang diproduksi oleh bangsa lain maka harga dan biaya perawatannya pun tentu akan jauh lebih murah.
Karena menggunakan produksi dalam negeri dan perawatannya pun dilakukan oleh ahli di Indonesia sendiri.
Dengan biaya yang rendah maka Indonesia akan bisa membeli lebih banyak lagi alat pendeteksi gempa sehingga alat pendeteksi gempa bisa dipasang lebih rapat untuk mengetahui akurasi dari gempa itu sendiri.
“Kita coba menekan harga agar bisa lebih murah daripada alat yang sekarang sehingga harapannya ke depan nanti secara kuantitinya jadi lebih banyak,” katanya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten Asep Mulya mengapresiasi rencana BRIN yang akan memasang empat alat pendeteksi dini gempa bumi tersebut di wilayah Provinsi Banten.
Dengan demikian, maka Banten bisa memiliki banyak referensi pendeteksi gempa sehingga bisa melakukan mitigasi bencana.
“Kita doakan semoga alat pendeteksi gempa yang dibuat BRIN bisa berhasil dan lebih bagus dibandingkan dengan alat dari negara lain,” kata Asep. ***








