Trending

Biaya Masuk SDIT Seharga Motor

“Mohon maaf kalau saya dan istri tidak terlalu percaya dengan metode pembelajaran di sekolah-sekolah negeri,” katanya.

Karena itu Muin lebih memilih sekolah swasta untuk ketiga anaknya. Meski harus merogoh kocek yang lebih dalam, dia mengaku tidak masalah asalkan anak-anaknya mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter belajar anak-anaknya.

“Tidak semua anak punya pola belajar yang sama. Kita seneng sekolah yang metodenya tidak membebani anak dengan banyak PR,” katanya.

Muin mengatakan, ketika memasukkan anaknya ke sekolah swasta ia harus mengeluarkan uang belasan juta sebagai uang pendaftaran. Bahkan di sekolah swasta yang lain yang merupakan SDIT dia pernah mendapatkan informasi biaya masuknya mencapai hingga Rp50 juta.

Muin mengatakan, ketika memilih sekolah swasta pun dia memilih sekolah yang memiliki metode belajar yang sesuai dengan karakter belajar anak-anaknya tersebut. Dia meyakini setiap anak memiliki caranya sendiri yang efektif ketika belajar. Sehingga, dia tidak mau menyekolahkan di sekolah swasta yang membuatkan anak banyak hafalan dan PR. Sebab dia tahu apa yang dibutuhkan oleh anak-anaknya.

Dia mengatakan, setiap anak memiliki metode belajarnya masing-masing agar mampu memahami setiap pelajaran. Dan di sekolah yang sekarang inilah dia menemukan sekolah yang menerapkan pembelajaran multi kecerdasan yang cocok dengan karakter belajar anaknya.

Di tempat terpisah, Bayu, salah seorang warga Kota Serang mengaku lebih memilih menyekolahkan anaknya di sekolah negeri lantaran dia percaya anaknya bisa belajar bersosialisasi dengan teman-temannya. Menurutnya, di sekolah negeri anak-anak bisa belajar melihat realitas sesungguhnya di masyarakat yang tidak hanya terdiri dari orang mampu, melainkan juga masyarakat dari kalangan yang biasa.

Baca artikel Bantenraya.co.id lainnya di Google News
 
Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button