Bikin SYOK! Tren Roleplay Disorot Psikiater, Jika Dibiarkan Bisa Begini…

Psikiater angkat bicara mengenai dampak tren Roleplay
Psikiater angkat bicara mengenai dampak tren Roleplay (Tiktok/Roleplay)

BANTENRAYA.CO.ID– Bikin syok itu lah perkataan banyak orang setelah menyaksikan beberapa adegan video anak kecil yang diduga ikut tren Roleplay.

Bahkan adegan ini sangat lah miris bahkan ada yang menyebutkan sangat tak pantas jika seorang anak kecil melakukan tren tersebut.

Tak hanya itu saja sebagian besar orang juga menuturkan bahwa tren Roleplay ini sangat buruk bagi para penggunannya.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA : Gratis 10 Link Download Twibbon Hari Yoga Internasional 21 Juni 2023: Desain Kekinia Hingga Terbaru

Bagaimana tidak buruk dalam rekaman video itu saja kalian bisa melihat bagaimana para pengguna Roleplay ini ditambah lagi para pengguna kebanyakan anak berusia dibawah umur.

Dilansir Bantenraya.co.id dari berbagai sumber, dari kabar tersebut beberapa psikiater menuturkan dampak yang di alami para pengguna Roleplay ini.

Salah satu psikiater Dr Lahargo Kembaren menjelaskan bahwa sangatlah buruk bahkan memicu gangguan kepribadian.

BACA JUGA : Pemprov Jabar Terapkan Sistem Work From Anywhere, Ridwan Kamil: Hanya Diberikan kepada ASN yang…

Bahkan dirinya juga menjelaskan permainan roleplay jika dilakukan oleh anak-anak, berisiko memicu gangguan mental hingga pelecehan seksual.

“Misalnya di melakukan permainan roleplay tadi, pembentukan jati dirinya itu menjadi rusak karena yang tadinya harusnya sesuai dengan norma nilai tapi menjadi kacau, dan menimbulkan kebingungan terhadap masalah psikologisnya,” ujarnya.

Drinya juga sangat mencemaskan jikatanpa pengawasan dari orang tua, permainan roleplay juga bisa membuat anak menjadi kesulitan memilah mana yang benar-benar nyata atau hanya imajinasi belaka.

BACA JUGA : 15 Ucapan Selamat Hari Jadi Kota Cimahi ke 22 Tahun 2023 Paling Singkat dan Menginspirasi

Kondisi ini akan mengarah ke gangguan psikotik, saat ketika anak tidak lagi bisa tidak bisa membedakan mana yang nyata dan tidak karena dia semakin meyakini bahwa sudah memiliki ataupun menjadi seseorang dalam roleplay tersebut.

“Maturitas atau kematangan sel-sel sarafnya masih belum cukup untuk bisa memahami situasi ini dan dalam pertumbuhan perkembangannya juga jadinya terganggu,” tandasnya.***

Pos terkait