BANTENRAYA.CO.ID – BRI kini makin percaya diri, KUR akan diserap hingga 133 Triliun di akhir tahun 2023.
KUR merupakan program BRI yang dinamakan bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbesar di Indonesia.
KUR BRI ini sangat berguna bagi pelaku usaha mikro atau UMKM untuk mendapatkan saluran berupa uang untuk mengembangka usaha yang diajalani.
Dengan adanya KUR yang dikeluarkan oleh pihak BRI ini akan mempermudah bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan usaha agar lebih maju lagi.
BACA JUGA : Apa Itu KUR Bank BRI? Berikut Ini Penjelasan Lengkap Serta Syarat untuk Mengajukannya
KUR sendiri akan direalisasikan dan bisa diserap dengan paluku UMKM sebanyak 133 Triliun hingga akhir 2023 ini.
Selain itu, diketahui sampai dengan semester I-2023, realisasi kredit yang disalurkan BRI sebesar Rp 64 triliun.
Pemerintah telah menetapkan kebijakan subsidi suku bunga KUR yang tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan No 317/2023 Tentang Besaran Subsidi Bunga/Subsidi Marjin Kredit Usaha Rakyat.
Dalam keputusan itu menetapkan bahwa besaran subsidi bunga/subsidi marjin Kredit Usaha Rakyat (KUR), dengan ketentuan untuk KUR super mikro sebesar 15% dan KUR penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) sebesar 13,5%.
BACA JUGA :Langsung Cair! Cara Mudah Pengajuan KUR BRI 2023, Dua Hari dapat Pinjaman Rp100 Juta
“Sudah lengkap instrumen kebijakan KUR 2023 ini, jadi bank penyalur bisa memanfaatkan sisa waktu 2023 ini. Karena ada penyesuaian plafonnya, berubah dari Rp 415 triliun jadi Rp 297 triliun. BRI juga minta penyesuaian jadi Rp 133 triliun, sampai dengan Juni kemarin sudah tersalur Rp 64 triliun,” jelas Direktur Bisnis Mikro BRI Supari.
Selain itu Supari menjelaskan, penyesuaian plafon KUR BRI dihitung berdasarkan kapasitas penyaluran rata-rata harian.
Di mana, rata-rata BRI bisa menyalurkan Rp 1 triliun dalam sehari, dan saat ini sisa waktu terbatas sekitar tiga bulan menuju akhir tahun.
Meski dengan sisa waktu yang terbatas, BRI berkomitmen tetap mendukung keberpihakannya terhadap pelaku UMKM.
Jadi, bukan hanya besarnya penyaluran KUR, tapi selaras dengan keinginan pemerintah ingin menaik-kelaskan pelaku UMKM ini, sesuai dengan Permenko Nomor 1 Tahun 2023 tentang KUR.
Supari menjelaskan keinginan pemerintah agar penerima KUR bukan yang itu-itu saja, harus naik kelas. Sehingga sekalipun alokasi KUR turun, tapi penerima lebih banyak.
“Dan BRI sangat sependapat dengan kebijakan pemerintah itu, kita buktikan pertumbuhan BRI di mikro yang disampaikan Pak Sunarso (Direktur Utama BRI) 11% itu sumbangan dari naik kelas besar sekali. Sampai semester I itu 1,3 juta nasabah naik kelas, yang dari KUR ke komersial 900 ribu nasabah kurang lebih,” urai Supari.
Dari data naik kelas tersebut, Supari menegaskan bahwa BRI sudah selaras dengan pemerintah, yaitu menyalurkan KUR tidak hanya kepada nasabah yang itu-itu saja, karena sudah banyak yang naik kelas ke komersial.
BACA JUGA :Imam Riyadi Merapat Latih Serang Jaya Lagi di Liga 3
“Berarti kan peraturan Permenko itu benar, kita memperkuat pelaku UMKM, tapi memang ada bank-bank yang tidak sependapat dengan BRI, karena memang mereka bukan bank yang fokus di UMKM. Jadi dari 1,3 juta nasabah naik kelas itu 900 ribu berasal dari nasabah KUR,”Lanjut Supari.***