Contoh Teks Khutbah Idul Fitri Bahasa Indonesia dan Download PDF : Kuatkan Iman Untuk Meningkatkan Imun

Ilustrasi contoh teks khutbah Idul Fitri Bahasa Indonesia (Pixabay/mohamed_hassan)
Ilustrasi contoh teks khutbah Idul Fitri Bahasa Indonesia (Pixabay/mohamed_hassan)

BANTENRAYA.CO.ID – Berikut contoh teks khutbah Idul Fitri Bahasa Indonesia yang dapat kamu contoh untuk materi menjadi imam shalat Idul Fitri tahun ini.

Teks khutbah Idul Fitri Bahasa Indonesia di bawah ini berjudul Kuatkan Iman Untuk Meningkatkan Imun. Materi ini cocok dijadikan contoh khutbah karena dengan materi yang ringan namun penting.

Apalagi Lebaran tahun ini adalah Lebaran kedua setelah bebasnya Covid 19 yang dulu pernah melanda dunia. Teks khutbah Idul Fitri Bahasa Indonesia berjudul Kuatkan Iman Untuk Meningkatkan Imun masih relevan.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: Hemat Parah! Kode Voucher Shopee Hari Ini Rabu, 19 April 2023, Spesial Cuti Bersama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. نَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ،

أَمَّا بَعْدُ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ: اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ.

اَللَّهُ اَكْبَرُ، اَللَّهُ اَكْبْرُ، اَللَّهُ اَكْبَرُ، لَا اِلَهَ اِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ اَكْبَرُ، اَللَّهُ اَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

 

Jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah!

Segala puji bagi Allah, Rabb penguasa jagat raya. Kepada-Nya kita memuji dengan pujian yang sempurna, memohon ampunan, meminta pertolongan, perlindungan dan keselamatan serta hanya kepada-Nya kita berserah diri. Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala hanya menolong orang yang menaati-Nya, ikhlas berpegang teguh dan bertawakal kepada-Nya.

وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ

Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.” (Al-Hajj: 40)

Shalawat dan salam tiada putus untuk baginda Rasulullah Muhammad, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti petunjuknya hingga akhir zaman. Rasul al-Amin, penutup para Nabi dan pembawa risalah terakhir yang kita pegangi hingga akhir hayat.

Tiada yang lebih berharga untuk kita wariskan melebihi ‘keimanan’ yang kita harapkan akan bersemayam, berakar kuat dan bertumbuh dalam jiwa anak-anak kita. Meski penuh perjuangan untuk menyemainya, dengan diiringi tetesan darah, keringat dan air mata. Oleh itu, jangan pernah lelah untuk terus berusaha kuatkan iman.

Di pagi yang cerah ini seraya mengagungkan asma Allah, kita berbondong-bondong menghadiri sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yakni melaksanakan shalat Idul Fitri secara berjamaah dan mendengarkan materi khutbah Idul Fitri.

Kita berharap selama Ramadhan, menahan lapar dahaga, lisan dan pandangan, syahwat dan seterusnya mendapat ridha Allah subhanahu wata’ala dan dapat menghapuskan dosa-dosa kita.

Selanjutnya, marilah kita tingkatkan ketakwaan dan menjadikannya sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Dengannya semoga kita mendapat solusi dan jalan keluar dari berbagai permasalahan hidup.

Dengannya kita gunakan sebagai penerang untuk mendapatkan furqan dalam menyusuri gelapnya kehidupan dunia.

Dengannya kita gunakan untuk menyusul berbagai ketertinggalan serta menghalau beragam penghalang dan rintangan.

Tidaklah kita berhasil mewujudkannya melainkan dengan taqwallah.

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ

Berbekallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah: 197)

اَللَّهُ اَكْبَرُ، اَللَّهُ اَكْبْرُ، اَللَّهُ اَكْبَرُ، لَا اِلَهَ اِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ اَكْبَرُ، اَللَّهُ اَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah!

Suasana Ramadhan tahun ini terasa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dalam suasana kebatinan seperti saat ini, justru merupakan momen bagi kita untuk kuatkan iman semaksimal mungkin.

Hal ini mengingat iman senantiasa membutuhkan pembaharuan terus menerus dari waktu ke waktu. Sebagaimana firman Allah,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.” (QS. An-Nisa: 136)

Ayat ini menjelaskan bagaimana al-Quran menuntut keimanan dari seorang mukmin sedangkan mereka telah terlebih dahulu beriman, bahkan khitab ayat tersebut berbunyi “Wahai orang-orang yang beriman.” Tidak lain  ayat ini menuntut setiap mukmin untuk terus istiqamah dalam iman, senantiasa memperbarui dan kuatkan iman.

Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, secara marfu’ dari Nabi,

جَدِّدُوا إِيمَانَكُمْ،

قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، وَكَيْفَ نُجَدِّدُ إِيمَانَنَا؟

قَالَ: أَكْثِرُوا مِنْ قَوْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

Perbarui iman kalian.”

Wahai Rasulullahbagaimana cara kami memperbarui iman kami?” tanya para sahabat.

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Perbanyaklah mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah’.”

Jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah!

Tatkala kita tengah bersendirian perbanyaklah mengucapkan kalimat ‘Laa ilaaha illallaah’. Jadikan kalimat ini sebagai titipan untuk keluarga kita di sisi Allah Ta’ala. Ketahuilah bahwa kalimat ini merupakan kebaikan yang sangat agung dan mulia serta tiada sesuatupun yang melampaui kebaikan kalimat ini.

Dengan kalimat ‘Laa ilaaha illallaah’ ini, maka tiada rasa takut dan gelisah di hati. Tiada pula keterpurukan, kegelapan dan kengerian. Karena Dialah Allah satu-satunya tempat bersandar dalam segala keadaan.

Maka ketika kita mendengar kalimat ini diucapkan melalui lisan siapa pun, hendaknya kita luluh di hadapan kalimat ini.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal.” (QS. Al-Anfaal:2)

Tidak sebagaimana orang-orang kafir dan fasik, manakala mendengar kalimat ini mereka menyombongkan diri.

إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ

Sesungguhnya mereka dahulu, apabila dikatakan kepada mereka, ’Laa ilaaha illallah’, mereka menyombongkan diri. (QS. Ash-Shafat: 35)

Agar kita tidak termasuk orang-orang yang menyombongkan diri maka hendaknya kita senantiasa memenuhi seruan dan panggilan-Nya.

اَللَّهُ اَكْبَرُ، اَللَّهُ اَكْبْرُ، اَللَّهُ اَكْبَرُ، لَا اِلَهَ اِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ اَكْبَرُ، اَللَّهُ اَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah..

Terkadang orang gelisah ketika harapan maupun impiannya tidak kunjung terwujud. Atau ia menghadapi hal-hal buruk atau kenyataan yang menakutkan. Dengan situasi seperti inilah hubungannya dengan Allah benar-benar diuji.

Allah berfirman,

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah)

Dalam situasi demikian sebagian orang mudah menyerah, berputus asa dan berhenti memohon kepada Rabb-nya. Hanya mereka yang memiliki prasangka yang baik kepada Allah saja yang masih memiliki harapan.

Prasangka baik kepada Allah ini tidak dimiliki melainkan oleh mereka yang meyakini dua hal; Pertama, bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu dan kedua, bahwa Allah Maha Pengasih lagi Penyayang.

Inilah kunci terbesar dalam menyembah Allah.

Ketika kita yakin bahwa Allah memiliki kuasa atas segala sesuatu, maka kapan pun kita menghadapi apa yang kita takuti, atau berputus asa atas apa yang kita harapkan, kita ingat bahwa Allah subhanahu wata’ala dapat mengangkat kesulitan kita dan melimpahkan rahmat-Nya.

Artinya, tatkala Allah mengujimu dengan sesuatu, sementara orang-orang terdekatmu tidak bisa membantumu. Bukannya mereka tidak mengasihimu, melainkan karena mereka memang tidak mampu serta tidak bisa menolong dan mengangkat kesulitanmu.

Sebagai contoh, seorang dokter yang paling ahli sekalipun, terkadang ia tidak mampu menyelamatkan anak yang paling disayanginya, sekalipun ia memiliki keahlian untuk mengobatinya. Jangankan mengobati anaknya, bahkan ia tidak mampu menyelamatkan dirinya sendiri.

Jika kita beriman dan memiliki persangkaan baik kepada Allah, maka hendaknya kita tahu dan meyakini kebenaran ini, bahwa tidak satu pun makhluk baik di bumi maupun di langit yang dapat melampaui kekuasaan Allah. Ikatlah kebenaran ini dengan teguh ke dalam hati. Hal ini tidak bisa dibaca dalam buku, dipelajari di sekolah atau diberikan dalam ceramah. Ini hanya bisa ditemukan dalam Al-Quran.

Nabi Ibrahim ber-husnuzhan kepada Allah ketika meninggalkan putra kesayangan dan istrinya yang masih lemah di lembah yang tandus. Sang khalilullah (kekasih Allah) ini pun menantikan doanya dikabulkan Allah setelah 3000 tahun kemudian dengan diutusnya Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seseorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Quran) dan Al-Hikmah (as-Sunnah) serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah: 129)

اَللَّهُ اَكْبَرُ، اَللَّهُ اَكْبْرُ، اَللَّهُ اَكْبَرُ، لَا اِلَهَ اِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ اَكْبَرُ، اَللَّهُ اَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah..

Masa pandemi wabah virus corona ini menurut sebagian ahli diperkirakan bisa berlangsung lama. Sekalipun sebagian orang telah tertib menjalankan protokol kesehatan untuk meningkatkan imun dan melakukan pencegahan virus dengan cuci tangan, mengenakan masker, tidak berjabat tangan, menjaga jarak, dst.

Namun tiada yang lebih menyamankan hati seorang mukmin dan menenangkannya melainkan baiknya kualitas keimanan mereka.

Keimanan seorang mukmin ini akan tampak tatkala ia diuji. Sebagaimana Nabi Ya’qub yang 80 tahun menantikan kembalinya Yusuf ditambah lagi kehilangan Benyamin. Ia pun tetap menaruh harapan,

عَسَى ٱللَّهُ أَن يَأْتِيَنِى بِهِمْ جَمِيعًا

Semoga Allah mendatangkan mereka semuanya padaku.” (QS. Yusuf : 83)

Begitu pun Nabi Ayub ‘alaihissalam yang 18 tahun didera penyakit, kehilangan harta dan anak-anaknya, juga dikucilkan lingkungannya. Nabi Musa ‘alaihissalam pun berdoa untuk kebinasaan Firaun dan bala tentaranya dengan diaminkan oleh Nabi Harun ‘alaihissalam. Kemudian Allah kabulkan doa keduanya setelah 40 tahun.

Ya, Firaun binasa setelah 40 tahun. Maka, janganlah kita mengeluhkan lamanya bencana dan lelah berdoa. Semoga dengannya kita mendapatkan pahala doa dan kesabaran.

اَللَّهُ اَكْبَرُ، اَللَّهُ اَكْبْرُ، اَللَّهُ اَكْبَرُ، لَا اِلَهَ اِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ اَكْبَرُ، اَللَّهُ اَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah..

Konon, angka perceraian di negara Tirai Bambu meningkat pesat pasca lockdown dengan menghabiskan hampir dua bulan dalam isolasi dengan keluarga dan pasangannya yang tidak bekerja. Mereka bertengkar terus-menerus, baik dikarenakan pendapatan yang berkurang, kebanyakan screen time, pekerjaan rumah menumpuk, pengasuhan anak dan KDRT.

Bahkan salah seorang ibu mengatakan tentang suaminya, “He’s the troublemaker in the house” (dia pembuat onar di rumah). “Aku sudah tidak sabar lagi. Kami ingin bercerai.”

Sebaliknya, seorang mukmin menyikapi kebersamaan dengan keluarga sebagai peluang untuk menguatkan budaya positif yang telah berlangsung di tengah keluarga selama ini, di antaranya dengan: Menjadikan rumah itu hidup dengan lantunan bacaan al-Quran, kalimat zikir, wirid, doa, dst.

Sebagaimana sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam,

مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِي يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ وَالْبَيْتِ الَّذِي لاَ يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ

Perumpamaan rumah yang di dalamnya disebut-sebut nama Allah dan rumah yang tidak disebut-sebut nama Allah di dalamnya seumpama orang yang hidup dengan orang yang mati.” (HR. Muslim)

Berikutnya adalah dengan menjadikan rumah itu kiblat.

Allah Ta’ala berfirman,

….وَاجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ قِبْلَةً وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ

“…… dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 87)

Inilah rumah yang diberkahi, akan dikunjungi malaikat dan dijauhi setan. Rahmat Allah akan diturunkan kepada mereka. Rasulullah telah menghasung setiap mukmin untuk mendirikan shalat di rumah.

فَإِنَّ خَيْرَ صَلاَةِ الْمَرْءِ فِي بَيْتِهِ إِلاَّ الصَّلاَةَ الْمَكْتُوبَةَ

Sebaik-baik shalatnya seorang lelaki adalah di dalam rumahnya, selain shalat wajib.” (Shahih Al-Jami‘)

Selanjutnya dengan saling menasehati dan tolong menolong dalam kebaikan, bersedekah, memperbanyak istighfar dan budaya rumah yang baik lainnya. Begitu seterusnya. Wallahu musta’an.

Marilah kita akhiri khutbah Idul Fitri pada kesempatan kali ini dengan sejenak menundukkan kepala, menghadirkan hati dengan penuh kerendahan, takut, tawadhu’ dan penuh harap memohon kepada Allah, Dzat yang kepada-Nya kita mengadu dan minta pertolongan. Kita berdoa untuk kebaikan dunia akhirat, untuk kepentingan diri kita sendiri, keluarga, dan kaum muslimin seluruhnya.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ.

اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ، وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِم الإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ، وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ، وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ، إِلهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ.

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُوْلُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيْكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنْ اليَقِيْنِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا،

اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِيْ دِيْنِنَا، وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَناَ دِينَناَ الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِناَ وَأَصْلِحْ لنَاَ دُنْيَاناَ الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُناَ وَأَصْلِحْ لَناَ آخِرَتَناَ الَّتِيْ فِيْهَا مَعَادُناَ وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَناَ فِيْ كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لُناَ مِنْ كُلَّ شَرٍّ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْناَ مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْناَ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ.

اللَّهُمَّ إِنّاَ أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ. وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ. اللَّهُمَّ إِنّاَ نَسْأَلُكَ الجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ. وَنَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِناَ خَيْرًا.

اللَّهُمَّ احْفَظْناَ بِالإِسْلاَمِ قَائِمًا وَاحْفَظْناَ بِالإِسْلاَمِ قَاعِدًا وَاحْفَظْناَ بِالإِسْلاَمِ رَاقِدًا وَلاَ تُشْمِناَ بِناَ عَدُوَّا وَلاَ حَاسِدًا، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ كُلِّ خَيْرٍ خَزَائِنُهُ بِيَدِكَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ كُلِّ شَرٍّ خَزَائنُهُ بيَدِكَ.

اللَّهُمَّ إِناَّ نَسْأَلُكَ النَّعِيْمَ المُقِيْمَ الَّذِيْ لَناَ يَحُوْلُ وَلاَ يَزُوْلُ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ النَّعِيْمَ يَوْمَ العِيْلَةِ وَالأَمْنَ يَوْمَ الخَوْفِ اللَّهُمَّ إِنَّا عَاِئذٌ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا أَعْطَيْتَنَا وَشَرِّ مَا مَنَعْتَ

اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِيْ قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالعِصْيَانَ وَاجْعَلْناَ مِنَ الرَّاشِدِيْنَ.

الَلَّهُمَّ إِناَّ نَسْأَلُكَ الَّذِيْ هُوَ خَيْرٌ لِناَ فِيْ عَاقِبَةِ الأُمْورِ الَلَّهُ مَّ اجْعَلْ آخِرَ مَا تُعْطِيْنَا مِنَ الخَيْرِ رِضْوَانِكَ وَالدَّرَجَاتُ العُلىَ مِنْ جَنَّاتِ النَّعِيْمِ.

اللَّهُمَّ تَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَ وَأَحْيِنَا مُسْلِمِيْنَ وَأَلْحِقْناَ بِالصَّالِحِيْنَ غَيْرَ خَزَايَا وَلَا مَفْتُوْنِيْنَ اللَّهُمَّ قَاِتلِ الكَفَرَةَ وَالَّذِيْنَ يُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ وَيَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَاجْعَلْ عَلَيْهِمْ رِجْزَكَ وَعَذَابَكَ اللَّهُمَّ قَاِتلِ الكَفَرَةَ الَّذِيْنَ أُوْتُوْا الْكتِاَبَ إِلَهَ الحَقِّ.

أَللَّهُمَّ أَعِزِّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.

أَللَّهُمَّ شَطِّطْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامُهُمْ وَقَلِّلْ عَدَدَهُمْ وَأَلْقِ فِي قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Teks Khutbah Kuatkan Iman Untuk Meningkatkan Imun

Pos terkait