SERANG, BANTEN RAYA- Penyebaran virus Covid-19 mengalami tren peningkatan sejak Agustus 2022. Saat ini kasus harian Covid-19 di Provinsi Banten mencapai 300-390 kasus per hari.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti membenarkan adanya tren peningkatan kasus Covid-19 di Provinsi Banten. Bila sebelumnya pada Januari sampai Juli terjadi penurunan bahkan pelandaian kasus Covid-19, sejak Agustus sampai Oktober ini terjadi peningkatan kasus penularan.
“Di seluruh Indonesia trend-nya memang sedang naik. Untuk di Provinsi Banten, per hari mencapai 300-390 kasus,” ujar Ati, Senin (14/11/2022).
Ati mengatakan, meski terjadi peningkatan kasus Covid-19 di Provinsi Banten, namun tingkat kesembuhannya juga sangat tinggi yaitu di atas 90 persen. Hal ini misalnya dapat dilihat dari jumlah kasus secara keseluruhan dengan tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Provinsi Banten.
Dia mengungkapkan, total jumlah kasus Covid-19 di Provinsi Banten sejak awal adanya Covid-19 mencapai 380.000-an kasus, dan saat ini kasus hariannya mencapai 300 sampai 390 kasus. Namun dari jumlah itu yang dirawat di rumah sakit di bawah 10 orang. “Kesembuhan kita bagus di atas 90 persen,” kata Ati.
Ati mengatakan, pasien yang dirawat di rumah sakit hanya pasien yang memiliki tingkat kesakitan parah. Atau yang tingkat kesakitannya sedang namun memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Sementara untuk yang memiliki penyakit dengan tingkat sedang namun tidak memiliki umur bit, maka akan diarahkan untuk melakukan pengobatan di rumah.
Ditanya soal Covid-19 varian XBB yang terbaru, dia mengatakan, sampai saat ini belum ditemukan kasus Covid-19 varian XBB di Provinsi Banten. Sebelumnya pernah dilaporkan ada warga Tangerang yang terdeteksi terpapar Covid-19 varian XBB. Namun setelah diteliti lebih lanjut Ternyata bukan varian XBB. “Jadi sampai saat ini tidak ada kasus (Covid-19 varian XBB),” ujar Ati.
Ati mengungkapkan, sampai saat ini belum ada pengurangan jumlah fasilitas kesehatan termasuk jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19. Semua fasilitas Kesehatan masih tetap disediakan sebagaimana ketika kasus Covid-19 mulai marak di Indonesia, khususnya di Provinsi Banten.
Ati mengatakan, pasien Covid-19 yang melakukan isolasi secara mandiri bisa menggunakan layanan telemedicine dengan keuntungan akan mendapatkan obat Covid-19 secara gratis dari apotek yang terafiliasi dengan Kementerian Kesehatan RI.
Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan, dengan meningkatnya kasus Covid-19 di Provinsi Banten dia mengimbau agar masyarakat kembali menerapkan protokol kesehatan. Yang dilakukan untuk menghindari semakin banyaknya warga Provinsi Banten yang tertular Covid-19.
Sementara itu, sebanyak sembilan orang asal Kabupaten Serang dan Kota Serang dirawat di Rumah Sakit Dradjat Prawiranegara (RSDP) Serang setelah dinyatakan positif Covid-19. Mereka yang dirawat terdiri dari bayi, ibu baru melahirkan, dan orang dewasa.
Kasubag Humas RSDP Serang Ai Hadiyani mengatakan, pihak RSDP sejak satu pekan yang lalu kembali menerima pasien terkonfirmasi positif Covid-19 setelah beberapa bulan terakhir tidak ada pasien Covid-19. “Per hari ini (kemarin) ada 9 orang yang dirawat, dari berbagai daerah,” ujar Ai Hadiyani.
Ia mengungkapkan, keluhan pasien positif Covid-19 sama seperti pasien-pasien sebelumnya seperti batuk, pilek, dan demam tinggi. “Pasiennya ada bayi satu, ada dua orang ibu yang satunya baru melahirkan, terus yang perawatan umumnya ada lima orang. Tadi malam (kemarin) nambah satu orang lagi,” katanya.
Ai menuturkan, saat ini pihak RSDP Serang menyiagakan ruang tulip untuk merawat pasien Covid-19, sedangkan untuk ruangan lain seperti ruang muzdalifah dan Mina sudah dikembalikan untuk melayani pasien umum. “Ruang tulip untuk kapasitas 16 pasien. Dari sembilan pasien belum ada yang pulang,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Dinkes Kabupaten Serang Agus Sukmayadi membenarkan bahwa saat ini terjadi peningkatan kasus terkonfirmasi positif Covid-19. “Sampai dengan 13 November 2022 ada 77 kasus, empat orang di antaranya dirawat di rumah sakit,” ujarnya.
Agus menjelaskan, meningkatnya kasus Covid-19 tersebut karena virus Covid-19 terus bermutasi akibat menurunnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) seperti memakai masker dan menjaga jarak. “Vaksinasi masih terus berjalan, setelah memperoleh distribusi vaksin daroi Dinkes provinsi pelayanan vaksinasi akan ditingkatkan,” tuturnya.
Sementara itu, kasus Covid-19 di Kota Cilegon saat ini ada 46 kasus. Padahal beberapa bulan lalu, Covid-19 di Cilegon sempat mencapai 0 kasus. Selama 2 tahun pandemi Covid-19, sudah ada 18.177 kasus di Kota Cilegon, dengan 337 orang meninggal dunia akibat Covid-19.
kepala Dinkes Kota Cilegon Ratih Purnamasari mengaku, saat ini terus melakukan sosialisasi protokol kesehatan (prokes) memakai masker dan mencuci tangan. “Kegiatan sudah bisa dilakukan 100 persen tetapi, tetap jaga prokes,” kata Ratih.
Ia mengatakan, saat ini vaksin Covid-19 di Kota Cilegon kosong. Jikapun ada vaksin Covid-19 datang, maka akan langsung habis karena sudah ada list nama penerima vaksin Covid-19. “Kalau untuk rumah sakit di Cilegon ada 6 rumah sakit, Rumah Sakit Krakatau Medika, RSUD Cilegon, Rumah Sakit Kurnia, Rumah Sakit Hermina, Rumah Sakit Citra Sundari, dan Rumah Sakit Mutiara Bunda. Semua ada bednya, cuma kalau data saya lupa angkanya,” katanya.
Perempuan yang dokter gigi ini juga mengungkapkan, saat ini dari Dinkes Cilegon tetap melakukab sosialisasi prokes di berbagai kegiatan. Namun, untuk pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diaktifkan lagi bukan kewenangan Dinkes saja, namun Satgas Covid-19.
“Sekarang kan naik lagi (kasus covid-19). Kalau saya selalu ingatkan teman-teman, covid masih ada. Saat ini kita mengacu pasa Imendagri nomor 47 tahun 2022 untuk penanganan covidnya,” ucapnya.
Ratih mengatakan, saat ini varian Covid-19 XBB memang mengancam karena sudah masuk Indonesia. Namun, Ia belum bisa memastikan ada atau tidaknya kasus covid-19 varian XBB di Kota Cilegon. “Kalau positif covid ya penangannya sama, mau varian apa, harus isolasi,” pintanya. (tohir/tanjung/gillang)