BANTENRAYA.CO.ID – Budidaya tanaman talas beneng di Kota Serang sudah diminati pasar internasional.
Hanya saja budidaya tanaman talas beneng masih kesulitan untuk mengeskpor komoditasnya keluar negeri.
Padahal potensi ekspor talas beneng keluar negeri sangat besar.
BACA JUGA:32 Jemaah Calon Haji Kota Serang Batal Berangkat ke Tanah Suci
Sulitnya untuk mendapatkan izin ekspor talas beneng diungkapkan owner Unni Talas Beneng Rulyantina, saat menerima kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR RI Masa Sidang V tahun sidang 2022-2023 ke Unni Warehouse Talas Beneng, di Lingkungan Babakan, Kelurahan Gelam, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Provinsi Banten, Senin (29/5/23).
Owner Unni Talas Beneng Rulyantina mengatakan, pemasaran produk Unni Talas Beneng sudah menembus go internasional.
“Sudah ke beberapa negara, tapi untuk lokal kita sudah cukup banyak, tapi kalau untuk negara yang kita ekspor melalui kita baru Australia. Tapi permintaan terakhir yang datang ke kita Vietnam, Irlandia, Amerika, dan Australia,” ujar Rulyantina, kepada Bantenraya.co.id, usai acara.
BACA JUGA:Pemkot Serang Raih Opini WTP Ke-6 Secara Berturut-turut, Walikota Syafrudin: Perasaan Saya Deg-degan
Rulyantina mengatakan, pihaknya masih kesulitan untuk mendapatkan izin ekspor daun rajang talas Beneng.
Selama ini, kata Rulyantina, pihaknya harus melalui perusahaan lain untuk mengeskpor daun rajang talas beneng keluar negeri.
“Selama ini kan kita pakai support perusahaan si Bayer. Jadi pakai under name,” kata Rulyantina.
BACA JUGA:SD Negeri Tanjung Ilir Rusak Berat, Dindikbud Kota Serang Siapkan Rp 355 Juta Untuk Diperbaikan
Menurut Rulyantina, jika diekspor menggunakan perusahaan sendiri, maka komoditas talas beneng benar berasal dari Banten. Tak hanya itu, keuntungannya pun untuk Banten dan dalam negeri.
“Supaya benar-benar kita bicara ekspor itu memang benar dari Banten, karena itu kepentingannya untuk masyarakat Banten. Mengangkat ekonomi terutama daerah Banten,” katanya.
Rulyantina menuturkan, potensi ekspor talas beneng sangat besar. Untuk daunnya saja, yaitu daun rajang talas beneng sekali ekspor baru mencapai 3,2 ton per bulan. Sedangkan permintaan hampir 300 ton per bulan.
BACA JUGA:SD Negeri di Kota Serang Ini Kondisinya Rusak Berat
“Jadi masih jauh dari mana-mana,” tutur Rulyantina.
Selain kesulitan izin ekspor, Rulyantina juga mengatakan bahwa pihaknya belum dapat mencukupi bahan baku dan skala industri yang tidak mendukung.
“Belum mencukupi bahan baku dan skala industrinya tidak mendukung,” kata dia.
BACA JUGA:Pemkot Serang Raih Opini WTP Ke-6 Secara Berturut-turut
Untuk regulasi pun, lanjut Rulyantina, masih membutuhkan kolaborasi dengan beberapa kedinasan dan masyarakat setempat.
“Dibilang sulit ya memang di sini butuh kolaborasi dengan beberapa kedinasan dan masyarakat setempat,” katanya.
Rulyantina juga mengaku mengalami kesulitan di permodalan.
BACA JUGA:Kemenag Kota Serang Gelar Doa Bersama dan Mujahadah untuk Kelancaran Jemaah Haji
“Di permodalan di masyarakat. Kedua di edukasi, mereka butuh support untuk pelatihan dan difasilitasi dari kedinasan,” beber Rulyantina.
Selain daun rajang talas beneng, permintaan terhadap tepung dan Pati juga sangat tinggi hingga mencapai ribuan ton.
“Kalau tepung sama Pati juga permintaan bukan ratusan tapi ribuan ton. Data yang sudah masuk ke sana,” sebutnya.
BACA JUGA:Harga Telur Ayam Melambung, Walikota Syafrudin Janji Carikan Solusi
Selain daun rajang talas beneng, kata Rulyantina, permintaan ekspor pun terhadap serat benang.
“Jadi saya bikin serat benang dari pelepah talas beneng dan ini beberapa negara sudah minta,” kata dia.
Untuk mencukupi permintaan ekspor, kata Rulyantina tinggal mengembangkan sistem teknologi yang jauh lebih baik.
BACA JUGA:Walikota Syafrudin Minta Didoakan Selamat Sampai AkhirJabatan oleh Jemaah Haji Kota Serang
“Mungkin dengan teknologi yang baik bisa memotong pos dengan tenaga manusia hasilnya jauh. Masih sedikit minim,” ungkapnya.
Rulyantina mengatakan, para petani yang terlibat dalam ekspor sudah banyak dari beberapa kabupaten di Banten.
“Udah cukup banyak karena kita merangkul dari Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak,” kata Rulyantina.
Rulyantina berharap dengan adanya kunjungan dari Komisi IV DPR RI dan instansi pemerintah terkait baik pusat maupun daerah, dapat membantu dalam mengurus perizinannya.
“Harapan saya mudah-mudahan apa yang kita inginkan dengan apa yang kita sampaikan mereka benar-benar mensupport kita dengan apa tujuan kota mengembangkan talas beneng dari hulu sampai hilir dan itu bisa kita buktikan,” katanya.
“Mudah-mudahan tadi saya sampaikan ke Komisi IV, dan dinas minta supaya tolong bantu kami untuk mudah mengurus perizinannya,” sambungnya. ***