BANTENRAYA.CO.ID – Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang mengaku sangat susah menangani Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kota Serang.
Alasan sangat susah mengurus PMKS, karena minimnya anggaran yang disediakan oleh Pemerintah Kota Serang.
Imbasnya para PMKS kembali turun ke jalanan di Kota Serang, melakukan aktivitas meminta-minta atau mengemis.
BACA JUGA:Sekda Nanang Saefudin Akui di Pemkot Serang Masih Ada Tenaga Honorer ‘Siluman’
Sekadar diketahui, PMKS di Kota Serang terbagi menjadi 26 golongan, dari mulai fakir miskin, anak jalanan, gelandangan, pengemis, manusia silver, manusia badut, manusia kemoceng, pengamen, sampai ke manusia gerobak.
Kepala Dinas Sosial Kota Serang Toyalis mengaku kerap melakukan pendampingan mulai dari asesmen, hingga pemberian bantuan kepada PMKS, namun tidak ada perubahan yang ditunjukkan.
“Kita selama ini sudah asesment PMKS yang muncul di jalanan kayak anak-anak yang di cat silver itu, ada juga bantuan terutama yang terlantar seperti lansia dan disabilitas kita bantu semampu Kota,” ujar Toyalis, kepada Bantenraya.co.id, Senin 5 Juni 2023.
BACA JUGA:Agar Tidak Jadi Beban, Pemkot Serang Larang OPD Angkat Honorer
Toyalis mengaku pihaknya sudah beberapa kali mengirim anak jalanan untuk mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Dinsos.
“Kita kemaren mengirim tiga anak untuk pelatihan, saya tanya kenapa anjal tidak dikirim ternyata pada kabur. Jadi memang sudah wataknya mungkin ingin seperti itu. Mentalnya seperti itu aja tidak mau berubah, jadi susah,” ucap dia.
Toyalis pun mengaku heran terhadap anak-anak muda yang mau minta-minta di jalan.
BACA JUGA:Tekan Harga Telur, Pemkot Serang Wacanakan Mensubsidinya
“Saya juga heran kenapa anak-anak muda mau minta-minta di jalan,” tuturnya.
Toyalis menjelaskan, alasan PMKS memilih melakukan kegiatan meminta-minta, karena kebutuhan hidup untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, namun setelah diberikan pendampingan PMKS tersebut melarikan diri.
“Alasannya untuk kebutuhan hidup. Tapi setelah diberikan pendampingan mereka kabur melahirkan diri,” ungkap Toyalis.
BACA JUGA:Pemkot Serang Raih Opini WTP Ke-6 Secara Berturut-turut, Walikota Syafrudin: Perasaan Saya Deg-degan
Toyalis menyebutkan, para PMKS kebanyakan warga Kota Serang.
“Kebanyakan sih orang Serang asli, campur saja, ada orang Serang, Cipocok, ada juga dari luar,” sebut dia.
Menurut Toyalis, penampungan untuk para PMKS sudah disediakan, namun para PMKS ini selanjutnya akan arahkan apa selanjutnya.
BACA JUGA:Tenaga Honorer Kota Serang Dapat Honor Rp 200 Ribu Per Bulan, Sekda Nanang Sebut Tidak Manusiawi
“Kalau penampungan sudah kita sediakan, ya mau apa di sana juga, kan kalau disuruh tidur juga tidak ada gunanya,” katanya.
Mengurus PMKS, lanjut Toyalis, sangat susah terlebih minimnya anggaran yang disediakan oleh Pemerintah Kota Serang.
“Saya ada penampungannya kalau hanya menampung ada, tapi kan mereka harus dikasih makan dan segala macam. Kalau di Handayani dan di Bogor itu sudah disiapkan anggarannya, pelatihan tiga bulan,” tandas Toyalis. ***