Eksistensi Batik Pekalongan Perlahan-lahan Kian Diancam oleh Banjir Rob

batik pekalongan
Eksistensi batik Pekalongan kian diancam banjir Rob. (Foto: Instagram @mongabay.id)

BANTENRAYA.CO.ID – Batik Pekalongan terancam oleh bencana banjir Rob yang menyerang pesisir utara Jawa.

Dilansir oleh bantenraya.co.id dari postingan video Instagram @mongabay.id, banjir rob bisa menjadi masalah serius bagi eksistensi batik Pekalongan.

Seperti diketahui, batik Pekalongan adalah salah satu batik yang terkenal di Indonesia.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: 7 Penyebab Kesemutan yang Harus Diwaspadai, Bisa Jadi Karena Gejala Penyakit Tertentu

Eksistensi batik tersebut telah mengangkat nama Kota Pekalongan.

Dilansir banternraya.co.id dari halaman wikipedia, Kota Pekalongan adalah kota pelabuhan terpenting di Jawa Tengah dan terkenal dengan batiknya.

Dan berkat batik Pekalongan, kota tersebut menjadi kota pertama di Asia Tenggara yang menjadi bagian dari Jaringan Kota Kreatif UNESCO.

BACA JUGA: 6 Jurusan Kuliah IPA yang Sangat Langka Namun Tinggi Peminat

Namun, perubahan iklim dan eksploitasi air tanah memicu terjadinya penurunan muka air tanah di pesisir utara Jawa.

Dan setiap bencana alam pastinya akan berdampak pada masyarakat sekitar.

Dan bencana banjir tersebut sangat berdampak bagi masyarakat di pesisir, termasuk para buruh batik.

BACA JUGA: 5 Pengidap Penyakit yang Tidak Boleh Makan Pare, Kabar Penting bagi Penggemar Pare

Di samping kerugian ekonomi yang dirasakan, mereka pun harus berjuang bertahan hidup ketika banjir Rob datang berulang kali.

Sebagai tambahan informasi, banjir Rob atau banjir dari pasang-surut adalah banjir di tepi pantai yang terjadi karena permukaan air laut yang lebih tinggi daripada bibir pantai atau daratan di pesisir pantai.

Sebuah penelitian Mercy Corps Indonesia (MCI) bersama akademisi dari Institut Pertanian Bogor dan Universitas Diponegoro, memproyeksikan kabupaten dan kota Pekalongan akan kehilangan 5.271 hektar wilayah pada 2035.

BACA JUGA: 7 Surat di Al-Quran yang Memiliki Keutamaan Lebih dari 10 Pahala Tiap Membaca Hurufnya

Hal tersebut merupakan dampak dari kenaikan permukaan air laut dan penurunan tanah.

Ahli Geodesi ITB, Heri Andreas, meneliti bahwa penurunan tanah di Pekalongan terjadi sekitar 1-20 cm per tahun.

Video yang menampilkan sebagian bukti foto proyeksi Pekalongan yang akan kehilangan lahannya tersebut mendapat beberapa tanggapan dari warganet.

BACA JUGA: Jangan Takut Donor Darah! Manfaatnya Sangat Besar ke Kesehatan

@virgiawangalang26 berkomentar, “Gubernurnya kemana?”

Sementara @nanak_qrs berkomentar, “Saya asli pekalongan, saya tidak setuju jika batik ini diteruskan atas nama budaya tp tidak dibina dengan baik. Harus ada tindak tegas dr pemerintah terhadap cemaran limbahnya.”

Salah satu jurnal dari situs undip.ac.id menyebutkan bahwa luas genangan banjir Rob yang terjadi di Kabupaten Pekalongan tahun 2020 sebesar 1081,93 hektar.

BACA JUGA: 6 Amalan yang Harus Dihindari Seorang Muslim Karena Termasuk Perbuatan Syirik

Dan jurnal tersebut juga menyebutkan kalau genangan banjir Rob akan semakin meluas menjadi 7389,47 hektar tahun 2030 dan tanggul diprediksi seluruhnya tenggelam.

Memang harus ada kepedulian dari pemerintah untuk dapat menangani bencana yang perlahan-lahan mengancam hilangnya sentra-sentra tempat kelahiran batik Pekalongan tersebut.***

Pos terkait