BANTENRAYA.CO.ID – Kekeringan selama kurun waktu 3 bulan membuat warga di Kampung alias Lingkungan Cipala, Kelurahan Lebakgede, Kecamatan Pulomerak mengalami krisis air bersih.
Krisis air bersih tersebut karena sejumlah penampungan dan mata air di perbukitan wilayah Kecamatan Pulomerak kering kerontang.
Akibatnya, warga sekarang mengandalkan bantuan air bersih dari para donatur, baik industri, relawan hingga perusahaan BUMN dan BUMD di Kota Cilegon.
Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga mengandalkan bantuan air bersih yang dikirimkan ke atas bukit.
BACA JUGA:Rincian Harta Kekayaan Walikota Cilegon Helldy Agustian, Tanahnya Berceceran di Kota Cilegon
Tidak hanya untuk konsumsi saja, namun untuk keperluan mandi dan mencuci juga mengandalkan air bantuan tersebut.
Parahnya lagi, para ibu-ibu alias emak-emak mengaku mandi wajib atau junub juga harus menunggu bantuan air bersih datang.
Setiap bantuan air bersih yang datang ke pemukiman, warga juga dibatasi hanya boleh mengambil 1 jerigen ukuran 10 liter saja.
Salah satu emak-emak di Lingkungan Cipala Habibah mengaku, membenarkan jika untuk urusan mandi harus mengandalkan bantuan air bersih.
BACA JUGA:Rincian Harta Kekayaan Sanuji Pentamarta, 11 Bidang Tanah yang Dimiliki Ternyata Bukan di Cilegon
Bahkan Ia terbiasa tidak mandi untuk menghemat air.
“Jadi menghemat air, mandi kalau seperlunya. Mandi wajib juga menunggu bantuan air yang datang,” katanya, Jumat 13 Oktober 2023.
Setiap bantuan yang datang, papar Habibah, dirinya hanya dijatah untuk mengambil air 1 dirigen saja ,atau jika dengan galon itu 2 galon saja.
“Yah semuanya dijatah cuma 1 jerigen saja. Ini supaya yang lain kebagian,” ucapnya.
Itu, lanjut Habibah, karena bantuan air yang diterima warga juga hanya terbatas 1 tangki saja di kisaran 3 ribu sampai 4 ribu liter.
“Jumlah warga banyak jadi dijatah semuanya. Kan yang dikirim ke sini juga sangat terbatas, truk tidak akan bisa naik kalau tangkinya penuh,” ujarnya.
Sementara itu, Ali Ketua RT setempat membenarkan jika mandi itu sangat jarang dilakukan warganya.
Terlebih, urusan mandi wajib itu pasti kalau ada kiriman air.
BACA JUGA:Muhsin Ice Pelepas Dahaga Hanya Rp 5 Ribu, Warga Cilegon Wajib Merapat
“Yah. Mandi itu kalau airnya banyak dan ada bantuan. Sebabkan menghemat,” jelasnya menyambar pernyataan emak-emak sambil berkelakar.
Ali menyampaikan, berharap bantuan terus datang ke wilayahnya.
Bahkan, diharapkan ada solusi jangka panjang, agar tidak setiap kemarau hanya mengandalkan bantuan air saja.
“Kami berharap ada penyelesaian jangka panjang. Sembari kami juga meminta agar bantuan terus dilakukan,” ucapnya.
BACA JUGA:Mengintip Harta Kekayaan Walikota Serang Syafrudin, Tanahnya Tak Bisa Dihitung Pakai Jari
Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Kebencanaan pada BPBD Kota Cilegon Oman Fathurahman menyampaikan, kekeringan atau krisis air sudah meluas sampai pemukiman.
Beberapa diantaranya yakni di Kelurahan Mekarsari, Suralaya dan Lebakgede Kecamatan Pulomerak.
“Sudah sampai bawah itu krisisnya. Jadi memang sudah meluas karena air pompa sulit untuk naik,” ucapnya.
Oman juga membenarkan jika anggaran yang ada di BPBD pada 2023, khususnya APBD Perubahan hanya Rp65 juta.
BACA JUGA:Intip Harta Kekayaan Rano Karno yang Miliki 4 Mobil di Garasi Rumahnya
Padahal sebelumnya sudah dihitung untuk kebutuhan selama 3 bulan untuk 4.580 jiwa itu Rp2,6 miliar dengan asumsi 20 liter per hari untuk 1 warga.
“Sebenarnya sudah dihitung bersama. Tapi memang direalisasi hanya Rp65 juta saja. Bahkan, pihaknya juga sebenarnya sudah mengajukan adanya pengadaan mobil tangki air untuk khusus mobilisasi saat kemarau,” pungkasnya. ***