Harganya Makin Nyaring Berkokok, Pedagang Ayam Terpaksa Bongkar Tabungan Buat Modal

Ayam
Harga ayam mencapai Rp45 ribu per kilo, semakin mahal dan mambuat pedagang rugi. (Uri/BantenRaya.Co.Id)

BANTENRAYA.CO.ID – Pedagang ayam di Pasar Baru Kranggot terpaksa membongkar tabungan untuk tambahan modal tetap berjualan.

Hal itu dilakukan untuk bisa menutupi kerugian harga jual ayam yang sekarang mencapai Rp45 ribu per kilo.

Sudah hampir 1 pekan, harga ayam di Banten semakin mahal alias nyaring berkokok.

Bacaan Lainnya

Akibatnya, semakin membuat rugi pedagang karena pembali semakin sedikit dan beralih ke daging lainnya.

Suleha salah satu pedagang menyatakan, pihaknya terpaksa tetap berdagang meski merugi. Sebab, ada banyak langganan yang harus tetap dilayani.

BACA JUGA: Daftar 5 Warung Makan Mie Ayam Sedap dan Nagih di Bogor, Cek Lokasinya

“Yah saya terpaksa bongkar tabungan sekarang ini. Ini buat tambahan modal, sudah hampir 8 juta lebih tabungan yang dipakai menutupi modal,” katanya, Rabu 21 Juni 2023.

Suleha menjelaskan, sudah hampir 1 bulan harga daging yang didapatkan dari agen menjadi mahal. Per kilo bisa mencapai hingga Rp44 ribu, atau hanya mengambil untung kurang dari Rp1.000.

“Sekarang di agen mahal, sementara dijual lebih mahal lagi tidak akan laku, makanya paling selisih Rp1.000 saja untuk balik modal hitungannya,” jelasnya.

Disamping juga, jelas Suleha, ia merasa lelah karena setiap konsumen pasti mengeluhkan harga ayam yang semakin mahal.

“Yah capek sebenarnya. Ini beberapa hari saya juga tutup dan sekarang baru berjualan lagi karena langganan,” imbuhnya.

BACA JUGA: 8 Ragam Mie Ayam yang Terpopuler dan Gurih di Jepara, Berikut Alamatnya

Lalu, papar Suleha, tidak jadinya mogok karena para pedagang masih belum kompak semuanya, lalu ada bos agen yang masih kuat secara modal meski harus merugi.

“Cilegon ini ada dua bos besar, satu itu sudah setuju buat berhenti, tapi bos satu lagi tidak mau karena modalnya masih besar,” ucapnya.

Untuk sekarang, jelas Suleha, biasanya menjual dari 80 sampai 100 ekor, dikurangi hanya separuh saja. Karena jika terlalu banyak ditakutkan merugi.

“Yah biasanya 100 ekor dan itu bisa nambah. Sekarang tidak berani, karena ini saja sudah rugi. Jaual jeroang, ceker dan kepala juga tidak adak bisa menutup kerugian,” terangnya.

Salah satu pedagang ayam di Pasar baru Kranggot Buang menjelaskan, jika sekarang harga daging ayam naik lagi menjadi Rp45 ribu per kilo dari sebelumnya hanya Rp40 ribu.

BACA JUGA: Dijamin Enak! Kunjungi 6 Warung Mie Ayam di Bogor yang Populer dan Bikin Ketagihan

“Untuk harga jual itu naik lagi, jadi konsumen juga mulai berkurang, biasanya habis antara 20 sampai 25 ekor, sekarang 10 ekor saja sudah bagus,” katanya.

Buang menyampaikan, harga beli dari agen untuk ayam sekarang mencapai Rp44 ribu saja per kilo. Hal itu, tentu membut pedagang menjadi merugi dan memutuskan sebagain besar untuk tutup.

“Bahasanya untungnya enggak kemakan. Soalnya baisanya mengambil selisih Rp3 ribu sampai Rp5 ribu, sekarang hanya Rp1 ribu saja. Artinya itu hitungan rugi, terutama yang pedagang ayam kecil,” ucapnya.

Kenaikan harga ayam sendiri, jelas Buang, dipicu dari para peternak ayam yang mengaku jika pakan ternak sangat mahal, sehingga terpaksa menaikan harga ayam kepada agen.

“Kalau stok itu banyak. Tapi inikan karena pakannya atau pupuknya dan lainnya menjadi sangat mahal, sehingga berimbas kepada harga jual,” imbuhnya.

BACA JUGA: TOP! 6 Rekomendasi Mie Ayam Paling Maknyus dan Lezat di Boyolali, Simak Lokasinya

Buang menambahkan, kondisi pedagang ayam tidak berjualan sebenarnya sudah sekal satu bulan lalu. Namun, sekarang lebih banyak lagi karena memang merugi.

“Yah sekarang rubi, hitungannya kalau untung Rp1 ribu per kilo yah rugi, karena partainya cuma pedagang kecil yang hanya 25 potong per hari,” ujarnya.

Mogoknya para pedagang ayam tersebut dibenarkan Kepala UPTD Pasar Baru Kranggot Dani Rahmat, jika hampir separuh pedagang yang bisanya menempati lapak sudah tidak berjualan lagi.

“Jika pun bertahan sekarang maka terpaksa saja. Karena mungkin tidak enak dengan pelanggan yang sudah rutin membeli,” jelasnya.

Karena harganya yang mahal, imbuh Dani, sekarang juga apra pembeli mengurangi jatah pembeliannya. Sebab, tidak lagi terjangkau dengan harga yang mencapai Rp45 ribu per kilo.

“Jadi oembeli juga sudah menngurangi jatahnya karena mahal. Makanya, sebagian memutuskan untuk tidak berjualan,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala UPT Pasar Baru Keranggot Dani Rahmat menjelaskan, membenarkan adanya kabar pedagang ayam akan mohgok dari 3 hari yang lalu. Bahkan, surat seruan mogok juga sudah disebarkan dan ditandatangani beberapa.

“Yah suratnya dan di Cilegon ada yang tanda tangan. Ini karena memang harga ayam di pasar cukup mahal,” pungkasnya. ***

Pos terkait