Trending

Industri Halal Indonesia Masih Ketinggalan Malaysia

Kuliah Umum Dies Natalis FISIP Untirta ke 20

BANTENRAYA.CO.ID – Prof Siti Nur Azizah, Ketua Satuan Halal Center sekaligus Wakil Rektor Bidang 4 UNESA menyatakan, Indonesia ada di peringkat lima menurut data Global Islamic Economy (GIE) Indicator, yang mengukur kekuatan ekonomi syariah di 73 negara.

Meskipun mengalami perbaikan dari tahun sebelumnya yang ada di peringkat ke-10, namun kata Prof Siti Nur Azizah, angka ini masih di bawah Malaysia yang ada di peringkat 1.

“Padahal jumlah penduduk muslim Malaysia jauh dibawah Indonesia. Indonesia menjadi peringkat pertama sebagai konsumen produk halal, bukan sebagai produsennya,” kata Prof Siti Nur Azizah dalam Kuliah Umum yang diselenggarakan oleh FISIP Untirta dalam rangka Dies Natalis FISIP Ke-20, Senin 19 Juni 2023.

Dalam kuliah umum ini juga terungkap bahwa sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia baru bisa memanfaatkan 13 persen dari industri halal global.

Padahal potensi industri halal global tersebut tercatat USD 3,3 triliun untuk tahun 2023, bahkan angka tersebut diprediksi akan terus meningkat dari tahun ke tahun.

BACA JUGA:7 Kelebihan Jurusan PGSD dan Prospek Kerjanya yang Wajib Kamu Ketahui!

Prof Azizah menjelaskan bahwa konsep halal dulu tidak jadi perhatian, namun sekarang sudah menjadi isu global. Harusnya, menurut Azizah, isu ini muncul di Banten karena Banten dikenal sebagai daerah yang Islami dan religius.

“Dulu konsep halal makanan hanya ada empat, makanan tidak mengandung babi, disembelih dengan mengucapkan bismillah, tidak merupakan bangkai dan bukan darah. Namun konsep halal sekarang berkembang karena sudah banyak bahan campuran. Konsep halal, terutama dalam makanan, penting karena makanan membentuk karakter seseorang dalam kehidupan sehari-hari, karena makanan bercampur di tubuh kita dan menjadi daging,” tambah Guru Besar Unesa ini.

Baca artikel Bantenraya.co.id lainnya di Google News
 
1 2Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button