BANTENRAYA.CO.ID – Arus balik mudik lebaran masih banyak kendaran dari pemudik belum balik ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).
Mudik lebaran kali ini lebih padat dari tahun sebelumnya. Yakni, mencapai 123,8 juta pemudik yang berangkat.
Perbandingan dengan tahun sebelumnya, mudik lebaran hanya mencapai hingga 85,5 juta pemudik saja.
Kepadatan pemudik di tahun ini membuat perhatian pemerintah untuk mengatur perjalanan.
Dikutip Bantenraya.co.id dari laman www.pmjnews.com, Kementrian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan masih banyak pemudik yang belum balik ke arah Jabodetabek.
Perkiraan dari Kemenhub mencapai 808.000 kendaraan pemudik yang belum balik ke wilayah masing-masing.
Dari jumlah tersebut, dikarenakan adanya penundaan arus balik mudik lebaran dari imbauan dari pementah.
Pemerintah memberi inbauan untuk melakukan penundaan perjalanan pulang arus mudik lebaran 2023, pada puncak arus balik 24-25 April dan 30 April 2023.
Hal tersebut membuat para pemudik yang ingin melakukan perjalanan menjadi tertunda dan hingga masih dalam jumlah yang banyak pemudik belum balik ke wilayahnya masing-masing.
BACA JUGA: Cara Pesan Tiket Penyebrangan di Pelabuhan Ciwandan, Persiapan Mudik Lebaran 2023
Direktur Jendral Peehubungan Darat Kemenhub, Hendro Sugiatno mengatakan, pada H+1 dan H+2 lebaran sebanyak 175.000 kendaraan yang sudah kembali ke wilayahnya (Jabodetabek).
Dari jumlah tersebut, membuktikan masih banyak kendaraan pemudik yang belum kembali pada wilayah Jabodetabek.
Direktur Hendro juga mengatakan, guna melayani arus balik mudik lebaran yang tersisa 808.000 kendaraan tersebut, pemerintah melakukan pembatasan kendaraan angkutan barang.
BACA JUGA: Pemudik Motor Wajib Tahu! Berapa Harga Tiket Penyebrangan Pelabuhan Ciwandan?
Dalam hal tersebut, untuk mengantisipasi para pemudik yang ingin melakukan perjalanan balik ke wilayahnya agar lebih kondusif dan lancar dalam perjalanan.
Pembatasan ini juga dilakukan untuk menghindari kepadatan pada ruas tol 66 sampai Km 48 Tol Jakarta Cikampek.
“Apabila tidak dilakukan pembatasan dan rekayasa lalu lintas maka akan terjadi kepadatan lalu lintas di segmen Km 66 sampai Km 48 Jakarta Cikampek dengan volume per kapasitas rasionya sebesar 1,02 hal ini melebihi batas yang disepakati yaitu 0,8,” katanya.
Hendro menetapkan hal ini demi kelancaran arus balik mudik lebaram, agar tidak terjadi kepadatan lalu lintas.***