Jelang Idul Adha, Harga Beras Naik, Elpiji Langka

Harga Beras Naik, Elpiji Langka
Harga beras naik jelang hari raya idul adha.

Bantenraya.co.id – Harga beras mengalami kenaikan dan elpiji 3 kilogram mengalami kelangkaan di sejumlah daerah di Provinsi Banten.

Kenaikan harga beras antara lain terjadi di Pasar Badak Pandeglang.

Sejumlah pedagang menduga kenaikan terjadi lantaran musim panen padi tidak terjadi secara serentak dan telah usai.

Bacaan Lainnya

Kenaikan terjadi pada semua jenis beras, baik medium maupun beras dengan grade premium.

Pemprov Banten Gandeng APH Percepat Lacak Mobil Dinas

Saat ini, pedagang di Pasar Badak Pandeglang mematok harga beras medium di kisaran Rp300 ribu – Rp320 ribu per karung 25 kilogram.

Sementara sebelum naik, pedagang menjual beras medium tersebut di kisaran Rp280 ribu – Rp290 ribu per karung.

Adapun untuk beras premium menyentuh Rp380 ribu – Rp400 ribu per kilogram.

Normalnya, beras premium bisa dibeli di kisaran harga Rp 300 ribu – Rp320 ribu per karung.

Bunuh 6 Badak Jawa, Sunendi Divonis 12 Tahun Penjara

Salah satu pedagang, Nurul (38) mengungkapkan, dirinya menaikan harga sudah sejak dua pekan ke belakang, tepatnya, di awal bulan Juni 2024.

Dijelaskannya, kenaikan yang ia lakukan merupakan respons dari permintaan pihak penggilingan tempat ia biasa mendapatkan stok beras untuk kios miliknya.

“Dari penggilingannya minta naik. Mau gak mau ya kita jual sesuai yang kita beli,” ungkap Nurul kepada Banten Raya, Kamis (13 Juni 2024).

Nurul mengatakan, alasan dari pihak penggilingan menaikan harga beras ialah lantaran pihak penggilingan mengaku kesulitan mendapatkan stok gabah.

Perputaran Ekonomi Penjualan Hewan Kurban Capai Rp621 Miliar

Nurul sendiri biasanya mendapatkan beras dari penggilingan yang berada di Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, dan Pontang, Kabupaten Serang.

Sulitnya mendapatkan gabah tersebut, menurut Nurul terjadi akibat masa panen yang sudah mulai habis dan panen yang terjadi saat ini tidak serentak.

“Beras lokal semua yang saya jual dari Cimanuk dan Pontang.

Mereka (pihak penggilingan) sih ngakunya susah dapet gabah.

Pemprov Perlu Kaji Aturan Pakaian Adat

Tapi ya susahnya gak sampe langka. Kalau ngomongin aman atau tidak ya dijamin aman stokmah,” katanya.

Di lain sisi, momen menjelang Idul Adha juga diduga Nurul menjadi biang kerok lain dari kenaikan harga beras di Pandeglang.

Meski Nurul tak bisa menjelaskan korelasinya secara langsung, namun hal tersebut terus terjadi tiap tahunnya.

Akibat kenaikan harga beras tersebut, Nurul mengaku selalu mendapatkan komplain dari pelanggan yang datang ke kiosnya.

Malam Puncak HUT 25 Kota Cilegon, Warga Dihibur Band Jamrud

Tak jarang, ia kadang merasa bingung ketika memberikan pengertian ke pelanggan yang datang untuk mencari beras.

“Tapi Alhamdulillah sih kalau dari penjualan stabil bahkan naik.

Karena mau lebaran mungkin ya, mau gak mau ya masyarakat pasti dibeli beras walaupun mahal,” paparnya.

Dijumpai di kios Nurul, salah satu pembeli beras, Dian mengutarakan keluhannya kepada Banten Raya terkait kenaikan harga beras.

Helldy Ingin MTQ Cilegon Jadi Percontohan Validasi Peserta MTQ di Banten

Bahkan, ia juga menyinggung soal peran pemerintah yang dinilai tak maksimal dalam mengatur harga bahan pokok di pasar.

“Udah mah cabai, tomat, sekarang beras, terus nanti apalagi yang naik? Kita pendapatan mah segini-gini aja, tapi harga naik semua.

Saya mah rakyat kecil, ikutin aja maunya,” kata Dian.

Wanita yang juga pernah menempuh pendidikan di kampus UPI Bandung ini berharap, agar Pemerintah

Tak Kunjung Pindah, Satpol PP Bongkar Paksa PKL di JLS Cilegon

Kabupaten (Pemkab) Pandeglang bisa belajar dari tahun-tahun sebelumnya saat terjadi kenaikan harga di momen hari besar ataupun saat di momen bukan musim panen.

Ia juga bahkan menilai bahwa kenaikan harga bahan pokok, khususnya beras, seperti sebuah siklus yang menyusahkan masyarakat.

“Kenaikan itu ya kayak siklus aja, nah harusnya pemkab (Pandeglang) bisa memprediksi dong. Tiap tahunkan sama. Bikin kebijakan apa kek, yang beda gitu. Inimah gini-gini terus tiap tahun,” katanya.

Sementara itu, ketersediaan elpiji 3 kilogram di Kabupaten Lebak mengalami kelangkaan. Akibatnya, harga elpiji naik menjadi Rp28 ribu- Rp32 ribu per tabung.

Polling Calon Gubernur Banten 2024-2029, Tentukan Kandidat Terbaik Pilihanmu!

Bahkan, sejumlah warga di Desa Sukarendah, Kecamatan Warunggunung beralih menggunakan kayu bakar.

Berdasarkan pantauan, tujuh warung kelontong di Kecamatan Rangkasbitung tidak ada yang menyediakan elpiji.

Pemilik warung kelontong di Desa Cikatapis, Irman mengatakan, distributor elpiji sudah sepekan tidak memasok gas ke warungnya.

“Udah tujuh hari ini, tidak ada distributor yang kesini, saya belum tau apa penyebabnya,” kata dia kepada Banten Raya, Kamis (13 Juni ).

Hilang Fokus Saat Berkendara, Pemotor Tabrak Pejalan Kaki di Jalan Raya Serang-Cilegon

Meskipun ada, harga gas cukup mahal yakni Rp32 ribu, kenaikan tersebut diduga imbas dari kelangkaan elpiji.

“Karena langka kayanya, naik juga bukan karena saya ya. Tapi emang harga dari distributor juga naik, dengan harga awal Rp25 ribu,” ungkap Irman.

Sementara itu, pemilik warung lainnya, Tantri membenarkan bahwa selama satu pekan, tidak ada distributor yang datang untuk memasok gas.

“D isini juga tidak ada sama, kalau harga gas di sini naik Rp28 ribu dengan harga semula Rp24 ribu,” ujarnya.

Beton Jalan Banten Lama-Tonjong Kasemen Kota Serang Menganga

Ia mengaku, tidak tahu apa yang menjadi penyebab terjadinya kenaikan harga.

Namun, ia memastikan kenaikan harga gas elpiji semenjak diberlakukannya menggunakan KTP.

“Saya berharap, kenaikan harga serta kelangkaan ini bisa segera ditanggulangi. Gas elpiji sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” ujarnya.

Terpisah, warga Kecamatan Warunggunung, Acih mengaku, tidak bisa berbuat banyak menghadapi harga gas elpiji yang tinggi.

Terkumpul Rp1,2 Miliar, UPZ Krakatau Steel Salurkan Zakat Infak Shodaqoh ke 43 Kelurahan di Kota Cilegon

Ia akhirnya memanfaatkan kayu sebagai bahan bakar untuk memasak.

“Karena harga naik, dan gas langka, saya terpaksa menggunakan kayu sebagai bahan bakar,” terangnya.

Acih berharap pemerintah bisa segera mencari solusi dan seharusnya tidak menyulitkan masyarakat saat membeli gas elpiji menggunkan KTP.

“Infonya beli gas elpiji menggunakan KTP, intinya yang sudah terdaftar ya atau gimana saya gak tahu?

Ribet menurut saya khususnya masyarakat kecil, jadi saya harap pemerintah tidak menggunakan (kebijakan) itu,” katanya. (aldi/sahrul)

 

 

(aldi)

Pos terkait